KABARBURSA.COM - Presiden terpilih Prabowo Subianto dikabarkan akan menambah kabinet kerja di masa kepemimpinannya. Isu tersebut kian nyaring dibicarakan lantaran jumlahnya lebih banyak dibandingkan kepemimpinan Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebanyak 34 kementerian.
Sementara di kepemimpinan Prabowo, dikabarkan jumlah kabinet sebanyak 44 kementerian. Meski demikian, belum dipastikan jumlah kabinet yang akan menopang kerja-kerja pemerintahan ke depan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, tak ambil pusing dengan kabar penambahan kabinet di era Prabowo mendatang. Menurutnya, susunan kabinet menjadi hak prerogatif Prabowo ke depan.
Kendati begitu, Ketua Umum Partai Golkar itu mengaku tak masalah jika kabar penambahan kabinet benar terjadi. Menurutnya, penambahan jumlah kabinet juga bertujuan untuk mempercepat pembangunan di era Prabowo kelak.
"Ya gapapa kalau dianggap kebutuhan kan mau melakukan percepatan. Enggak ada masalah kok. Tinggal tupoksinya saja saya pikir itu masing-masing pemimpin punya style-nya berbeda," kata Bahlil kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 12 September 2024.
Bahlil pun enggan berkomentar lebih jauh ihwal kabar penambahan kabinet di era Prabowo kelak. Kendati demikian, dia meyakini susun kabinet di pemerintahan mendatang sesuai dengan kajian yang matang.
"Mau berapa jumlahnya, kita lihat saja dan saya yakinkan bahwa pasti Pak Prabowo akan mempertimbangkan secara matang dan akan sesuai dengan peraturan peundang-undangan," ungkapnya.
Simulasi Kabinet
Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, menegaskan belum ada penetapan jumlah kabinet di masa kepemimpinan Prabowo. Meski begitu, dia mengakui saat ini masih dalam simulasi penambahan kementerian. "Soal berapa jumlah, sampai dengan sekarang masih kita simulasikan," kata Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 12 September 2024.
Dasco menegaskan penambahan kementerian tak terlepas dari janji kampanye Prabowo dalam mengoptimalkan kerja untuk mencapai Asta Cita program yang telah dicanangkan. Dia pun tak menyebut jumlah pasti lantaran masih dalam simulasi.
"Sehingga jumlah (kabinet) itu ada yang bilang 44, ada yang bilang 42, ada yang bilang 40. Kita juga masih melakukan simulasi. Mungkin nomenklatur maupun orang itu baru akan final H-7 atau H-5 kali mungkin," ungkapnya.
Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu juga belum dapat memastikan penambahan kabinet dilakukan dengan skema pemisahan kerja kementerian atau tidak. Seabab itu, Dasco mengaku belum dapat memberikan skema kabinet yang tengah dirancangnya. "Jadi begini, yang namanya penambahan, yang namanya pemisahan dan lain-lain belum bisa kita publikasi karena saat ini masih kita simulasikan. Nah apabila nanti kemudian ternyata kita sudah publish, lalu kemudian mengalami perubahan, padahal kan sekarang sedang dalam proses," tutupnya.
Sementara itu, Ketua MPR sekaligus politikus Partai Golkar, Bambang Soesatyo (Bamsoet), sebelumnya mengungkapkan adanya wacana bahwa kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka mungkin akan diperluas menjadi 44 menteri. Saat ini, DPR tengah membahas revisi Undang-Undang Kementerian Negara guna memungkinkan penambahan jumlah kementerian dari yang sebelumnya ditetapkan sebanyak 34. "Terkait kebijakan kementerian, dari 34 menjadi 44," ujar Bamsoet di GOR DPR, Senayan, Jakarta, Selasa, 10 September 2024.
Dalam kesempatan tersebut, Bamsoet juga menyampaikan salam kepada sejumlah anggota DPR dan tokoh politik yang hadir. Saat menyapa Nusron Wahid, politikus Golkar, Bamsoet menyebut Nusron sebagai calon menteri. Ia juga mengungkapkan bahwa Nusron, yang merupakan Sekretaris TKN Prabowo-Gibran, awalnya mengincar posisi Menteri Perhubungan namun justru mendapatkan tawaran sebagai Menteri Ketenagakerjaan.
Bamsoet juga menyinggung Wakil Ketua Umum PAN, Viva Yoga Mauladi, yang turut hadir dalam acara itu. Ia menyebut Viva sebagai salah satu kandidat menteri dari Partai Amanat Nasional (PAN), yang menurut Bamsoet, akan mendapatkan jatah lima kursi di kabinet Prabowo-Gibran.
Jumlah Kabinet Saat Ini
Diketahui, masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tercatat sebanyak 34 kabinet. Adapun kabinet tersebut dibagi menjadi dua bagian, yakni Kementerian Koordinator dan Kementerian Teknis.
4 Kementerian Koordinator:
- Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenko Polhukam)
- Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
- Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan
- Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi
30 Kementerian Teknis:
- Kementerian Pertahanan
- Kementerian Sekretaris Negara
- Kementerian Dalam Negeri
- Kementerian Luar Negeri
- Kementerian Agama
- Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia
- Kementerian Keuangan
- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
- Kementerian Kesehatan
- Kementerian Sosial
- Kementerian Ketenagakerjaan
- Kementerian Perindustrian
- Kementerian Perdagangan
- Kementerian Energi dan Sumber daya Mineral
- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
- Kementerian Perhubungan
- Kementerian Komunikasi dan Informatika
- Kementerian Pertanian
- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
- Kementerian Kelautan dan Perikanan
- Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi
- Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
- Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
- Kementerian Pendayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
- Kementerian Badan Usaha Milik Negara
- Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
- Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
- Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
- Kementerian Pemuda dan Olahraga
- Kementerian Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM)