KABARBURSA.COM – Wall Street akhirnya bernapas lega setelah hari-hari penuh gejolak. Rabu, 16 April 2025, dini hari WIB menjadi salah satu hari paling tenang bagi Wall Street dalam beberapa pekan terakhir, di tengah kekhawatiran berkelanjutan terkait kebijakan tarif Presiden Donald Trump.
Dilansir dari AP di Jakarta, Rabu, indeks S&P 500 hanya turun tipis 0,2 persen atau 9,34 poin ke level 5.396,63. Dow Jones Industrial Average melemah 155,83 poin (0,4 persen) ke posisi 40.368,96, sementara Nasdaq terkoreksi ringan 8,32 poin ke 16.823,17.
Pergerakan yang moderat ini memberi jeda sejenak setelah gejolak besar yang sempat membuat pasar keuangan dunia limbung, bukan hanya dari hari ke hari, tapi juga dari jam ke jam. Sehari sebelumnya, misalnya, S&P 500 sempat naik 1,8 persen, kemudian berbalik rugi, lalu kembali ditutup naik tipis. Semua ini terjadi dalam hitungan jam, mengikuti manuver kebijakan tarif Trump yang berubah-ubah.
Ketenangan juga terasa di pasar obligasi. Imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun menjadi 4,33 persen dari 4,38 persen pada penutupan Senin. Padahal pekan lalu sempat melonjak ke 4,48 persen, dari posisi 4,01 persen hanya seminggu sebelumnya.
Penurunan yield ini menjadi indikasi bahwa investor mulai kembali memandang obligasi AS sebagai tempat aman, setelah sempat diragukan akibat efek perang dagang.
Nilai tukar dolar AS juga mulai stabil setelah sempat tergelincir tajam minggu lalu. Penguatan tercatat terhadap euro dan franc Swiss, meski sedikit melemah terhadap poundsterling Inggris. Stabilitas ini penting, karena sebelumnya sempat muncul kekhawatiran bahwa status dolar sebagai safe haven ikut tergerus seperti halnya obligasi AS.
Di lantai bursa, sejumlah saham mencatat pergerakan signifikan. Saham Albertsons merosot 7,6 persen meski membukukan laba kuartalan yang melampaui ekspektasi analis. Pasalnya, proyeksi laba untuk tahun mendatang dianggap mengecewakan.
Perusahaan kesehatan DaVita turun 3 persen untuk hari kedua berturut-turut setelah mengumumkan terkena serangan ransomware yang berdampak pada sebagian operasional mereka. Investigasi masih berlangsung dan perusahaan belum bisa memastikan dampak akhirnya.
Di sisi lain, Bank of America mencatat kenaikan tajam 3,6 persen usai merilis laporan keuangan yang lebih baik dari perkiraan. Sejumlah bank besar AS memang diuntungkan oleh aktivitas perdagangan saham yang meningkat, terutama karena volatilitas akibat kebijakan tarif Trump. Citigroup juga mengungguli ekspektasi pasar dan naik 1,8 persen.
Saham Palantir Technologies naik 6,2 persen setelah NATO menyatakan akan menggunakan kemampuan kecerdasan buatan milik perusahaan ini dalam operasi komando aliansi.
Perang Dagang Masih Bayangi
Meski pasar relatif tenang, kekhawatiran soal perang dagang belum hilang. Amerika Serikat dan Tiongkok—dua ekonomi terbesar dunia—terus saling balas menaikkan tarif barang dan melakukan tindakan balasan lain yang memperuncing tensi global. Trump bersikeras ingin membawa kembali industri manufaktur ke AS dan mempersempit defisit perdagangan.
Sebaliknya, pemimpin Tiongkok terus membangun citra sebagai pilar “stabilitas dan kepastian”, dengan melakukan tur diplomatik ke berbagai negara Asia Tenggara pekan ini.
Indeks saham di Eropa dan Asia mayoritas menguat. Di Eropa, indeks DAX Jerman dan FTSE 100 London masing-masing naik 1,4 persen. Di Asia, saham otomotif mendorong penguatan indeks—Nikkei 225 Jepang naik 0,8 persen dan Kospi Korea Selatan menguat 0,9 persen.
Saham China masih berfluktuasi. Indeks Hang Seng Hong Kong naik tipis 0,2 persen setelah bergerak tak menentu sepanjang hari. Sementara itu, indeks Shanghai bertambah 0,1 persen.
Di Indonesia, Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG menutup sesi perdagangan Selasa, 15 April 2025 dengan penguatan sebesar 73,17 poin atau setara 1,15 persen ke posisi 6.441,68.
Sepanjang hari, IHSG bergerak fluktuatif, sempat menyentuh level tertinggi di 6.497,53 dan terendah di 6.368,52. Aktivitas perdagangan tercatat cukup aktif, dengan total volume mencapai 233,95 juta lot dari 1,18 juta kali transaksi. Nilai total perdagangan menyentuh Rp13,16 triliun.
Dari sisi sektoral, lima sektor mencatatkan penguatan, dipimpin oleh sektor energi yang melonjak 2,36 persen. Sektor infrastruktur ikut naik 1,68 persen, disusul sektor industri dasar sebesar 1,12 persen, properti 0,82 persen, dan transportasi 0,28 persen.
Di sisi lain, lima sektor lainnya justru bergerak melemah. Sektor teknologi memimpin pelemahan dengan koreksi 1,19 persen, diikuti sektor kesehatan turun 0,76 persen, sektor keuangan 0,44 persen, barang konsumsi non-siklikal 0,30 persen, dan sektor industri 0,12 persen. Secara keseluruhan, terdapat 335 saham yang ditutup menguat, sementara 249 saham mengalami penurunan dan 219 lainnya stagnan.
Beberapa saham yang mencatatkan lonjakan harga tertinggi hari ini di antaranya adalah PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC) dari sektor keuangan, yang melonjak 27,33 persen ke level Rp191. Disusul oleh PT Citra Borneo Utama Tbk (CBUT) dari sektor energi yang menguat 24,62 persen ke Rp1.240 per saham.
Saham PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) di sektor barang konsumsi non-primer juga mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 24,60 persen ke Rp314. Sementara itu, PT Jakarta International Hotels & Development Tbk (JIHD) dari sektor properti turut meroket 24,30 persen ke harga Rp665.
Di sisi lain, saham-saham dengan pelemahan terdalam antara lain PT Inter-Delta Tbk (INTD) dari sektor industri yang terkoreksi 13,64 persen ke Rp190, serta PT Mitra Energi Persada Tbk (KOPI) dari sektor energi yang turun 11,16 persen ke Rp995.
Selain itu, PT Isra Presisi Indonesia Tbk (ISAP) dari sektor industri juga melemah 10,00 persen ke Rp9. Lalu PT Era Graharealty Tbk (IPAC) dari sektor properti melemah 9,66 persen ke Rp131, dan PT FDK. Harta Djaya Karya Tbk (MEJA) dari sektor infrastruktur ikut tergelincir 7,78 persen ke Rp332.(*)