KABARBURSA.COM - PT Wijaya Karya Gedung Tbk (WEGE), atau WIKA Gedung, menargetkan pencapaian kontrak baru senilai Rp 5 triliun hingga akhir tahun 2024. Keyakinan perusahaan terhadap target ambisius ini didorong oleh prospek proyek-proyek besar yang sedang menjadi sasaran dan dinamika pasar konstruksi yang menguntungkan.
Menurut Direktur Quality, Health, Safety, Environment, dan Pemasaran WIKA Gedung, Tomo Dwihasputro, hingga Agustus 2024, perusahaan telah berhasil mengamankan kontrak baru dengan nilai total mencapai Rp 1,4 triliun. Proyek-proyek yang telah diperoleh mayoritas berasal dari sektor pemerintah dan BUMN. Meskipun pencapaian saat ini masih jauh dari target akhir tahun, Tomo menjelaskan bahwa WIKA Gedung telah menyiapkan strategi untuk mengejar kekurangan ini.
"Kita memang sangat concern terhadap sasaran proyek yang akan kita dapat, karena bagaimanapun juga kita harus memastikan di pembayarannya," kata Tomo dalam Public Expose Live dikutip pada Sabtu, 31 Agustsu 2024
Untuk mencapai target kontrak baru sebesar Rp 5,34 triliun pada akhir tahun, perusahaan telah mengidentifikasi proyek-proyek cadangan yang diharapkan dapat menyumbang sekitar Rp 1 triliun.
"Sampai dengan Desember kita punya sasaran sebesar Rp 5,34 triliun. Jadi jika secara winning rate, anggap saja itu 70 persen kita sudah mencapai winning rate-nya sekitar Rp 2,2 triliun. Masih punya sisa kurang lebih Rp 954 miliar atau Rp 1 triliun kita dapat di proyek-proyek cadangan yang akan kita sasar dengan kurang lebih Rp 3,2 triliun," kata Tomo.
Dengan tingkat kemenangan proyek diperkirakan mencapai 70 persen, WIKA Gedung telah berhasil mengamankan kontrak senilai Rp 2,2 triliun. Jika tingkat kemenangan mencapai 40 persen, perusahaan masih bisa meraih kontrak baru sebesar Rp 1,3 triliun.
"Dan seandainya winning rate pun 40 persen, maka kita bisa mencapai 1,3 triliun. Nah itulah mengapa kami optimis untuk mencapai target WIKA Gedung di Rp 5 triliun tahun 2024," tambah Tomo.
Dari sisi kinerja finansial, WIKA Gedung menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Laba bersih perusahaan mencatatkan angka Rp 18,61 miliar pada kuartal I-2024, meningkat 318,67 persen dibandingkan kuartal sebelumnya dan 5,99 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan total perusahaan mencapai Rp 1,38 triliun, dengan kontribusi terbesar berasal dari segmen konstruksi yang memberikan pendapatan sebesar Rp 1,26 triliun. Segmen industri modular dan konsesi juga menyumbang pendapatan masing-masing sebesar Rp 90,33 miliar dan Rp 32,52 miliar. Laba bruto meningkat menjadi Rp 104,65 miliar, dengan margin laba bruto naik menjadi 7,58 persen.
Pada 30 Juni 2024, WIKA Gedung mencatatkan total aset sebesar Rp 5,06 triliun dan ekuitas sebesar Rp 2,57 triliun. Perusahaan juga mengalami penurunan total liabilitas sebesar 17,31 persen dibandingkan tahun lalu, berkat pengurangan liabilitas jangka pendek, termasuk utang usaha yang menurun sebesar 35,08 persen. Rasio utang terhadap ekuitas (DER) menurun menjadi 0,96x, sementara rasio likuiditas meningkat menjadi 216,05 persen, mencerminkan perbaikan dalam kinerja keuangan dan posisi keuangan perusahaan.
Keputusan Salurkan Dividen
PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) telah memutuskan untuk menyalurkan dividen sebesar Rp9,38 miliar, setara dengan 20 persen dari laba bersih tahun 2023. Nilai dividen per saham (DPS) adalah Rp0,98.
Keputusan tersebut diambil dalam rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan yang diadakan pada awal pekan ini.
Berdasarkan risalah rapatnya dalam keterbukaaan informasi, perseroan juga menetapkan sebanyak Rp4,7 miliar atau 10 persen digunakan untuk cadangan wajib. Sisanya, Rp32,62 miliar atau 70 persen ditetapkan sebagai cadangan lainnya.
Selain itu, anak usaha PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) itu juga resmi menyepakati susunan perubahan pengurus, dengan memberhentikan Sumadi sebagai Komisaris Independen/Plt Komisaris Utama. Dia digantikan oleh Josep Prajogo.
Dari jajaran direksi, perseroan juga resmi memberhentikan Achmad Tri Cahyono sebagai Direktur Operasi II. Dia digantikan oleh Dwi Purnowo yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur QHSE dan Pemasaran. Posisi Dwi itu kemudian digantikan oleh Tomo Dwihasputro.
Berikut susunan lengkap jajaran pengurusn WEGE usai RUPST.
Direksi
– Direktur Utama: Hadian Pramudita
– Direktur Operasi I: Bagus Tri Setyana
– Direktur Operasi II: Dwi Purnomo
– Direktur Keuangan, Human Capital dan Manajemen Risiko: Hartanto Kartiraharjo
– Direktur Quality, Healthy, Safety, Environment dan Pemasaran: Tomo Dwihasputro
Komisaris
– Komisaris Independen sekaligus Plt Komisaris Utama: Joseph Prajogo
– Komisaris: Suli Fatimah
– Komisaris: Danis Hidayat Sumadilaga
– Komisaris Independen: Taufan Gestoro
Sepanjang 2023, WEGE sendiri mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 79 persen menjadi Rp46,7 miliar dari tahun sebelumnya di Rp230,05 miliar.
Meski begitu, total pendapatan tercatat mengalami kenaikan 68 persen menjadi Rp3,97 triliun dari sebelumnya, Rp2,36 triliun.
Kenaikan pendapatan sejalan dengan naiknya segmen jasa konstruksi menjadi Rp3,78 triliun atau tumbuh 81,48 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp2,08 triliun.
Sementara itu, segmen industri turun menjadi Rp127,3 miliar dari sebelumnya di Rp226,5 miliar. Sisanya, masing-masing dari segmen konsesi dan properti di Rp52,8 miliar dan Rp16,8 miliar.(*)