Wapres menjelaskan bahwa pemerintah telah memperhatikan pengembangan sektor wakaf sejak regulasi pertama tentang perwakafan tanah milik diterbitkan, dan sejak tahun 2004, cakupan wakaf diperluas tidak hanya sebatas tanah, tetapi juga mencakup harta benda lain seperti uang.
Hal ini memungkinkan pemanfaatan wakaf secara produktif dan dapat mendukung pemberdayaan masyarakat serta penurunan kemiskinan, termasuk pengentasan kemiskinan ekstrem. Seperti dikutip di Jakarta, Selasa 24 September 2024.
Namun, Wapres juga menyoroti bahwa kesadaran dan literasi masyarakat tentang wakaf masih terbatas dibandingkan dengan zakat, infak, dan sedekah. Untuk itu, ia menyampaikan beberapa langkah strategis untuk mengoptimalkan potensi wakaf:
Penguatan Kerja Sama Pemerintah: Pemerintah perlu memperkuat kerja sama dalam merumuskan mekanisme pengembangan wakaf yang efektif dan inklusif. Pengawasan dan penguatan landasan hukum diperlukan untuk memastikan pengelolaan wakaf yang amanah sesuai dengan syariah.
Kolaborasi dengan Lembaga Keuangan Syariah: Lembaga keuangan syariah, seperti perbankan dan asuransi, diharapkan terus mengembangkan produk keuangan berbasis wakaf, seperti tabungan wakaf, sukuk wakaf, dan asuransi wakaf. Ini akan memperluas pilihan investasi dan donasi.
Digitalisasi Wakaf: Di era digital, Wapres menekankan pentingnya digitalisasi untuk transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan wakaf. Pengembangan platform digital dan integrasi data wakaf dinilai penting untuk memantau kinerja wakaf di Indonesia.
Pengelolaan Wakaf Produktif: Wakaf produktif diharapkan dapat mendukung program pemberdayaan masyarakat, seperti pemberian modal kerja, pendampingan usaha, dan pembukaan lapangan kerja. Wapres juga mendorong wakaf untuk disalurkan di sektor-sektor yang berdampak luas, seperti rumah sakit, properti, dan perkebunan.
Kerja Sama Internasional: Wapres mengajak semua pihak untuk meningkatkan kerja sama global dalam pengembangan wakaf, baik melalui pertukaran pengetahuan, pengembangan kebijakan, maupun implementasi proyek lintas negara.
Dengan langkah-langkah ini, Wapres berharap potensi wakaf dapat dioptimalkan untuk mendorong pembangunan ekonomi dan sosial, baik di Indonesia maupun di kancah global.
Cash Waqf Linked Sukuk
Wakil Presiden (Wapres) Indonesia, Ma’ruf Amin, mengungkapkan progres signifikan dalam pengembangan wakaf di tanah air, terutama dalam hal wakaf tanah yang meliputi luas tanah seluas 57.263 hektare dan 440.512 bidang. Pertumbuhannya rata-rata mencapai 8 persen dalam tiga tahun terakhir.
“Dalam Rakornas BWI di Jakarta, saya menginformasikan bahwa jumlah sertifikasi tanah wakaf telah mencapai 236.511 ribu pada tahun 2023,” ujar Ma’ruf.
Beliau juga menyampaikan pencapaian yang mengesankan dalam wakaf uang, yang terhimpun mencapai triliunan rupiah. Laporan terbaru ke BWI menunjukkan jumlah tersebut mencapai Rp 2,361 triliun pada tahun 2023, mengalami peningkatan dari posisi tahun 2021 yang sebesar Rp 1,04 triliun.
Pencapaian lain yang patut dicatat adalah implementasi Instrumen Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS) dan Sukuk Wakaf Retail (SWR) yang berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 840 miliar.
“Kemajuan dan prestasi di sektor wakaf juga tercermin dalam pembentukan standar kompetensi nadzir. Hingga November 2023, terdapat 3.855 orang asesi dan 113 asesor yang telah tersertifikasi, melibatkan 10 skema kompetensi yang diuji di 64 tempat uji kompetensi di seluruh Indonesia,” tambahnya.
Ma’ruf menekankan bahwa pencapaian ini tidak hanya mencakup jumlah nadzir yang tersertifikasi tetapi juga melibatkan berbagai pemangku kepentingan dalam upaya pengembangan wakaf di Indonesia
Inovasi Pengembangan Wakaf
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meraih penghargaan dalam kategori “Inovasi Pengembangan Wakaf” yang diberikan oleh Forum Wakaf Produktif (FWP) pada acara Musyawarah Nasional (Munas) FWP ke-3 di Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung, Jawa Barat.
Penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan atas kontribusi BEI dalam mengembangkan wakaf saham di Indonesia, yang menjadi inovasi signifikan dalam memajukan ekosistem pasar modal syariah di tanah air.
Penghargaan tersebut diterima langsung oleh Irwan Abdalloh, Kepala Divisi Pasar Modal Syariah BEI, pada Kamis, 5 September 2024. “Inisiatif BEI dalam menciptakan produk wakaf saham dianggap sebagai langkah inovatif yang mampu mendorong kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap investasi berbasis syariah, khususnya melalui instrumen wakaf,” kata Irwan dalam keterangan pers yang dirilis BEI, Selasa, 10 September 2024.
Lebih lanjut, BEI bukan satu-satunya yang mendapat penghargaan pada acara ini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Republik Indonesia juga diakui atas kontribusi mereka dalam mendukung pengembangan wakaf produktif di Indonesia.
Tidak hanya kali ini BEI mendapat pengakuan atas kiprahnya di pasar modal syariah. Sebelumnya, selama empat tahun berturut-turut, mulai dari 2019 hingga 2022, BEI berhasil meraih penghargaan sebagai “The Best Islamic Capital Market” dari Global Islamic Finance Award. Di tingkat nasional, BEI juga telah memperoleh sejumlah penghargaan bergengsi lainnya, di antaranya IAEI Award 2019 untuk kategori “Pengembangan Pasar Modal Syariah”, Anugerah Syariah Republika Award 2023 untuk kategori “Lembaga Penggerak Investasi Syariah”, dan kini penghargaan dari Forum Wakaf Produktif untuk kategori “Inovasi Pengembangan Wakaf” pada tahun 2024.(*)