Logo
>

Utang Negara Naik 0,17 Persen, Rupiah Kian Susah Merangkak

Ditulis oleh Yunila Wati
Utang Negara Naik 0,17 Persen, Rupiah Kian Susah Merangkak

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Utang pemerintah Indonesia kembali bertambah pada Mei 2024, mencapai Rp8.353,02 triliun, naik 0,17 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat sebesar Rp8.338,43 triliun.

    Per 31 Mei 2024, rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) berada pada angka 38,71 persen, meningkat dari posisi 38,64 persen pada 30 April 2024.

    Direktur Jenderal Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan, Suminto, menjelaskan bahwa kenaikan utang ini disebabkan oleh desain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 yang masih defisit, sebesar 2,29 persen.

    "Karena defisit 2,29 persen harus dibiayai dari pembiayaan anggaran, yang mencakup pembiayaan utang dan non utang," jelas Suminto saat ditemui di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa, Juli 2024.

    Pembiayaan utang neto untuk menutup defisit APBN otomatis menambah outstanding utang dalam satu tahun anggaran. "Karena ada utang neto yang positif, itu pasti akan menambah utang sepanjang tahun, dari Januari hingga Desember," tambahnya.

    Dari total utang per akhir Mei 2024 sebesar Rp8.353,02 triliun, mayoritas berasal dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) yang mencapai Rp7.347,11 triliun. Sisa utang lainnya berasal dari pinjaman sebesar Rp1.005,32 triliun.

    Detail utang yang berasal dari penerbitan SBN terdiri dari SBN Domestik senilai Rp5.904,64 triliun, dan SBN Valas sebesar Rp1.442,85 triliun. Sedangkan untuk pinjaman, sebesar Rp36,42 triliun berasal dari pinjaman dalam negeri dan Rp969,10 triliun dari pinjaman luar negeri.

    Peningkatan utang negara dapat memiliki berbagai dampak yang signifikan terhadap ekonomi dan masyarakat. Berikut adalah beberapa dampak utama dari naiknya utang negara, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang:

    Beban Anggaran Negara

    Naiknya utang negara akan meningkatkan beban pembayaran bunga utang dalam anggaran negara. Di sini pPemerintah harus membayar bunga utang yang semakin tinggi, yang dapat mengalihkan dana dari program-program pembangunan atau layanan publik. Anggaran yang seharusnya digunakan untuk pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur bisa tertekan untuk memenuhi kewajiban pembayaran utang.

    Rasio Utang Terhadap PDB

    Kenaikan utang akan meningkatkan rasio utang terhadap PDB, yang bisa menimbulkan beberapa masalah:

    Rasio utang yang tinggi bisa menurunkan kepercayaan investor dan meningkatkan risiko ekonomi. Kedua, kredibilitas fiskal, di mana rasio utang yang tinggi dapat mengindikasikan ketidakmampuan pemerintah untuk mengelola keuangan secara berkelanjutan, yang dapat mempengaruhi peringkat kredit negara.

    Pengaruh Terhadap Kebijakan Moneter

    Utang yang tinggi dapat mempengaruhi kebijakan moneter dan nilai tukar mata uang. Untuk menarik investor membeli SBN, pemerintah mungkin harus menawarkan suku bunga yang lebih tinggi, yang dapat mempengaruhi suku bunga kredit di sektor swasta. Utang luar negeri yang besar dapat menyebabkan fluktuasi nilai tukar mata uang, yang mempengaruhi perdagangan internasional dan inflasi.

    Risiko Ekonomi Makro

    Peningkatan utang negara dapat berdampak pada stabilitas ekonomi makro, yaitu utang yang tinggi dapat meningkatkan risiko krisis utang jika pemerintah kesulitan untuk membayar kembali utangnya, yang dapat menyebabkan resesi. Ketergantungan pada pinjaman dapat memperburuk krisis jika kondisi pinjaman menjadi lebih sulit atau biaya utang meningkat.

    Dampak pada Pembangunan Infrastruktur dan Investasi

    Utang negara digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk infrastruktur dan investasi. Jika utang digunakan untuk infrastruktur yang produktif, dampaknya bisa positif dalam jangka panjang dengan meningkatkan kapasitas ekonomi. Sebaliknya, jika utang digunakan untuk investasi yang tidak efektif, hasilnya mungkin tidak maksimal, dan utang akan menambah beban tanpa memberikan manfaat signifikan.

    Pengaruh Terhadap Kesejahteraan Sosial

    Utang negara dapat mempengaruhi kesejahteraan masyarakat. Pembayaran bunga utang yang tinggi dapat mengurangi kualitas layanan publik seperti pendidikan dan kesehatan. Kenaikan utang yang berkelanjutan bisa mengarah pada kebijakan fiskal yang ketat, yang dapat berdampak pada kesejahteraan masyarakat.

    Respon Internasional

    Utang negara juga dapat mempengaruhi hubungan internasional. Kenaikan utang bisa mempengaruhi hubungan dengan negara-negara kreditur dan lembaga keuangan internasional. Pemerintah mungkin perlu bernegosiasi ulang syarat-syarat utang atau mencari bantuan dari lembaga internasional seperti IMF atau Bank Dunia.

    Sebagai contoh kasus, krisis utang Yunani dan Argentina. Kenaikan utang Yunani mengakibatkan krisis utang yang memaksa negara tersebut untuk melakukan penghematan yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Sementara, utang negara Argentina yang tinggi menyebabkan krisis ekonomi, inflasi, dan penurunan kualitas hidup rakyat.

    Peningkatan utang negara dapat membawa dampak yang kompleks dan luas, mulai dari beban anggaran negara hingga dampak sosial dan ekonomi makro. Pengelolaan utang yang hati-hati dan strategi fiskal yang berkelanjutan adalah kunci untuk mengatasi tantangan-tantangan ini dan memastikan kesehatan ekonomi negara dalam jangka panjang.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79