Logo
>

WEGE Klaim Pemilu dan Pilkada 2024 tak Ganggu Jalannya Proyek

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
WEGE Klaim Pemilu dan Pilkada 2024 tak Ganggu Jalannya Proyek

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Direktur Utama PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE), Hadian Pramudita, menegaskan bahwa pelaksanaan pemilihan umum serentak 2024 tidak akan mempengaruhi jadwal proyek-proyek yang sedang dikelola perusahaan.

    "Pemilu dan Pilkada serentak tampaknya tidak terlalu mempengaruhi jadwal proyek di WEGE karena target-target kami sudah jelas," ungkapnya dalam acara Public Expose Live secara daring pada Jumat, 30 Agustus.

    Hadian memberikan contoh dua megaproyek Ibu Kota Negara (IKN) yang dikerjakan WEGE, yaitu pembangunan rumah susun (rusun) untuk aparatur sipil negara (ASN) dan konstruksi Gedung Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), yang sesuai dengan jadwal kontrak.

    "Beberapa proyek di IKN memiliki target penyelesaian pada Oktober dan November, ada juga yang dijadwalkan awal tahun depan, dan proyek lainnya juga mengikuti jadwal serupa," ujarnya.

    Menurut Hadian, WEGE berkomitmen untuk menyelesaikan semua proyek sesuai dengan ketentuan kontrak, baik sebelum pemilihan presiden maupun setelahnya.

    "Komitmen kami sebagai perusahaan adalah menyelesaikan proyek sesuai kontrak, baik sebelum Pilpres maupun setelah Pileg atau Pilkada," tambahnya.

    Hingga Juli 2024, WEGE mencatatkan kontrak baru senilai Rp1,21 triliun, mengalami pertumbuhan 31 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

    Hadian menjelaskan bahwa mayoritas kontrak baru berasal dari sektor pemerintah, menyumbang 76,44 persen dari total perolehan. Beberapa proyek penting yang diperoleh termasuk pembangunan Gedung InaTEWS BMKG senilai Rp168,5 miliar, proyek pengembangan Gedung Substation dan Jaringan Listrik PT Bio Farma sebesar Rp55,4 miliar, dan pembangunan Gedung Pusat Onkologi Kementerian Kesehatan senilai Rp248,4 miliar.

    "Sektor modular juga memberikan kontribusi signifikan dengan perolehan 11 proyek modular yang totalnya mencapai Rp490,8 miliar," kata Hadian.

    Order book WEGE saat ini mencapai Rp8,67 triliun, termasuk carry-over dari proyek sebelumnya sebesar Rp7,46 triliun, yang mencakup berbagai jenis pembangunan mulai dari fasilitas publik, perumahan, hingga gedung komersial dan perkantoran.

    "Pencapaian kontrak baru senilai Rp1,21 triliun hingga Juli 2024 menunjukkan komitmen kami untuk berinovasi dan memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan infrastruktur nasional," ujar Hadian.

    Dia menambahkan bahwa pertumbuhan 31 persen tahun ke tahun (yoy) yang dicapai merupakan bukti bahwa strategi perusahaan dalam fokus pada proyek berkualitas dari sektor pemerintah, BUMN, dan swasta berjalan dengan baik.

    "Kami yakin dapat mempertahankan momentum ini dan terus memberikan hasil positif bagi pemegang saham dan semua pemangku kepentingan," tambah Hadian.

    Pada kuartal II-2024, WEGE membukukan laba bersih sebesar Rp18,61 miliar (unaudited), meningkat 5,99 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan perusahaan mencapai Rp1,38 triliun, dengan segmen konstruksi menyumbang Rp1,26 triliun, segmen industri Rp90,33 miliar, dan segmen konsesi Rp32,52 miliar. Laba bruto mencapai Rp104,65 miliar dengan margin laba bruto meningkat menjadi 7,58 persen dari sebelumnya 6,97 persen.

    Per 30 Juni 2024, WEGE mencatatkan total aset sebesar Rp5,06 triliun, total ekuitas Rp2,57 triliun, dan total liabilitas yang menurun 17,31 persen dibandingkan tahun 2023.

    Catatan Kontrak Baru

    PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) sukses mencatatkan kontrak baru senilai Rp1,2 triliun pada Juli 2024.

    Corporate Secretary WEGE, Purba Yudha Tama mengatakan kontrak tersebut masih didominasi oleh proyek pemerintah, diikuti proyek swasta, dan proyek Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

    “Capaian sampai Juli 2024 untuk kontak baru sendiri kami sudah mencapai Rp1,2 triliun dibagi untuk proyek pemerintah saat ini masih mendominasi sebesar 76,4 persen diikuti oleh proyek swasta 12,9 persen dan BUMN 10,6 persen,” ujar dia dalam acara Public Expoose Live, dikutip, Sabtu, 31 Agustus 2024.

    Yudha bilang catatan kontrak baru tersebut mengalami peningkatan sebesar 31 persen dibanding periode yang sama pada tahun lalu.

    Dilihat dari sisi jenis pekerjaannya, lanjut Yudha, saat ini residensial masih mendominasi sebesar 42 persen, diikuti oleh kantor 37,4 persen, dan fasilitas publik 20,4 persen.

    Yudha melihat catatan yang didapat itu menunjukan kemampuan WEGE yang berkembang dan berimbang. Dia bilang WEGE awalnya hanya fokus ke proyek swasta saja.

    “Tapi dengan perkembangan kemampuan Wika Gedung dan teknologi yang kami pakai saat ini, kami sudah mulai mendapatkan banyak project dari pemerintah dan BUMN,” jelas dia.

    Jika ditarik ke belakang dari 2008 hingga 2023, ungkap Yudha, untuk proyek swasta masih mendominasi sebesar 46 persen, proyek pemerintah 23 persen, dan BUMN 30 persen.

    WIKA Raup Laba Rp401,9 Miliar

    Sementara itu diberitakan sebelumnya, PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp401,9 miliar pada semester pertama tahun 2024, mengalami pembalikan yang signifikan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana perusahaan mencatatkan kerugian sebesar Rp1,88 triliun.

    Pendapatan tersebut berasal dari beberapa segmen, yakni infrastruktur dan gedung yang menyumbang Rp3,46 triliun, segmen industri sebesar Rp2,29 triliun, segmen energi dan industri senilai Rp1,2 triliun, serta segmen jasa hotel sebesar Rp421,01 miliar.

    Yang menarik, perusahaan konstruksi milik negara ini juga mencatatkan penghasilan dari usaha lain-lain sebesar Rp4,38 triliun, mengalami lonjakan hampir 14 kali lipat dibandingkan dengan semester pertama tahun 2023 yang hanya sebesar Rp296,7 miliar.

    Berkat peningkatan ini, WIKA berhasil mencatatkan laba usaha sebesar Rp3,39 triliun, berbalik arah dari periode sebelumnya yang masih mencatatkan kerugian sebesar Rp595,9 miliar.

    Di sisi lain, beban pokok pendapatan WIKA mengalami penyusutan sebesar 18,71 persen menjadi Rp6,88 triliun dari Rp8,47 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Namun, beban keuangan perusahaan justru meningkat menjadi Rp1,85 triliun dari Rp1,23 triliun.

    Setelah mengakumulasi semua pos beban dan penghasilan lainnya, WIKA mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp401,9 miliar.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.