Logo
>

Jurus Jitu BCA Syariah Ajak Generasi Milenial dan Gen Z Jadi Nasabah

Ditulis oleh Hutama Prayoga
Jurus Jitu BCA Syariah Ajak Generasi Milenial dan Gen Z Jadi Nasabah

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - PT Bank  BCA Syariah memiliki cara menarik untuk memikat minat generasi muda, atau Generasi Milenial dan Gen Z untuk menjadi nasabah.

    Direktur BCA Syariah Pranata mengatakan kebanyakan Generasi Muda dan Gen Z kini telah memakai bank konvesional untuk menunjang aktivitasnya.

    Namun di lain sisi, lanjut Pranata, generasi muda di Indonesia mengakui bahwa bank syriah tidak kalah pentingnya dengan bank konvesional.

    “Ekpstasi mereka terhadap perbankan syariah itu penting, tapi di satu sisi mereka suda punya produk konvensional,” kata Pranata dalam acara ‘Corporate Action Kabar Bursa’ beberapa waktu lalu.

    Karena itu, Pranata menyatakan, BCA Syariah saat ini terus mengeluarkan inovasi-inovasi unik untuk bisa menarik minat generasi muda. Sebagai contohnya adalah meningkatkan kualitas fitur.

    “Kami dari perbankan syariah harus membuat keunikan-keunikan. Kalau kami menawarkan fitur yang sama dengan bank konvensional, tentu mereka akan melihat sama saja dengan bank konvesional. Nah, kami sedang fokus meningkatkan fitur supaya tidak kalah dari konvensional,” ungkap Pranata.

    Selain itu, kata Pranata, BCA Syariah juga kerap menonjolkan kelebihan-kelebihan dari  dari sisi digitalisasi untuk ditujukan kepada generasi muda.

    Optimalisasi Ekonomi Syariah di Indonesia

    Pranata juga berbicara mengenai cara mengoptimalkan pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.  Menurut dia, agar bisa mengoptimalkan ekonomi syariah di Tanah Air adalah meningkatkan sisi literasi dan inklusi ke masyarakat.

    “Untuk mengoptimalkan perbankan syariah, kalau saya yang pertama kali lakukan adalah meliterasi dan menginklusi masyarakat terhadap produk-produk syariah. Jadi masyarakat paham terhadap produk-produk syariah,” tuturnya.

    Khususnya inklusi, Pranata menyatakan, penyebaran layanan syariah harus diimbangi atau dilakukan dengan cara yang unik dari perbankan syariah terkait.

    “Secara fitur kita (BCA Syariah) enggak kalah dengan perbankan konvensional,” ucap Pranata.

    Beberapa waktu lalu Pranata mengatakan bank syariah memiliki potensi untuk melakukan ekspansi pasar.

    “Saat ini pangsa pasar perbankan syariah masih di kisaran 7,5 persen hal ini menunjukkan potensi yang besar bagi bank syariah untuk melakukan ekspansi,” kata Pranata kepada Kabar Bursa, Jumat, 18 Juli 2024.

    Oleh karena itu, dia berpendapat, bank syariah di Indonesia harus meningkatkan kualitas produknya. Pranata menyebut, BCA Syariah saat ini tengah berupaya meningkatkan literasi keuangan syariah melalui kegiatan edukasi.

    “Bank Syariah harus terus meningkatkan kualitas produk dan layanan perbankan melalui inovasi yang berkelanjutan. Selain itu kami terus berupaya meningkatkan literasi keuangan syariah melalui kegiatan edukasi tentang ragam dan manfaat produk bank syariah,” ungkapnya.

    Pranata mengatakan, hingga Juni 2024 rekening tabungan BCA Syariah meningkat sebesar 131,5 persen secara tahunan. Hal ini dikarenakan adanya pengembangan e-channel sehingga dapat mendukung pertumbuhan nasabah.

    “Pengembangan e-channel yang kami lakukan turut mendukung pertumbuhan nasabah dan jumlah rekening. Hingga Juni 2024, rekening tabungan di BCA Syariah meningkat 131,5 persen secara tahunan dengan pertumbuhan nasabah mencapai 140,6 persen year on year (yoy),” terangnya.

    Pertumbuhan Ekonomi Syariah di Indonesia Era Jokowi

    Sebelumnya, Direktur Keuangan Sosial Syariah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Dwi Irianti mengatakan pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia menunjukkan tren positif di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama 10 tahun terakhir.

    “Secara umum tren pertumbuhan ekonomi syariah di masa kepemimpinan Jokowi sangat positif,” kata Dwi Irianti kepada Kabarbursa.com, Sabtu, 14 September 2024.

    Salah satu indikator pertumbuhan ekonomi syariah yang menonjol adalah meningkatnya nilai ekspor produk halal.

    Pada tahun 2019 nilai ekspor produk halal Indonesia tercatat sebesar USD37 juta, pada 2023 melonjak menjadi USD50 juta.

    Begitu juga dengan nilai aset keuangan syariah mengalami peningkatan signifikan, dari Rp1.800 triliun di tahun 2020, dan per Juni 2024 menjadi Rp2.756 triliun.

    Pertumbuhan juga terjadi di sektor wakaf. Akumulasi aset wakaf uang pada tahun 2020 hanya mencapai Rp0,18 triliun, dan melonjak menjadi Rp2,56 triliun pada pertengah 2024.

    “Pertumbuhan ini menggambarkan semakin besarnya kepercayaan masyarakat terhadap instrumen keuangan syariah,” ucap Dwi Irianti.

    Sementara itu, kontribusi usaha syariah dan pembiayaan syariah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) juga mencapai angka yang mengesankan, yakni sebesar 46,72 persen atau sekitar Rp9.761 triliun pada 2023.

    Sebagai informasi, KNEKS diketuai langsung oleh Presiden Jokowi, dan Wakil Presiden, Prof Dr. K.H. Ma’ruf Amin sebagai Ketua Harian.

    Kata Dwi Irianti, untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi syariah, KNEKS telah meluncurkan 13 program prioritas, di antaranya Kodifikasi Data Industri Produk Halal, Percepatan Implementasi Sertifikasi Halal untuk UMK, hingga Master Plan Industri Halal Indonesia (MPIHI) 2023–2029.

    Selain itu, percepatan pengembangan UMKM industri halal dan layanan syariah jaminan sosial juga menjadi fokus utama.

    “Inisiatif seperti ini tidak hanya bertujuan untuk memperkuat ekonomi syariah di dalam negeri, tetapi juga untuk mendorong ekspor UKM halal Indonesia ke pasar global,” jelas Dwi Irianti.

    Pengelolaan wakaf uang nasional juga mengalami transformasi besar-besaran, dengan adanya dukungan program Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) Syariah dan digitalisasi pada BMT/IKMS melalui program transformasi digital dan keberlanjutan (BMT/IKMS 4.0).

    “Kemudian, ditambah 17 program reguler,” tuturnya. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Hutama Prayoga

    Hutama Prayoga telah meniti karier di dunia jurnalistik sejak 2019. Pada 2024, pria yang akrab disapa Yoga ini mulai fokus di desk ekonomi dan kini bertanggung jawab dalam peliputan berita seputar pasar modal.

    Sebagai jurnalis, Yoga berkomitmen untuk menyajikan berita akurat, berimbang, dan berbasis data yang dihimpun dengan cermat. Prinsip jurnalistik yang dipegang memastikan bahwa setiap informasi yang disajikan tidak hanya faktual tetapi juga relevan bagi pembaca.