Logo
>

Wall Street Anjlok: Kekhawatiran Pasar Menjelang Pidato Powell di Jackson Hole

Indeks Dow Jones Industrial Average terperosok 152,81 poin atau 0,34 persen ke 44.785,50. S&P 500 kehilangan 25,61 poin

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Wall Street Anjlok: Kekhawatiran Pasar Menjelang Pidato Powell di Jackson Hole
Volume transaksi di bursa saham AS tercatat 12,8 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 17,08 miliar dalam 20 hari perdagangan terakhir

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Wall Street menutup perdagangan Kamis 21 Agustus 2025 dengan catatan merah. Ketidakpastian membayangi pasar, dipicu kekhawatiran investor terhadap potensi nada hawkish dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell dalam simposium Jackson Hole. Bayang-bayang volatilitas kembali menghantui.

    Indeks Dow Jones Industrial Average terperosok 152,81 poin atau 0,34 persen ke 44.785,50. S&P 500 kehilangan 25,61 poin atau 0,40 persen ke posisi 6.370,17. Nasdaq Composite turun 72,54 poin, setara 0,34 dan berakhir di level 21.100,31.

    Sebanyak sembilan dari sebelas sektor dalam S&P 500 ditutup di zona merah. Pukulan paling keras datang dari sektor barang konsumsi pokok yang merosot 1,18 persen, tertekan oleh saham Walmart.

    Raksasa ritel itu memangkas ekspektasi pelaku pasar setelah menaikkan proyeksi penjualan dan laba tahun fiskal akibat lonjakan permintaan lintas kelas sosial. Namun, laba kuartalan yang meleset dari estimasi serta tekanan biaya akibat tarif menggerus optimisme.

    Saham Walmart terjun 4,5 persen. Sorotan kini beralih ke laporan kinerja Target dan Home Depot pekan ini, sebagai barometer dampak tarif AS terhadap daya beli konsumen.

    "Ada sinyal beragam dari sektor konsumen. Ketidakpastian ekonomi masih nyata, entah dari pasar kerja atau inflasi yang terdorong oleh tarif," ujar Chris Zaccarelli, Chief Investment Officer di Northlight Asset Management.

    Volume transaksi di bursa saham AS tercatat 12,8 miliar saham, sedikit di bawah rata-rata 17,08 miliar dalam 20 hari perdagangan terakhir.

    Kini perhatian tertuju pada Simposium Kebijakan Ekonomi Jackson Hole. Pidato Jerome Powell yang dijadwalkan Jumat pukul 10.00 pagi waktu setempat menjadi titik fokus utama pelaku pasar.

    Para trader menantikan petunjuk soal arah kebijakan suku bunga. Tekanan meningkat setelah sinyal melemahnya pasar tenaga kerja dalam beberapa pekan terakhir.

    "Masih ada peluang sekitar 80 persen bahwa The Fed akan memangkas suku bunga. Tapi sekarang, keyakinan itu mulai terkikis," kata Sam Stovall, Kepala Strategi Investasi di CFRA Research. "Investor mulai berpikir: 'Ambil untung selagi bisa.'"

    Data dari LSEG menunjukkan ekspektasi pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September turun menjadi 79 persen dari sebelumnya hampir 100 persen hanya sepekan lalu.

    "Pasar berada dalam fase waspada. Jackson Hole besok bisa menjadi pemicu volatilitas besar, apalagi jika pidato Powell lebih agresif dari perkiraan," ucap Adam Turnquist, Kepala Strategi Teknikal di LPL Financial.

    Beberapa pejabat The Fed, seperti Presiden Fed Cleveland Beth Hammack, Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic, dan Presiden Fed Kansas City Jeffrey Schmid, mengadopsi pendekatan hati-hati. Mereka menegaskan pentingnya mengandalkan data dalam menetapkan arah kebijakan.

    Sementara itu, laporan dari sektor swasta menunjukkan lonjakan aktivitas bisnis di bulan Agustus—menambah kompleksitas bagi The Fed yang tengah mempertimbangkan arah suku bunga bulan depan.

    Tak hanya itu. Penjualan rumah di AS pada bulan Juli tercatat meningkat secara mengejutkan. Data ini, di tengah suasana penuh ketidakpastian, memperkuat sinyal bahwa medan kebijakan moneter masih penuh teka-teki.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.