Logo
>

WINE Siap Menyeduh Kesuksesan hingga Akhir 2024: Intip Prospek Menariknya

Ditulis oleh Syahrianto
WINE Siap Menyeduh Kesuksesan hingga Akhir 2024: Intip Prospek Menariknya

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Emiten perdagangan minuman beralkohol, PT Hatten Bali Tbk (WINE) dinilai mampu tumbuh pada akhir kuartal tahun 2024 setelah sebelumnya mencatatkan kinerja kurang memuaskan. Senior Equity Research Analyst NH Korindo Sekuritas Indonesia Ezaridho Ibnutama mengungkapkan sejumlah faktor pendukung penilaian itu.

    "Kami memperkirakan pertumbuhan yang lebih kuat di kuartal IV 2024 dibandingkan dengan triwulan III yang didorong oleh peningkatan jumlah wisatawan selama musim liburan," ungkap Ezar, sapaan akrabnya, melalui riset yang dikutip Kamis, 14 November 2024.

    Jika dilihat dari kinerja keuangan pada periode Juli-September 2024, pendapatan WINE berhasil tumbuh 25 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp86,19 miliar, sedangkan secara kumulatif pendapatan sembilan bulan pertama tahun 2024 adalah sebesar Rp209,57 miliar dengan kenaikan 12 persen yoy.

    Dari sini, laba kotor Hatten Bali secara kuartalan (quarter on quarter/qoq) meningkat 30,1 persen menjadi Rp39,5 miliar, sedangkan periode sembilan bulannya tumbuh 16 persen yoy menjadi sebesar Rp48,76 miliar. Pendorongnya adalah efisiensi operasional yang lebih tinggi pada kuartal III dibandingkan enam bulan pertama tahun 2024.

    "Triwulan III 2024, WINE mencatat peningkatan efisiensi dengan gross profit margin (GPM) sebesar 45,4 persen dari sebelumnya, kuartal II 2024 sebesar 43,8 persen. Efisiensi operasional di kuartal III pun sebesar 23,3 persen dari periode sebelumnya di tahun yang sama sebesar 22,5 persen," jelas Ezar.

    Pada gilirannya, WINE mencetak laba bersih kuartal III 2024 sebesar Rp16,63 miliar, yang lebih rendah 9,9 persen qoq dibanding kuartal II 2024. Namun demikian, sepanjang Januari-September, laba bersih yang diraup oleh emiten sektor makanan dan minuman ini sebesar Rp37,7 miliar, dengan berhasil naik 10,4 persen yoy lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

    Melihat data-data tersebut, Ezar meyakini bahwa performa dan prospek saham WINE didukung oleh turis asing yang berkunjung ke Bali, meskipun saat ini daya beli konsumen menjadi tantangan bagi sebagian besar perusahaan sektor konsumen.

    "WINE sebagian besar terlindungi dari dampak tersebut karena basis konsumen (di Bali) dan setelah saluran distribusi lebih terbangun, di kota-kota besar lainnya di Indonesia) yang tertarik mencoba anggur lokal dan membawanya sebagai cinderamata," terang Ezar.

    "Oleh karena itu, ini penting selama musim liburan di Bali dan kota metropolitan lainnya di Indonesia serta peningkatan belanja akhir tahun terutama dari wisatawan asing," imbuh dia.

    Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Nia Niscaya menyebutkan bahwa tren kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) atau turis asing ke Indonesia mengalami peningkatan signifikan selama periode Januari hingga Agustus 2024.

    Dalam kurun waktu tersebut, Indonesia berhasil menarik 9,09 juta wisman. Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 20,38 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

    Negara asal wisman yang paling banyak berkunjung ke Indonesia dalam periode tersebut adalah Malaysia, Australia, Tiongkok, Singapura, dan Timor Leste. Nia menambahkan, pintu masuk utama bagi para wisman masih didominasi oleh Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, yang hampir mencapai 2,95 juta wisatawan.

    Secara lebih terperinci, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Bali, kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada periode Januari–September 2024 tercatat mencapai 4,7 juta.

    Wisatawan asal Australia menjadi kelompok terbesar yang berkunjung ke Bali. Pada Januari 2024, mereka menyumbang 27,75 persen dari total wisman. Angka ini tetap signifikan pada April (23,35 persen) dan Agustus (23,17 persen).

    Lebih jauh dalam pernyataannya, analis dari NKHSI itu menegaskan permintaan musiman di kuartal IV 2024 ini dudukung oleh pariwisata yang lebih tinggi karena Bali masih menjadi penggerak utama penjualan WINE. "Kami memperkirakan pariwisata yang meningkat selama musim liburan akhir tahun akan mendorong permintaan, sehingga volume penjualan WINE naik karena produk perusahaan dipasarkan untuk turis asing," tuturnya.

    "Namun risiko utama rekomendasi kami adalah pariwisata yang lebih rendah dari perkiraan; penurunan kemampuan melayani utang jangka panjang yang baru diakuisisi; dan peningkatan turnover hari persediaan yang lebih tinggi dari penjualan," sambung dia.

    Namun Ezar memberikan catatan bahwa meskipun perusahaan terus memperluas pasar di luar Bali, penjualan pada sembilan bulan pertama tahun 2024 masih didominasi oleh Bali dengan kontribusi 86,69 persen, diikuti Jakarta (5,01 persen), Lombok (3,71 persen), Surabaya (0,25 persen), Manado (0,32 persen), Bandung (0,35 persen), Papua (0,06 persen), Sumatera (0,83 persen), Banten (0,99 persen), dan wilayah lainnya (1,75 persen).

    "Hal ini berbanding dengan Januari-September 2023 di mana kontribusi Bali lebih rendah sebesar 83,76 persen; penjualan Bali pada periode yang sama tahun 2024 ini juga mengalami peningkatan 16,1 persen menjadi Rp181,8 miliar, sementara penjualan di luar Bali mengalami penurunan 8,72 persen yoy," tegas Ezar.

    Sebab itulah masih ada peluang untuk membeli saham WINE di target harga Rp414. "Kami mempertahankan rekomendasi "beli" untuk WINE dengan target harga Rp414 per saham, dengan potensi kenaikan sebesar 17,7 persen," ucapnya.

    "Kami juga optimis terhadap perusahaan karena peningkatan pariwisata di Bali pada kuartal IV 2024," pungkas Ezar.

    Sementara itu jika dilihat pada data perdagangan hari ini, Kamis, 14 November 2024, pukul Kamis, 15:36 WIB, saham WINE mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 10,11 persen atau bertambah 36 poin menjadi Rp392. Kenaikan ini disertai volume perdagangan sebesar 1,56 juta saham, yang berada di atas rata-rata volume harian sebanyak 987.644 saham.

    Batas Harga Atas (ARA) hari ini berada di Rp444, sementara batas harga bawah (ARB) di Rp268, menunjukkan rentang fluktuasi harga yang cukup tinggi.

    Kenaikan harga saham WINE ini menunjukkan sentimen positif dari investor, yang mungkin didorong oleh potensi pertumbuhan perusahaan di sektor pariwisata Bali.

    Dengan cuaca bisnis yang terus membaik, terutama jelang akhir tahun dengan adanya peningkatan wisatawan, saham emiten penyeduh (brewing) minuman beralkohol ini terlihat memiliki momentum untuk terus bergerak positif. Hal ini juga didukung oleh laporan peningkatan kinerja perusahaan pada triwulan III 2024.

    Dengan perkembangan ini, WINE menunjukkan kinerja yang kuat di pasar, menguatkan posisinya sebagai salah satu saham yang diminati di sektor pariwisata dan konsumen di Indonesia.

    Arah pergerakan saham ini dapat menjadi indikator potensi kenaikan berkelanjutan, seiring meningkatnya jumlah wisatawan dan pemulihan sektor pariwisata di Bali serta kota-kota besar lainnya. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Syahrianto

    Jurnalis ekonomi yang telah berkarier sejak 2019 dan memperoleh sertifikasi Wartawan Muda dari Dewan Pers pada 2021. Sejak 2024, mulai memfokuskan diri sebagai jurnalis pasar modal.

    Saat ini, bertanggung jawab atas rubrik "Market Hari Ini" di Kabarbursa.com, menyajikan laporan terkini, analisis berbasis data, serta insight tentang pergerakan pasar saham di Indonesia.

    Dengan lebih dari satu tahun secara khusus meliput dan menganalisis isu-isu pasar modal, secara konsisten menghasilkan tulisan premium (premium content) yang menawarkan perspektif kedua (second opinion) strategis bagi investor.

    Sebagai seorang jurnalis yang berkomitmen pada akurasi, transparansi, dan kualitas informasi, saya terus mengedepankan standar tinggi dalam jurnalisme ekonomi dan pasar modal.