Logo
>

TOWR Izin Investor untuk Terbitkan Saham Baru, Telisik Tujuannya

Ditulis oleh Syahrianto
TOWR Izin Investor untuk Terbitkan Saham Baru, Telisik Tujuannya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM — PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) telah mengumumkan rencana penerbitan saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan total nilai maksimum mencapai Rp9 triliun. Tujuan dari langkah ini adalah untuk memperkuat struktur modal dan mendukung pertumbuhan bisnis.

    Langkah strategis ini diambil sebagai bagian dari upaya refinancing utang dan untuk modal kerja yang penting bagi keberlanjutan operasional Perseroan serta anak perusahaannya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo).

    Dalam dokumen Pengumuman Modal dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu yang terbaru, Perseroan menyampaikan bahwa penerbitan saham baru ini akan dilaksanakan dengan harga penawaran yang akan ditentukan dan diumumkan lebih lanjut dalam prospektus PMHMETD. Saham-saham yang diterbitkan nantinya akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan akan memiliki hak yang sama dan setara dengan saham-saham Perseroan yang telah ada sebelumnya.

    "Rencana penerbitan saham ini adalah bagian dari strategi kami untuk memperkuat struktur modal dan mendukung pertumbuhan jangka panjang Perseroan. Dana yang diperoleh dari penerbitan saham ini akan digunakan untuk pelunasan utang dan modal kerja yang sangat dibutuhkan," ujar direksi TOWR dalam konferensi pers, dikutip pada Rabu, 18 September 2024.

    Pelaksanaan PMHMETD ini akan bergantung pada persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dijadwalkan pada 25 Oktober 2024. Sesuai ketentuan POJK No. 32/2015, proses penerbitan saham harus dilakukan dalam waktu 12 bulan setelah persetujuan RUPSLB. Selanjutnya, Perseroan akan mengajukan Pernyataan Pendaftaran kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan memastikan bahwa pernyataan pendaftaran tersebut mendapatkan pernyataan efektif sebelum pelaksanaan PMHMETD.

    Dana yang diperoleh dari penerbitan saham ini, setelah dikurangi biaya penerbitan, direncanakan akan digunakan untuk melunasi pinjaman serta modal kerja Perseroan dan Protelindo, yang merupakan anak perusahaan dengan kepemilikan 99 persen oleh Perseroan. Penggunaan dana untuk Protelindo akan dilakukan sesuai dengan Peraturan OJK No. 42/POJK.04/2020 mengenai Transaksi Afiliasi dan Transaksi Benturan Kepentingan.

    "Penggunaan dana ini diharapkan dapat membantu Protelindo dalam pengembangan infrastruktur telekomunikasi dan mendukung kinerja keuangan Perseroan secara keseluruhan," tambah Direktur Keuangan Perseroan.

    Pelaksanaan PMHMETD ini berpotensi menyebabkan dilusi kepemilikan saham bagi pemegang saham yang tidak memanfaatkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD). Oleh karena itu, Perseroan mendorong para pemegang saham untuk menggunakan hak mereka untuk menjaga proporsi kepemilikan saham mereka.

    Perseroan memastikan bahwa seluruh proses PMHMETD akan dilakukan sesuai dengan ketentuan POJK No. 32/2015 dan peraturan pasar modal lainnya. Pengumuman rencana RUPSLB telah dilakukan melalui situs web BEI, eASY.KSEI, dan situs web Perseroan pada 17 September 2024, dengan undangan resmi yang akan disebarkan pada 2 Oktober 2024. Daftar Pemegang Saham yang berhak mengikuti RUPSLB adalah mereka yang tercatat hingga 1 Oktober 2024.

    Jika PMHMETD tidak mendapatkan persetujuan dari RUPSLB, rencana ini hanya dapat diajukan kembali setelah 12 bulan.

    Langkah strategis ini mencerminkan komitmen Perseroan dalam memperkuat posisi keuangannya dan mendukung ekspansi bisnis yang berkelanjutan. Investor dan pemegang saham diharapkan dapat mengikuti perkembangan lebih lanjut melalui informasi resmi yang akan diumumkan dalam prospektus PMHMETD.

    Timeline PMHMETD

    • Pengumuman RUPSLB: 17 September 2024.
    • Pemanggilan RUPSLB: 2 Oktober 2024.
    • RUPSLB: 25 Oktober 2024.
    • Penutupan Daftar Pemegang Saham yang Berhak Hadir di RUPSLB: 1 Oktober 2024.

    Kinerja Saham TOWR

    Pada pembukaan perdagangan hari ini, 18 September 2024, per pukul 09.39, saham TOWR dibuka anjlok 1,18 persen atau setara dengan -10 poin, menuju level Rp835.

    Bila mengacu pada laporan keuangan kuartal I 2024, TOWR mencatatkan kas setara kas Rp1,1 triliun. Ditambah piutang-piutang kepada pihak ketiga sebesar Rp2,3 triliun. Sementara, utang bank pihak ketiga jangka pendek juga menumpuk, sebanyak Rp11,424 triliun.

    Belum lagi obligasi yang jatuh tempo dalam jangka pendek senilai Rp4,5 triliun. Sedangkan utang bank jangka panjang menembus angka Rp20,914 triliun. Ditambah lagi utang bank pihak berelasi sebesar Rp6,371 triliun. Lalu, obligasi lainnya senilai Rp1,3 triliun.

    Dengan begitu, TOWR harus membayar biaya keuangan sebesar R710,27 miliar sepanjang tiga bulan pertama tahun ini.

     

    Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisis saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan KabarBursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.