KABARBURSA.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengidentifikasi wabah cacar monyet (mpox) sebagai keadaan darurat kesehatan global. Penyakit ini telah menyebar dengan cepat, terutama di Afrika Tengah, menyebabkan kematian ratusan orang dan infeksi ribuan lainnya.
Untuk menahan wabah ini, WHO meluncurkan rencana kesiapsiagaan dan respons dengan target pendanaan sebesar USD135 juta (sekitar Rp2 triliun) untuk enam bulan pertama, mulai September 2024. Rencana ini bertujuan untuk:
- Meningkatkan Pemantauan dan Diagnostik: Dana akan digunakan untuk memperbaiki sistem pemantauan dan diagnostik agar dapat mendeteksi dan memahami virus dengan lebih baik.
- Memahami Virus dan Penyebarannya: Mendukung para ilmuwan dalam penelitian mengenai perubahan virus dan faktor-faktor yang mendorong penyebarannya.
- Perencanaan Strategi Respons: Membantu negara-negara merencanakan strategi yang efektif untuk menangani wabah.
- Minimalkan Penularan dari Hewan ke Manusia: Mengurangi kemungkinan penularan virus dari hewan ke manusia.
- Pengadaan Vaksin: Memastikan ketersediaan vaksin untuk melawan virus ini.
Afrika adalah satu-satunya benua di mana mpox endemik. Namun, pada tahun 2022, saat penyakit ini menyebar ke seluruh dunia, Afrika tidak menerima vaksin untuk mpox, termasuk versi mutasi baru yang saat ini telah diberi tingkat kewaspadaan tertinggi oleh WHO.
WHO telah menggunakan dana cadangan darurat untuk memulai proses penanganan wabah. Selain itu, WHO sedang merundingkan perjanjian pandemi global yang akan memastikan akses adil terhadap vaksin, diagnostik, dan terapi. Perjanjian ini diharapkan dapat memperkuat komitmen politik, koordinasi, dan pengurangan kebingungan di tingkat internasional.
Menurut Michael Ryan, direktur eksekutif WHO untuk Kedaruratan Kesehatan, kekurangan komitmen politik dan koordinasi telah menjadi masalah dalam penanganan wabah. Perjanjian pandemi yang sedang dirumuskan bertujuan untuk mengatasi isu-isu tersebut dan meningkatkan kesiapan global dalam menghadapi pandemi di masa depan.
Tidak Semua Vaksin Digratiskan
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa hingga saat ini, vaksin untuk mpox diimpor dari Denmark. Biaya vaksin ini cukup tinggi, sekitar Rp3,5 juta per dosis, dan diperuntukkan bagi kelompok tertentu yang berisiko tinggi. Saat ini, Indonesia telah menerima 1.000 dosis vaksin dari Denmark, dengan 40 dosis terakhir dikirim ke Bali untuk acara Indonesia-Africa Forum (IAF).
Penularan virus mpox di Indonesia sebagian besar terjadi melalui kontak fisik, mirip dengan cara penularan HIV/AIDS. Menurut Menkes, hampir 95 persen penularan mpox di Indonesia disebabkan oleh kontak seksual.
Pemerintah Indonesia berencana mendatangkan lagi 1.000 dosis vaksin dari Denmark dalam waktu dekat. Sementara itu, vaksin dari Jepang belum tersedia karena Jepang belum memulai ekspor vaksin mpox. Kemenkes akan berusaha mendekati pemerintah Jepang untuk kemungkinan mendatangkan vaksin dari Jepang.
Di Afrika, mpox juga menular ke anak-anak melalui berbagi barang seperti pakaian, handuk, dan tempat tidur. Menkes menjelaskan bahwa di Afrika, penularan virus ini sering terjadi karena penggunaan barang yang sama oleh banyak orang, termasuk anak-anak yang tertular dari orang dewasa yang terinfeksi.
WHO telah meningkatkan status mpox menjadi perhatian khusus kesehatan dunia karena adanya varian baru, strain 1B, yang memiliki fatalitas lebih tinggi dibandingkan varian sebelumnya (2B). Sementara itu, wabah mpox di Indonesia dan Asia umumnya melibatkan varian 2B.
Langkah ke Depan
- Pendatangan Vaksin: Pemerintah akan terus berupaya untuk mendatangkan vaksin tambahan dari Denmark dan bernegosiasi dengan Jepang untuk mendapatkan vaksin dari sana.
- Peningkatan Kesadaran dan Pencegahan: Mengingat penularan mpox yang terjadi melalui kontak fisik dan seksual, penting untuk meningkatkan kesadaran tentang pencegahan dan perilaku aman.
- Penanganan Varian Baru: Memperhatikan varian baru dan meningkatkan upaya untuk memerangi strain yang lebih mematikan adalah prioritas untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Penanganan Mpox di Indonesia
Sejak 2022 hingga kini, Indonesia mencatat total 88 kasus mpox, dengan lonjakan terbesar terjadi pada 2023, yaitu sekitar 73 kasus. Hingga awal ahun 2024, sudah ada 14 kasus positif yang dikonfirmasi. Kasus-kasus ini terutama terjadi di Pulau Jawa dan Kepulauan Riau. Namun, setelah status darurat kesehatan global dinaikkan oleh WHO pada Agustus 2024, terdapat 11 kasus suspek yang semua dinyatakan negatif setelah tes PCR.
Semua kasus mpox di Indonesia hingga saat ini termasuk dalam varian 2B, yang telah menjalani genome sequencing di fasilitas laboratorium yang memadai. Menurut Menkes Budi Gunadi Sadikin, varian 2B ini memiliki tingkat fatalitas yang sangat rendah, sekitar 0,1 persen. Sebaliknya, varian 1B yang ada di Afrika memiliki risiko fatalitas mendekati 10 persen.
Edukasi dan Pencegahan
- Varian dan Risiko: Menkes mendorong edukasi masyarakat bahwa varian mpox yang ada di Indonesia adalah varian 2B dengan risiko fatal yang sangat rendah dibandingkan dengan varian 1B yang lebih mematikan.
- Penularan: Mpox terutama menular melalui kontak fisik, termasuk kontak seksual, dan lebih umum terjadi di kelompok tertentu. Ini berbeda dari COVID-19 yang lebih cepat menyebar dan mempengaruhi populasi secara lebih luas.
- Vaksinasi: Pemerintah Indonesia sudah mendatangkan vaksin mpox, meskipun harganya tinggi sekitar Rp3,5 juta per dosis. Vaksin ini akan diberikan kepada kelompok berisiko tinggi seperti petugas laboratorium, tenaga kesehatan, dan individu di daerah dengan outbreak.
Langkah Selanjutnya
- Edukasi Publik: Terus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang risiko dan pencegahan mpox.
- Vaksinasi Terarah: Fokus pada vaksinasi untuk kelompok berisiko tinggi untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
- Pemantauan dan Respons: Terus memantau kasus, termasuk varian baru dan situasi di negara lain, untuk mengambil langkah yang sesuai.
Dengan pendekatan ini, diharapkan dapat menjaga kontrol terhadap wabah mpox dan melindungi masyarakat dari risiko lebih lanjut.(*)