KABARBURSA.COM - Imbal hasil obligasi di Eropa merosot pada hari Senin setelah data inflasi dari Spanyol dan Jerman mencapai ekspektasi pasar yang telah waspada menjelang pertemuan kebijakan Federal Reserve.
Pasar telah mengurangi spekulasi penurunan suku bunga Bank Sentral Eropa sejak pertengahan April, didukung oleh data ekonomi yang kokoh dari AS, dan kini menanti petunjuk lebih lanjut mengenai arah kebijakan Federal Reserve.
Pasar obligasi kawasan euro telah memperhatikan pergerakan Treasury AS. Kesenjangan imbal hasil antara Bund dan Treasury bertenor 10 tahun melebar 2 basis poin menjadi 209 basis poin. Angka ini mencapai 220,92 pada pertengahan April, mencapai level tertinggi sejak akhir 2019.
Ketidakpastian diperkirakan akan menguasai pasar menjelang pertemuan Federal Reserve pada hari Rabu, ungkap Paul Donovan, kepala ekonom di UBS Global Wealth Management.
"Dalam beberapa hal, inflasi AS dapat dianggap sudah berada dalam kisaran target. Dengan adanya disinflasi pada harga-harga yang didorong oleh pasar, tampak jelas bahwa kebijakan Fed telah berjalan seperti seharusnya," tambahnya.
Imbal hasil obligasi pemerintah Jerman bertenor 10 tahun, patokan di Eropa, turun 5,5 basis poin menjadi 2,52 persen, setelah menyentuh 2,647 persen pada hari Kamis, mencapai level tertinggi sejak akhir November.
Data ekonomi Jerman menunjukkan bahwa inflasi negara tersebut dapat sedikit meningkat pada bulan ini, menghentikan tren penurunan sebelumnya. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan tingkat inflasi Jerman yang harmonis pada bulan April sebesar 2,3 persen, tidak berubah dari bulan Maret.
Sementara itu, angka inflasi di Spanyol menunjukkan kenaikan sebesar 3,4 persen, sedikit di atas perkiraan analis yang disurvei oleh Reuters sebesar 3,3 persen.