Logo
>

Ma’ruf Amin Klaim Fondasi Ekonomi Syariah Makin Kokoh

Ekonomi syariah Indonesia tumbuh positif di tengah tantangan global. Aset keuangan syariah capai Rp9.252 triliun, zakat dan wakaf meningkat signifikan.

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Ma’ruf Amin Klaim Fondasi Ekonomi Syariah Makin Kokoh
Ilustrasi ekonomi syariah. Foto Doc KabarBursa.com

KABARBURSA.COM - Dewan Penasehat Center for Sharia Economic Development (CSED), Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa sektor ekonomi syariah Indonesia terus menunjukkan performa positif di tengah tantangan global. Pada tahun 2025, pertumbuhan sektor halal tercatat sebesar 9,16 persen, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.

“Pertumbuhan sektor halal Indonesia tetap kuat meski dunia tidak dalam kondisi baik-baik saja. Ini menunjukkan fondasi ekonomi syariah kita semakin kokoh,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat, 11 Juli 2025.

Ma’ruf menuturkan bahwa kontribusi produk halal Indonesia terhadap pasar global telah mencapai 80 persen. Sementara itu, sektor keuangan syariah juga mencatat kinerja positif, dengan total aset mencapai Rp9.252 triliun, atau tumbuh 5,3 persen secara tahunan. Jumlah ini lebih tinggi dari pertumbuhan aset keuangan nasional yang hanya 3,6 persen.

Pasar modal syariah menjadi kontributor utama, menguasai pangsa pasar sebesar 37 persen, disusul sektor perbankan dan lembaga keuangan non-bank seperti asuransi dan mikrofinansial.

Perkembangan juga tercatat dalam sektor filantropi syariah. Total akumulasi zakat dan wakaf tahun ini mencapai Rp40,5 triliun atau naik 25,03 persen dari tahun lalu. Aset wakaf nasional kini menyentuh Rp3,02 triliun, ditopang oleh instrumen inovatif seperti Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS).

Kendati demikian, Ma’ruf menyoroti bahwa meskipun tingkat literasi keuangan syariah telah mencapai 43,4 persen, tingkat inklusi masih tertahan di angka 13,41 persen.

Ia menilai perlu ada peningkatan kesadaran masyarakat terhadap peran zakat dalam kehidupan sosial ekonomi. “Zakat itu bukan hanya ibadah spiritual, tapi juga muamalah. Ini perlu dipahami umat. Kita harus menjembatani kesadaran agar literasi naik bersama inklusi,” tegasnya.

Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka menegaskan pentingnya pengembangan ekonomi syariah sebagai salah satu pilar utama dalam mendorong Indonesia menjadi negara maju. Hal tersebut disampaikannya dalam video monolog yang diunggah di kanal YouTube pribadinya, Gibran TV, pada Jumat, 6 Juni 2025.

Dalam pemaparannya, Gibran menyampaikan optimisme bahwa Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi kekuatan ekonomi global. Menurutnya, hal ini bukan sekadar angan-angan, melainkan sebuah tujuan yang realistis dan dapat dicapai melalui penguatan sektor strategis, salah satunya adalah ekonomi syariah.

“Indonesia sebagai negara besar mempunyai cita-cita untuk menjadi negara maju, meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia. Ini bukan angan semata, tapi sebuah tujuan yang ingin kita raih bersama dan Indonesia mempunyai peluang yang sangat besar untuk menggapai itu semua. Bagaimana caranya? Melalui pengembangan ekonomi syariah salah satunya,” ujar Gibran.

Lebih lanjut, ia menekankan bahwa Indonesia sebagai negara dengan populasi Muslim terbesar—sekitar 245 juta jiwa—memiliki potensi pasar domestik yang sangat kuat. Namun, potensi ini harus dibarengi dengan penguatan industri halal dan kemandirian ekonomi.

“Artinya kekuatan pasar ada di tangan kita, di negeri kita sendiri. Tapi ini belum cukup jika tidak diiringi dengan kemandirian ekonomi dan industri halal,” jelasnya.

Gibran menggarisbawahi besarnya peluang Indonesia dalam mengembangkan berbagai sektor industri halal, mulai dari keuangan syariah, makanan-minuman halal, fesyen Muslim, kosmetik, hingga pariwisata ramah Muslim dan konten bernuansa Islami. Ia juga menyinggung capaian Indonesia yang berhasil menempati peringkat tiga dalam Global Islamic Economy Index tahun 2024, serta tren positif ekspor produk halal nasional.

“Tahun 2024 Indonesia berada pada top 3 Global Islamic Economy Index. Ekspor produk halal kita juga terus meningkat,” sebut Gibran.

Kendati demikian, ia menyadari bahwa Indonesia masih belum menjadi pemain utama dalam rantai pasok halal global. Saat ini, Indonesia berada di posisi ke-8 sebagai eksportir produk halal dunia.

“Tapi memang harus diakui saat ini Indonesia belum menjadi pemain utama dalam rantai pasok halal dunia. Kita masih menempati peringkat 8 eksportir produk halal dunia,” ungkapnya.

Menariknya, Gibran juga menyoroti fakta bahwa sejumlah negara non-Muslim justru lebih dulu mengambil peran besar dalam industri halal global. Ini, menurutnya, menunjukkan bahwa sektor halal bukan hanya milik negara Islam, tapi sudah menjadi tren gaya hidup global dengan potensi ekonomi yang sangat tinggi.

“Artinya sektor ini bukan hanya dilirik oleh negara muslim saja, tapi oleh negara-negara lain di dunia sebagai salah satu sektor yang memiliki daya tarikh tinggi. Karena saat ini halal lifestyle, halal branding sudah semakin meluas di dunia dan menjadi sebuah tren gaya hidup,” ucapnya.

Gibran turut membagikan data terkait pengeluaran konsumen Muslim secara global yang mencapai USD 2,3 triliun pada 2022, dan diproyeksikan meningkat menjadi USD 3,1 triliun pada 2027. Sektor makanan dan minuman halal menjadi penyumbang terbesar, disusul fashion Muslim.

“Ini diproyeksikan terus meningkat mencapai 3,1 triliun USD pada tahun 2027,” tuturnya.

Untuk itu, ia mengajak semua pihak agar tak tertinggal dalam kompetisi global ini. Ia menekankan bahwa Indonesia harus bergerak cepat dan memanfaatkan sepenuhnya kekuatan lokal demi menembus pasar halal dunia.

“Sehingga kita harus bergerak cepat, kita tidak boleh tertinggal, kita harus mampu memaksimalkan potensi lokal yang ada untuk memanfaatkan ruang pasar syariah global sehingga dapat memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa,” seru Gibran.

Ia pun menegaskan bahwa pemerintah di bawah Presiden Prabowo Subianto tengah memperkuat pondasi pembangunan ekonomi syariah yang lebih kompetitif dan inklusif, agar memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat.

“Oleh sebab itu, pemerintah di bawah kepemimpinan Bapak Presiden Prabowo terus berupaya membangun ekosistem ekonomi syariah yang bergaya saing, inklusif dan membawa keberkahan bagi masyarakat,” ujarnya.

Lebih jauh, dalam pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) D-8, Presiden Prabowo disebut telah menyatakan dukungan terhadap pembangunan jaringan ekonomi halal antarnegara. Hal ini mencakup pembentukan rantai nilai halal yang diperkuat secara bersama di antara negara-negara anggota.

“Kita juga harus membuat halal value chain melalui jaringan ekonomi halal D-8. Tuan-tuan, D-8 harus lebih dari blok ekonomi. Ini adalah pergerakan ke selatan global,” kata Gibran.

Gibran juga menyinggung kebijakan pemerintah yang terus mempercepat proses sertifikasi halal, khususnya bagi pelaku usaha kecil dan mikro. Menurutnya, berbagai kemudahan prosedural dan insentif pembiayaan telah diberikan agar pelaku UMKM semakin mudah mengakses sertifikasi halal.

“Sertifikasi halal untuk produk dan pelaku usaha di dalam negeri juga terus dipercepat. Bahkan untuk usaha kecil dan mikro diberikan kemudahan baik dari segi prosedur maupun pembiayaan,” ungkapnya.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Ayyubi Kholid

Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.