KABARBURSA.COM - Wall Street kembali tergelincir karena beberapa saham chip terpukul dan investor yang masih menunggu laporan. Kinerja indeks utama kompak mengalami penurunan.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 91,51 poin atau 0,22 persen, ditutup di level 42.141,54. Indeks S&P 500 melemah 19,25 poin atau 0,33 persen, berakhir di 5.813,67, dan Nasdaq Composite menyusut lebih tajam, kehilangan 104,82 poin atau 0,56 persen menjadi 18.607,93.
Sektor teknologi informasi menjadi yang paling terpukul, melorot sebesar 1,34 persen. Kejatuhan saham di sektor chip menjadi faktor utama yang menekan Wall Street pada hari ini, terutama setelah laporan kinerja yang mengecewakan dari beberapa perusahaan chip besar.
Saham Advanced Micro Devices (AMD) dan Qorvo mengalami penurunan tajam masing-masing sebesar 10,6 persen dan 27,3 persen setelah proyeksi pendapatan mereka tidak sesuai dengan harapan. Saham Super Micro Computer bahkan anjlok sebesar 32,6 persen setelah kabar bahwa Ernst & Young mengundurkan diri sebagai akuntan perusahaan.
Kabar ini menciptakan kekhawatiran di kalangan investor, sehingga saham perusahaan tersebut mengalami aksi jual besar-besaran.
Nvidia, sebagai salah satu perusahaan chip terbesar, juga terkena dampaknya, dengan penurunan saham sebesar 1,4 persen.
Namun, tidak semua berita dari sektor teknologi negatif. Alphabet, induk perusahaan Google, berhasil membantu mengimbangi sebagian tekanan di pasar setelah sahamnya melambung sebesar 2,8 persen. Alphabet menjadi sorotan setelah berhasil melaporkan pendapatan dan laba kuartal ketiga yang melampaui ekspektasi pasar.
Menurut Michael James, Managing Director dari Wedbush Securities, meskipun laporan Alphabet sangat positif, sentimen pasar tetap tertekan oleh kinerja buruk saham chip, seperti yang terjadi pada Qorvo, Advanced Micro Devices, dan Super Micro Computer.
“Pergerakan besar di saham Qorvo, Advanced Micro, dan Super Micro telah menciptakan kecemasan yang mengurangi dampak positif laporan keuangan gemilang Google,” ujarnya.
Setelah penutupan pasar, raksasa teknologi lainnya, Microsoft dan Meta Platforms, juga melaporkan kinerja keuangan mereka. Keduanya berhasil melampaui estimasi pendapatan kuartalan, yang berpotensi memberi dukungan bagi pasar pada perdagangan hari berikutnya.
Pertumbuhan PDB dan Payrolls AS
Di sisi ekonomi, Departemen Perdagangan Amerika Serikat melaporkan bahwa produk domestik bruto (PDB) AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 2,8 persen untuk kuartal ketiga, sedikit di bawah perkiraan para ekonom yang memprediksi pertumbuhan sebesar 3,0 persen.
Laporan lain dari sektor tenaga kerja menunjukkan bahwa pertumbuhan payrolls swasta AS melonjak lebih tinggi dari ekspektasi, dengan tambahan 233.000 pekerjaan pada bulan Oktober.
Selain faktor ekonomi, investor juga mencermati perkembangan politik menjelang pemilihan presiden AS pada 5 November 2024. Persaingan ketat antara kandidat presiden, Kamala Harris dan Donald Trump, menambah lapisan ketidakpastian bagi pasar.
Saham-saham Berkinerja Terbaik dan Terburuk
Beberapa saham masih menunjukkan kinerja positif meskipun sentimen pasar yang buruk. Di Dow Jones, saham Visa A memimpin dengan kenaikan 2,97 persen, diikuti oleh American Express dan Merck & Co, masing-masing naik 1,35 persen dan 1,21 persen.
Sebaliknya, saham IBM dan Intel menjadi yang paling terpukul, turun 2,63 persen dan 2,62 persen. Saham Nike juga turun sebesar 2,51 persen.
Di S&P 500, saham Garmin melonjak drastis dengan kenaikan 23,25 persen, diikuti oleh FMC yang naik 10,70 persen dan Bio-Techne dengan kenaikan 7,46 persen.
Di sisi lain, saham Super Micro Computer mengalami penurunan tajam sebesar 32,68 persen, disusul oleh Qorvo Inc yang turun 27,31 persen, dan CDW Corp yang turun 11,30 persen.
Nasdaq juga mengalami tekanan, meskipun beberapa saham berhasil mencatatkan kenaikan luar biasa. Vast Renewables memimpin dengan kenaikan sebesar 122,55 persen, diikuti oleh Tharimmune dengan kenaikan 69,31 persen, dan Ensysce Biosciences yang melonjak 53,81 persen.
Namun, di sisi negatif, saham Vicinity Motor turun drastis sebesar 58,30 persen, diikuti oleh SRIVARU Holding dan Applied DNA Sciences yang turun masing-masing sebesar 55,46 persen dan 40,56 persen.
Secara keseluruhan, Wall Street menghadapi hari yang penuh tekanan dengan kejatuhan saham-saham chip dan sektor teknologi informasi menjadi penekan utama pasar.
Sementara laporan keuangan positif dari Alphabet memberikan dorongan, sentimen tetap berhati-hati karena investor menunggu laporan dari perusahaan besar lainnya serta mencermati ketidakpastian ekonomi dan politik yang terus berkembang di AS.
Sementara itu, pada penutupan perdagangan Rabu dinihari WIB, 30 Oktober 2024, mayoritas indeks utama Wall Street melonjak pada Selasa, 29 Oktober 2024 waktu Amerika Serikat atau hari ini waktu Indonesia. dengan Nasdaq Composite mencatatkan rekor penutupan tertinggi.
Lonjakan ini terutama dipicu oleh penguatan saham-saham teknologi besar menjelang laporan keuangan perusahaan. Namun, di tengah tren positif ini, Dow Jones Industrial Average justru mengalami penurunan.
Nasdaq, yang didominasi saham teknologi, naik 0,78 persen ke level tertinggi baru di 18.712,75. S&P 500 juga mencatat kenaikan 0,16 persen, menutup di 5.832,92. Sebaliknya, Dow Jones tertekan, melemah 154,52 poin atau 0,36 persen ke 42.233,05.(*)
Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak, membeli, atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analisis atau sekuritas yang bersangkutan, dan Kabarbursa.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian investasi yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.