Logo
>

Wall Street Cetak Rekor Tertinggi, Kebijakan Trump bikin Investor Senang

Ditulis oleh KabarBursa.com
Wall Street Cetak Rekor Tertinggi, Kebijakan Trump bikin Investor Senang

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, kembali mencatatkan rekor tertinggi dalam sejarah pada perdagangan pada Jumat, 29 November 2024.

    Pencapaian ini menunjukkan adanya euforia pasar yang disebabkan oleh optimisme terhadap kebijakan ekonomi yang akan diterapkan oleh pemerintahan Presiden Terpilih Donald Trump.

    Terlepas dari berbagai ketidakpastian global, pasar AS seolah-olah tidak terpengaruh, dengan sejumlah indeks utama mengalami kenaikan signifikan.

    Salah satu faktor utama yang memicu lonjakan pasar di Wall Street adalah rencana pemotongan pajak yang dijanjikan oleh pemerintahan Trump.

    Sebagaimana dilansir pada Senin, 2 Desember 2024, kebijakan ini diharapkan mampu memberikan dorongan besar bagi perekonomian AS. Pemerintah baru yang dipimpin oleh Trump berencana untuk memangkas tarif pajak, khususnya bagi perusahaan dan individu.

    Para analis pasar percaya bahwa kebijakan ini akan meningkatkan daya beli masyarakat dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

    Selain itu, pemotongan pajak dianggap dapat memperkuat sektor usaha kecil dan menengah (UKM), yang selama ini menjadi tulang punggung perekonomian domestik.

    Dengan menurunnya beban pajak, para pelaku usaha dapat mengalokasikan lebih banyak sumber daya untuk ekspansi, inovasi, dan penciptaan lapangan kerja baru. Ini tentunya akan membawa dampak positif terhadap iklim investasi dan perekonomian secara keseluruhan.

    Namun, bukan hanya kebijakan pemotongan pajak yang memberikan harapan bagi pasar. Rencana Trump yang akan mengubah kebijakan tarif impor turut meningkatkan keyakinan para pelaku pasar.

    Pemerintah AS di bawah Trump diperkirakan akan melanjutkan kebijakan tarif yang lebih agresif terhadap negara-negara mitra dagang, yang diyakini dapat memperbaiki posisi ekonomi dalam jangka panjang. Hal ini dipandang sebagai langkah untuk menekan defisit perdagangan dan menguntungkan industri domestik.

    Selain kebijakan fiskal, pasar juga menaruh harapan pada kebijakan moneter yang akan diambil oleh bank sentral AS, The Federal Reserve (The Fed). Para pelaku pasar berharap The Fed akan melanjutkan siklus pemangkasan suku bunga untuk menjaga agar perekonomian tetap tumbuh stabil.

    Kebijakan moneter yang longgar, seperti penurunan suku bunga, umumnya bertujuan untuk mendorong pinjaman dan investasi, sehingga meningkatkan konsumsi dan pengeluaran.

    Mengingat proyeksi pertumbuhan ekonomi yang solid dan inflasi yang terkendali, banyak ekonom percaya bahwa The Fed akan mempertimbangkan kebijakan ini sebagai langkah strategis untuk mendukung perekonomian dalam jangka pendek.

    Penurunan suku bunga juga dapat memperkuat dolar AS, meskipun dampaknya terhadap pasar global masih perlu diperhatikan lebih lanjut.

    Kombinasi dari kebijakan fiskal yang pro bisnis dan kebijakan moneter yang akomodatif, diyakini oleh banyak analis akan membawa Wall Street melanjutkan reli positifnya hingga akhir tahun 2024.

    Sektor-sektor yang diuntungkan dari kebijakan ini antara lain teknologi, energi, dan sektor konsumer. Investor juga semakin percaya diri bahwa tren positif di pasar saham akan berlanjut.

    Risiko yang Perlu Diwaspadai

    Meski optimisme pasar cukup tinggi, para investor tetap diingatkan untuk waspada terhadap berbagai potensi gejolak yang bisa muncul akibat kebijakan perdagangan dan geopolitik global.

    Ketegangan perdagangan antara AS dan mitra dagang utama seperti China, serta ketidakpastian politik di beberapa wilayah bisa memengaruhi stabilitas pasar.

    Selain itu, meskipun Trump berkomitmen untuk melindungi kepentingan ekonomi domestik, kebijakan proteksionis yang lebih agresif berpotensi memicu ketegangan lebih lanjut dengan negara lain.

    Apabila terjadi eskalasi ketegangan perdagangan, pasar saham global bisa mengalami tekanan yang berimbas pada indeks Wall Street.

    Tidak hanya itu, faktor geopolitik seperti ketegangan di Timur Tengah dan ketidakpastian politik dalam negeri juga perlu diperhatikan. Kebijakan luar negeri AS di bawah pemerintahan Trump yang terkadang tidak terduga dapat menciptakan ketidakpastian yang mempengaruhi kepercayaan investor.

    Selain itu, meskipun pengurangan suku bunga dapat merangsang pertumbuhan, hal ini juga dapat memperburuk ketidakseimbangan ekonomi dalam jangka panjang jika kebijakan tersebut tidak diimbangi dengan reformasi struktural yang tepat. Masyarakat dan pelaku bisnis harus tetap waspada terhadap dampak jangka panjang dari kebijakan moneter yang lebih longgar.

    Dengan berbagai kebijakan yang digulirkan oleh pemerintahan baru AS, para investor masih mengharapkan perekonomian domestik AS akan terus menunjukkan performa yang positif. Beberapa analis memprediksi bahwa Wall Street akan terus melanjutkan momentum positifnya di tahun 2024, didorong oleh optimisme terhadap kebijakan fiskal yang pro-pertumbuhan serta kebijakan moneter yang mendukung.

    Namun, meskipun sentimen pasar tampak kuat, tidak ada yang dapat memprediksi dengan pasti arah pasar dalam jangka panjang. Oleh karena itu, meskipun banyak indikator yang menunjukkan potensi kenaikan lebih lanjut, investor perlu berhati-hati dan melakukan diversifikasi portofolio untuk mengurangi risiko.

    Secara keseluruhan, meskipun terdapat risiko yang perlu diwaspadai, kondisi ekonomi AS saat ini tampak solid dan optimisme pasar terhadap kebijakan yang diambil oleh pemerintahan baru memberikan angin segar bagi perekonomian domestik.

    Seiring dengan perkembangan kebijakan yang diambil, para investor dan pengamat pasar akan terus memantau setiap langkah yang diambil oleh pemerintah AS serta dampaknya terhadap perekonomian global. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi