KABARBURSA.COM - Direktur Eksekutif Asosiasi Perkumpulan Bank Syariah Indonesia (ASBISINDO) Herbudhi Setio Tomo menyatakan keyakinannya bahwa portofolio ekonomi syariah di Indonesia akan terus berkembang.
Meskipun masih ada lima dari dua belas bank syariah di Indonesia yang belum terlibat dalam transaksi komoditi syariah, Tomo mengungkapkan bahwa ke depannya semua lembaga keuangan tersebut akan turut serta dalam perdagangan tersebut.
"Meskipun saat ini ada lima bank syariah yang belum terlibat dalam transaksi komoditi syariah, namun suatu saat mereka akan terlibat karena perkembangan bank syariah akan selaras dengan sektor riil," ujarnya di Jakarta pada Selasa, 19 Maret 2024.
Dia menjelaskan bahwa dengan bertambahnya Dana Pihak Ketiga (DPK) yang diperoleh oleh lima bank syariah tersebut, akan terjadi peningkatan kredit ke sektor riil, dan portofolio akan dijual ke bursa berjangka komoditi derivatif karena perusahaan membutuhkan likuiditas. Oleh karena itu, secara perlahan setiap bank syariah diharapkan akan menjadi peserta Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX).
Tomo menambahkan bahwa sebagian dana yang besar yang diperoleh oleh beberapa bank syariah, seperti PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk, kemungkinan akan dialokasikan ke bursa berjangka komoditi derivatif.
BSI telah berhasil masuk dalam 10 besar Bank Syariah Global dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp131,47 triliun. "Tidak mungkin seluruh dana sebesar itu akan disalurkan kepada pemerintah, pasti ada sebagian yang akan dialokasikan ke portofolio yang lebih menguntungkan, seperti ke bursa," katanya.
Lebih lanjut, Tomo menyebutkan adanya rencana konsolidasi antara bank, salah satunya antara PT Bank Muamalat dengan Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank Tabungan Negara (BTN) Tbk yang memiliki total perkiraan aset sebesar Rp120 triliun. Dengan aset sebesar itu, akan terjadi perluasan produk pembiayaan, termasuk produk likuiditas ke bursa berjangka komoditi derivatif.
"Hal ini akan membawa dampak bagi transaksi di bursa, karena bank tidak hanya akan fokus pada pembiayaan melainkan juga akan mencari produk yang memberikan keuntungan lebih baik," ujarnya.
Saat ini, beberapa lembaga keuangan telah menjadi peserta transaksi komoditi syariah di ICDX, antara lain PT BSI Tbk, PT Bank Jabar Banten Syariah, PT Bank Mega Syariah, PT CIMB Niaga Tbk melalui Unit Usaha Syariah (UUS), PT Bank Maybank Indonesia melalui UUS, PT CIMB Niaga Auto Finance, dan PT Bank Permata Syariah.
Sementara itu, ada empat lembaga keuangan yang masih dalam proses menjadi peserta transaksi komoditi syariah di ICDX, yaitu PT Bank Nano Syariah, PT BCA Syariah, PT Bank Muamalat, dan PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk.
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.