Logo
>

Wall Street Menguat, Nvidia dan Walmart Jadi Penggerak Utama

Ditulis oleh Moh. Alpin Pulungan
Wall Street Menguat, Nvidia dan Walmart Jadi Penggerak Utama

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Mayoritas indeks saham Wall Street kembali mencatat kenaikan pada perdagangan Selasa, 19 November 2024, waktu setempat. Performa saham Nvidia yang meroket menjadi motor penggerak, meski pasar dihantui ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina. Namun, Dow Jones Industrial Average justru melemah, melawan tren kenaikan indeks lainnya.

    Berdasarkan data Consumer News and Business Channel International, Nasdaq Composite naik 1,04 persen ke level 18.987,47, didukung lonjakan saham teknologi, termasuk Nvidia. Indeks S&P 500 turut menguat 0,4 persen ke posisi 5.916,98. Sebaliknya, Dow Jones tergelincir 0,28 persen atau turun 120,66 poin ke 43.268,94.

    Nvidia dan Walmart Bersinar

    Saham Nvidia melonjak hampir 5 persen menjelang rilis laporan keuangan yang dinanti pada Rabu, 20 November 2024. Saham Walmart juga menambah tenaga bagi Wall Street dengan kenaikan 3 persen setelah membukukan kinerja keuangan yang melampaui ekspektasi, didorong kuatnya belanja konsumen.

    Saham Tesla mencatat kenaikan 2 persen, menjadikan November sebagai bulan terbaik sejak Januari 2023 dengan kenaikan bulanan mencapai 38 persen. Saham teknologi lainnya seperti Alphabet dan Amazon juga naik lebih dari 1 persen.

    Kepala Investasi Bersama di Truist, Keith Lerner, menyebutkan tren pasar masih positif meskipun ada tekanan geopolitik. “Risiko geopolitik memang ada, tetapi tidak terlihat tanda-tanda panik. Pasar hanya mencerna kenaikan yang sudah cukup tinggi sebelumnya,” ujarnya.

    Gejolak Rusia-Ukraina dan Respons Pasar

    Sementara itu, ketegangan antara Rusia dan Ukraina terus memanas. Presiden Rusia Vladimir Putin memperingatkan Amerika Serikat terkait ambang batas penggunaan senjata nuklir, setelah Presiden Joe Biden mengizinkan Ukraina menyerang wilayah Rusia menggunakan senjata buatan AS.

    Ketegangan ini mencapai puncaknya saat Ukraina meluncurkan serangan rudal ke wilayah Bryansk, yang diklaim Rusia menargetkan gudang amunisi. Serangan tersebut dilaporkan menggunakan senjata buatan AS, sebagaimana dikonfirmasi oleh The New York Times.

    Gaurav Mallik, Kepala Investasi di Pallas Capital Advisors, memperingatkan bahwa retorika perang dari Rusia dan ketidakpastian respons AS berpotensi meningkatkan volatilitas pasar. “Ini menciptakan risiko besar bagi pergerakan saham,” katanya.

    Aset Aman Jadi Pilihan

    Di tengah situasi tersebut, investor beralih ke aset aman seperti obligasi pemerintah AS, sehingga menekan imbal hasilnya. Harga emas juga naik seiring lonjakan permintaan, sedangkan indeks volatilitas Cboe—yang sering disebut fear gauge—melonjak 16 persen, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian pasar.

    Dengan tekanan geopolitik yang belum mereda, pelaku pasar tetap waspada sambil menanti arah kebijakan dan data ekonomi baru.

    Tren Penguatan Nasdaq dan S&P 500

    Dua indeks Wall Street, Nasdaq Composite dan S&P 500, sebelumnya mencatat tren penguatan pada akhir perdagangan Senin, 18 November 2024. Ini terjadi salah satunya karena para investor menantikan laporan keuangan Nvidia dan Tesla.

    Seperti dilansir Reuters, Dow Jones Industrial Average melemah 55,39 poin atau 0,13 persen di akhir perdagangan menjadi 43.389,60, sedangkan S&P 500 naik 23,00 poin atau 0,39 persen menjadi 5.893,62. Sementara itu, Nasdaq naik 111,69 poin atau 0,60 persen menjadi 18.791,81.

    Di Bursa Efek New York (NYSE), saham yang naik jumlahnya lebih banyak dibandingkan yang turun dengan rasio 1,71 berbanding 1. Sebanyak 159 saham mencapai level tertinggi baru sementara 88 saham menyentuh level terendah baru.

    Di Nasdaq, 2.158 saham naik dan 2.150 turun, dengan rasio yang hampir sama. S&P 500 mencatat 29 level tertinggi baru dalam 52 minggu terakhir dan 13 level terendah baru, sedangkan Nasdaq Composite mencatat 69 level tertinggi baru dan 265 level terendah baru.

    Volume perdagangan di bursa AS mencapai 14,94 miliar saham, dibandingkan rata-rata 14,12 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.

    Adapun Tesla mencatat lonjakan harga saham setelah muncul prospek perubahan kebijakan yang menguntungkan dari pemerintahan Donald Trump yang akan datang.

    Sementara Nvidia dijadwalkan melaporkan pendapatan kuartal ketiga pada Rabu, 20 November 2024, di mana investor akan menilai permintaan untuk chip serta keberlanjutan antusiasme terhadap artificial intelligence (AI) yang menjadi pendorong utama reli pasar tahun ini.

    Desainer chip ini, yang menyumbang 20 persen dari pengembalian S&P 500 dalam setahun terakhir, diperkirakan akan mendorong hampir 25 persen pertumbuhan laba per saham (EPS) pada kuartal ketiga, menurut riset dari BofA Global Research. Namun, saham Nvidia turun 1,3 persen setelah laporan mengungkapkan bahwa chip AI baru mereka mengalami panas berlebih di server.

    “Meski Nvidia adalah perusahaan terakhir dari ‘Tujuh Raksasa’ yang melaporkan, Anda sudah melihat adanya pelebaran perhatian dan pendapatan yang lebih luas,” kata Carol Schleif, Kepala Investasi di BMO Family Office.

    “Ini akan menjadi penting, tetapi tampaknya tidak ada dorongan sebesar kuartal sebelumnya,” imbuh Schleif.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Moh. Alpin Pulungan

    Asisten Redaktur KabarBursa.com. Jurnalis yang telah berkecimpung di dunia media sejak 2020. Pengalamannya mencakup peliputan isu-isu politik di DPR RI, dinamika hukum dan kriminal di Polda Metro Jaya, hingga kebijakan ekonomi di berbagai instansi pemerintah. Pernah bekerja di sejumlah media nasional dan turut terlibat dalam liputan khusus Ada TNI di Program Makan Bergizi Gratis Prabowo Subianto di Desk Ekonomi Majalah Tempo.

    Lulusan Sarjana Hukum Universitas Pamulang. Memiliki minat mendalam pada isu Energi Baru Terbarukan dan aktif dalam diskusi komunitas saham Mikirduit. Selain itu, ia juga merupakan alumni Jurnalisme Sastrawi Yayasan Pantau (2022).