Indeks S&P 500 hanya naik tipis sebesar 0,23 poin menjadi 5.344,39, sementara Nasdaq Composite naik 35,31 poin atau 0,21 persen menjadi 16.780,61. Di sisi lain, Dow Jones Industrial Average turun 140,53 poin atau 0,36 persen menjadi 39.357,01.
Investor menantikan pembacaan CPI AS dan laporan pendapatan dari perusahaan ritel pada hari Rabu untuk memahami tingkat permintaan konsumen. Data CPI diantisipasi menunjukkan inflasi utama meningkat 0,2 persen pada bulan Juli dari bulan Juni, tetapi tetap tidak berubah pada 3 persen secara tahunan.
Pasar uang saat ini terbagi dalam ekspektasi mereka mengenai pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve, dengan sebagian besar bertaruh pada penurunan sebesar 25 atau 50 basis poin pada bulan September. Selain itu, pelonggaran total hingga 100 basis poin diperkirakan terjadi pada akhir tahun 2024, menurut data dari FedWatch Tool milik CME.
Data penjualan ritel AS untuk bulan Juli yang akan dirilis pada hari Kamis diperkirakan akan menunjukkan pertumbuhan yang marjinal. Jika data ini menunjukkan kelemahan, kekhawatiran akan perlambatan konsumen dan potensi resesi dapat kembali mengemuka.
Pendapatan dari raksasa ritel seperti Walmart dan Home Depot yang akan diumumkan akhir minggu ini juga menjadi perhatian. Kinerja mereka akan memberikan gambaran tentang kesehatan konsumen di tengah tingkat pengangguran yang meningkat, menurut analis Abate.
Di sisi korporasi, harga saham Starbucks naik 2,58 persen setelah laporan bahwa investor aktivis Starboard Value, yang memegang saham di perusahaan tersebut, mendesak perusahaan untuk mengambil langkah-langkah strategis guna meningkatkan harga sahamnya.
Saham KeyCorp melonjak 9,1 persen setelah Scotiabank dari Kanada membeli saham minoritas di perusahaan pemberi pinjaman regional AS tersebut dalam kesepakatan senilai USD 2,8 miliar. Sebaliknya, saham Hawaiian Electric anjlok 14,45 persen setelah perusahaan utilitas tersebut meragukan "kelangsungan usahanya".
Data Terbaru Pasar Tenaga Kerja
Indeks-indeks utama Wall Street melonjak hingga 2 persen pada Kamis, 8 Agustus 2024, memberikan angin segar bagi investor setelah penurunan tajam yang terjadi awal minggu ini. Lonjakan tersebut dipicu oleh data terbaru dari pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang mengembalikan optimisme terhadap kekuatan ekonomi negara tersebut.
Menurut laporan dari CNBCInternational, S&P 500 naik 2,3 persen dan ditutup di level 5.319,31, mencatat hari terbaiknya sejak November 2022. Indeks Dow Jones Industrial Average menguat 683,04 poin (1,76 persen) menjadi 39.446,49. Sementara itu, Nasdaq Composite melesat 2,87 persen, mengakhiri sesi perdagangan di angka 16.660,02.
Saham perusahaan farmasi besar Eli Lilly mencatatkan kenaikan signifikan sebesar 9,5 persen, setelah melaporkan pendapatan yang melampaui ekspektasi dan meningkatkan proyeksi tahunan berkat tingginya permintaan untuk obat diabetes Mounjaro dan obat obesitas Zepbound.
Saham-saham teknologi yang sebelumnya terpuruk pada Senin, 5 Agustus 2024 juga mengalami rebound. Produsen chip Nvidia dan Broadcom masing-masing naik lebih dari 6 persen, sementara Meta Platforms dan Apple mengalami kenaikan sebesar 4,2 persen dan 1,7 persen.
Laporan dari Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa klaim pengangguran mingguan terbaru berada di bawah perkiraan, membantu meredakan kekhawatiran tentang pasar tenaga kerja. Pengajuan awal untuk tunjangan pengangguran tercatat sebanyak 233 ribu minggu lalu, turun 17 ribu dari minggu sebelumnya, dan berada di bawah perkiraan Dow Jones sebesar 240 ribu.
Setelah rilis data tersebut, imbal hasil obligasi AS 10 tahun kembali ke level 4 persen, mendekati angka yang terlihat sebelum laporan pekerjaan Juli yang mengecewakan pada Jumat, 2 Agustus 2024 lalu mengguncang pasar.
Faktor lain yang mendukung sentimen pasar pada Kamis, 8 Agustus kemarin adalah pelemahan yen Jepang terhadap dolar AS. Kenaikan yen yang menyebabkan pembongkaran carry trade dengan hedge fund menjadi salah satu faktor utama penurunan saham pada awal minggu ini.
“Ini adalah lonjakan yang telah ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Tapi sekarang kita tahu bahwa kita tidak akan bangkit hanya untuk naik. Kita memerlukan berita baik untuk melanjutkan reli dan membuktikan bahwa kenaikan ini akan berkelanjutan,” ujar Liz Young Thomas, Kepala Strategi Investasi di SoFi.
Menurut Young, lonjakan yang terjadi setelah rilis data klaim pengangguran baru menunjukkan bahwa pasar semakin sensitif terhadap setiap data ekonomi yang masuk.
“Ini juga berarti kita akan melihat lebih banyak volatilitas seiring dengan munculnya data yang mungkin bertentangan,” tambahnya.(*)