Logo
>

TLKM Tertekan, Ex Dirut BEJ Beli di Harga ini

Ditulis oleh KabarBursa.com
TLKM Tertekan, Ex Dirut BEJ Beli di Harga ini

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Saham PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) mengalami tekanan berat belakangan ini. Namun, di tengah penurunan harga saham Telkom, mantan dirut Bursa Efek Jakarta, Hasan Zein Mahmud, mulai mengakumulasi kembali saham tersebut.

    "Saya mulai lagi nyendok TLKM. Dimulai dari harga Rp3.640 dan terakhir Rp3.430. Saham-saham telekomunikasi dalam pekan terakhir Maret mengalami penurunan tajam. ISAT dalam seminggu terakhir turun 3,66 persen, EXCL 5,44 persen, dan TLKM paling dalam dengan penurunan 11,03 persen," tulis Hasan Zein dalam postingan di Facebook-nya, yang dikutip pada Senin 1 April 2024.

    Hasan menyatakan bahwa meskipun kinerja Telkom tergolong bagus, terutama karena tahun pemilu biasanya menjadi musim panen bagi emiten dengan kode saham TLKM, serta trafik data meningkat saat Lebaran. Namun, ia menggambarkan TLKM sebagai 'raksasa bergerak lambat'. Pertumbuhan pendapatan operasional tidaklah mudah, dan kenaikan laba dua digit pada tahun 2023 bukanlah karena operasi, melainkan karena rugi investasi yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.

    “Telkomsel – anak usaha TLKM – dengan pelanggan 160 juta tak gampang mempertahankan kualitas layanan. Ada peluang penurunan jumlah pelanggan. Begitu juga Indihome,” sebut Hasan.

    Kemudian, rencana unlock value dengan menggiring anak usaha TLKM ke panggung IPO. Selain cuma one off value non operasi, anak-anak usahanya TLKM juga tidak banyak lagi yang prospektif.

    Potensi pertumbuhan yang tinggi ada di segmen data center. Tapi, ini bukan bisnis inti TLKM. Persaingan dengan swasta juga cukup sengit. “Mitratel (MTEL) saya perkirakan masih akan bertumbuh, tapi tidak dua digit,” tutur dia.

    Hasan menyarankan agar TLKM meningkatkan efisiensi untuk memperbaiki bottom line (laba) di tengah potensi upper line (pendapatan) yang stagnan.

    Soal saham TLKM, menurut dia, harga di bawah Rp3.900-4.000 tergolong masih murah. “TLKM masih akan bertumbuh, walau boleh jadi makin lamban. Pertumbuhan upper line dua digit memang susah. Tapi bukan tidak bisa,” ujarnya.

    Telkom (TLKM) mencatatkan pendapatan Rp38 triliun pada kuartal IV-2023 atau naik 0,6 persen (qoq). Alhasil, pendapatan Telkom sepanjang 2023 mencapai Rp149,2 triliun atau tumbuh 1,3 persen (yoy).

    Namun, EBITDA Telkom turun 1,8 persen (yoy) menjadi Rp77,6 triliun. Sedangkan laba bersih emiten berkode saham TLKM tersebut mencapai Rp24,6 triliun atau melejit 18,3 persen (yoy) pada 2023.

    “Jumlah pelanggan mencapai 159,3 juta atau naik 1,6 persen (yoy). Rata-rata pendapatan per pengguna (ARPU) seluler meningkat 7,5 persen (yoy) menjadi Rp47,5 ribu pada 2023,” tulis analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Jonghoon Won dalam risetnya dikutip Senin 1 April 2024.

    Menurut dia, angka operasional kuartalan TLKM lebih rendah dari perkiraan dengan penurunan ARPU seluler dan ARPU IndiHome masing-masing sebesar 4,3 persen (qoq) dan 2,9 persen (qoq), sehingga pasar bereaksi negatif setelah TLKM merilis laporan keuangan 2023.

    “Meski demikian, kami masih mengantisipasi fundamental TLKM yang solid dan diperkirakan mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang lebih kuat pada 2024,” sebut Jonghoon.

    Karena itu, Mirae mempertahankan rekomendasi trading buy untuk saham TLKM. Target harga terbaru saham TLKM dipatok Rp4.790, dengan menggunakan metode discounted cash flow (DCF) 10 tahun dengan WACC sebesar 12,5 persen dan tingkat pertumbuhan terminal 1,5 persen.

    Saat ini, TLKM diperdagangkan pada valuasi EV/EBITDA sebesar 4,9 kali (di bawah standar deviasi -1,0). “Dalam pandangan jangka menengah dan panjang, kami melihat TLKM memiliki cukup ruang untuk potensi kenaikan, karena kuatnya pertumbuhan top line dan akan ada penurunan suku bunga mulai semester II-2024, yang akan berdampak positif pada harga saham TLKM,” pungkas Jonghoon.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi