KABARBURSA.COM - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) kembali ditunjuk untuk membangun kawasan Indonesia Timur, khususnya Papua. Adapun nilai kontrak dari proyek tersebut mencapai Rp109,6 miliar.
Proyek terbaru ini merupakan bagian dari pembangunan land development Kawasan Pusat Pemerintahan Daerah Otonomi Baru (DOB) Papua Selatan, yang berlokasi di Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Proyek ini direncanakan selesai dalam waktu 240 hari kalender, dengan tambahan waktu pemeliharaan selama 180 hari. Ini adalah sebuah langkah strategis dalam mempersiapkan kawasan pusat pemerintahan yang optimal di wilayah tersebut.
Dalam keterangan resminya, dikutip di Jakarta, Senin, 30 Desember 2024, Direktur Operasi I WSKT Karya Ari Asmoko, mengatakan bahwa proyek ini bertujuan untuk memastikan kesiapan lahan agar dapat mendukung pembangunan fisik Kawasan Pusat Pemerintahan.
Dalam pelaksanaannya, Waskita Karya akan menangani berbagai pekerjaan yang mencakup persiapan lokasi, implementasi Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK), pekerjaan tanah, hingga pembangunan Multi Utility Tunnel (MUT) Jaringan Air Bersih. Kegiatan awal mencakup pembuatan fasilitas seperti site management, barak kerja, gudang, serta penyediaan listrik dan air kerja untuk mendukung jalannya proyek.
Dalam rangka memastikan kelancaran dan efisiensi pembangunan, Waskita Karya juga menyusun rencana kerja pelaksanaan yang rinci. Hal ini mencakup pemahaman mendalam terhadap dokumen proyek, perencanaan lintasan kerja yang kritis, strategi perizinan, serta koordinasi antarpihak yang terlibat.
Perseroan juga akan menerapkan pendekatan berbasis Work Breakdown Structure (WBS), sebuah metode manajemen proyek yang bertujuan untuk mengorganisasi pekerjaan menjadi lebih sistematis dan terstruktur. Konsep ini tidak hanya memastikan efisiensi pekerjaan tetapi juga menjadi langkah mitigasi untuk mengantisipasi potensi keterlambatan yang mungkin terjadi selama proses pembangunan.
Proyek pembangunan ini dikerjakan melalui kerja sama operasi (KSO) antara Waskita dan Pusaka, yang memungkinkan sinergi sumber daya untuk mencapai hasil optimal. Selain itu, proyek ini melanjutkan kiprah Waskita Karya di Papua Selatan, setelah sebelumnya perseroan berhasil mendapatkan kontrak pembangunan Gedung Kantor Gubernur Papua Selatan dengan nilai Rp215 miliar.
Langkah strategis ini menjadi bukti bahwa Waskita Karya terus berinovasi dalam mendukung pengembangan infrastruktur di wilayah-wilayah strategis Indonesia, khususnya daerah otonomi baru. Kehadiran proyek ini tidak hanya diharapkan memberikan dampak positif bagi masyarakat Papua Selatan tetapi juga menunjukkan peran penting Waskita Karya dalam mewujudkan transformasi infrastruktur di Indonesia, khususnya di wilayah paling timur Tanah Air.
Bangun Gedung Kantor Gubernur
Sebelumnya,Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) juga berhasil meraih kontrak baru senilai Rp215 miliar untuk proyek pembangunan gedung kantor Gubernur Provinsi Papua Selatan di Kabupaten Merauke, Papua Selatan.
Direktur Operasi I Waskita Karya Ari Asmoko, menyatakan bahwa perseroan akan membangun gedung kantor tiga lantai di atas lahan seluas 116.000 meter persegi (m2). Luas tapak bangunan tersebut adalah 3.055 meter persegi.
“Gedung ini dirancang sebagai pusat pemerintahan Papua Selatan dengan kapasitas sekitar 624 orang. Fasilitasnya akan mencakup ruang perkantoran, ruang penunjang, dan ruang layanan publik,” ungkap Ari dalam keterangannya pada Jumat, 20 Desember 2024.
Ari menambahkan, proyek ini juga direncanakan selesai dalam 360 hari kalender. Waskita Karya berkomitmen untuk menyelesaikan pembangunan gedung ini secara tepat waktu.
“Sebagai BUMN Konstruksi dengan pengalaman hampir 64 tahun, Waskita Karya telah menyelesaikan berbagai proyek ikonik, termasuk Plaza Mandiri dan Tower BNI 46,” ujar Ari.
Konsep desain fasad Gedung Kantor Gubernur Papua Selatan terinspirasi dari Musamus, atau rumah semut yang terbuat dari tanah, sebuah mahakarya alam khas Merauke. Struktur Musamus ini dapat mencapai tinggi lima meter dengan diameter lebih dari dua meter.
Ari juga menjelaskan bahwa ruang terbuka di kantor ini akan mengusung dua konsep penghijauan: Hutan Konservasi Alami dan Hutan Produksi. Upaya ini bertujuan untuk mengembalikan kondisi alami lingkungan dan mempercepat penghijauan di area terbuka kantor.
“Hutan Produksi akan dirancang sebagai lanskap yang mendukung ekonomi. Selain berfungsi sebagai area penghijauan, hutan ini juga dapat menghasilkan panen yang memberikan pendapatan tambahan bagi pengguna,” jelas Ari.
Saat ini, Waskita Karya juga sedang mengerjakan sejumlah proyek gedung lainnya, seperti Gedung Kementerian Koordinator 3 dan 4 di Ibu Kota Nusantara (IKN), Gedung Sekretariat Presiden di IKN, Medan Islamic Center, serta Kedutaan Besar India di Jakarta.
Sayangnya, hingga hari ini saham WSKT masih disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini terkait dengan utang-utang yang belum mampu untuk dibayarkan.
Dalam hal ini, sebenarnya WSKT tengah menjalani proses restrukturisasi obligasi atau utang yang cukup besar dan penuh tantangan. Perusahaan juga telah menggelar rapat umum pemegang obligasi (RUPO) dan rapat umum pemegang sukuk (RUPSU), yang dijadwalkan berlangsung pada 11-12 Desember 2024.
Dalam rapat terbut, Waskita meminta penyesuaian klausul dan financial covenant terkait dengan obligasi dan sukuk penjaminan senilai Rp5 triliun. Penyesuaian ini menjadi langkah krusial untuk memberikan fleksibilitas lebih pada perusahaan dalam mengelola kewajiban finansial yang besar.(*)