Logo
>

Peluang Cuan dari Industri Semen Tanah Air

Ditulis oleh S Wiryawan
Peluang Cuan dari Industri Semen Tanah Air

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Presiden Joko Widodo tahun 2024 mengalokasikan anggaran Rp422,7 triliun untuk proyek infrastruktur. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, alokasi ini naik 5,8 persen dari tahun sebelumnya.

    Dana ini akan didistribusikan untuk sejumlah proyek infrastruktur nasional, termasuk penanganan bencana alam di Kota Palu, NTT, dan Cianjur sebesar Rp0,16 triliun, serta penataan ASEAN Summit 2023 sebesar Rp0,17 triliun.

    Ada pula dana untuk renovasi sarana dan prasarana olahraga sebesar Rp0,14 triliun, dukungan kawasan industri terpadu Batang Rp0,70 triliun, dan konstruksi Tol Trans Sumatera Rp2,5 triliun. Proyek pembangunan IKN mendapat alokasi Rp5,61 triliun, sedangkan pelaksanaan inpres jalan daerah mendapat dana sebesar Rp7,44 triliun.

    Luncuran SBSN mendapatkan alokasi Rp2,07 triliun, sementara percepatan PHLN mendapat dana sebesar Rp10,27 triliun. Ditjen Perumahan juga mendapat dana untuk penanganan bencana alam di Cianjur sebesar Rp0,09 triliun.

    Pemerintah dan DPR RI telah menyepakati asumsi dasar makro pada APBN 2024, termasuk pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen, inflasi yang terkendali sebesar 2,8 persen, dan nilai tukar rupiah sebesar Rp15.000/USD. Suku bunga SBN 10 tahun ditetapkan sebesar 6,7 persen, dengan harga minyak dunia (ICP) sebesar USD82/barel. Lifting minyak diestimasi sebesar 635 ribu barel per hari, sedangkan lifting gas sebesar 1,033 juta barel setara minyak per hari.

    Kenaikan dana infrastruktur APBN tahun 2024 ini sebenarnya bisa menjadi solusi dari berbagai macam masalah industri semen tanah air.

    Solusi Oversupply Produksi Semen Tanah Air

    Jika melihat porsi belanja pemerintah tahun 2024 khususnya anggaran belanja infrastruktur, mestinya ini dapat menjadi peluang untuk mengatasi persoalan oversupply produksi semen tanah air. Data Kementerian Perindustrian RI mencatat, saat ini ada 15 perusahaan terintegrasi yang tersebar mulai dari Aceh hingga Papua, yang memproduksi semen, dengan total kapasitas terpasang sebesar 116 juta ton per tahun.

    [caption id="attachment_42927" align="aligncenter" width="710"]semen Peta Penyerapan Semen di Tanah Air (Design Oleh Andrew Bernard)[/caption]

    Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia perkembangan pasar semen di Indonesia secara umum terus mengalami pertumbuhan. Terkhusus dari sisi kapasitas yang pada 2023 telah menyentuh 118,1 juta ton sementara permintaan domestik menyentuh angka 64 juta ton dan utilisasi sebesar 54,2 persen.

    Pembangunan ibu kota baru masih menjadi pendorong utama permintaan semen dalam jumlah besar yakni sebesar 49,9 persen YoY menjadi 600.000 ton dan Sumatera sebesar 10 persen YoY menjadi 1,34 juta ton. Sementara sisanya disumbang pulau Jawa dengan porsi 49,9 persen, akan tetapi pertumbuhannya terkoreksi 1,3 persen YoY.

    Tapi sayang seribu sayang, pada Q1 2024 pasar semen di Indonesia mengalami stagnasi akibat kontraksi pasar semen kantong -5,4 persen dan pertumbuhan pasar curah +14,9 persen.

    Peluang Kinerja Positif bagi Emiten Produsen Semen

    Hingga Mei 2024 mayoritas saham semen telah mengalami penurunan harga signifikan. Terdapat enam emiten produsen semen batu bara tanah air yang tercatat di lantai bursa dengan penurunan signifikan. Padahal secara fundamental kinerja emiten produsen tergolong optimis.

    • PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) turun sebesar -27,85 persen.
    • PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) turun sebesar -18,44 persen.
    • PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) turun sebesar -30,81 persen.
    • PT Solusi Bangun Indonesia Tbk (SMCB) turun sebesar -5 persen.
    • PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) turun sebesar -72 persen.
    • PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) turun sebesar -22,94 persen.

    Penurunan harga saham ini terkait dengan rendahnya penyerapan pasokan semen di dalam negeri. Data menunjukkan bahwa pendapatan neto INTP turun sebesar 3,84 persen year on year (yoy) menjadi Rp4,08 triliun pada kuartal I-2024. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, pendapatan neto INTP mencapai Rp4,24 triliun.

    Pendapatan neto INTP selama periode tersebut didominasi oleh penjualan semen sebesar Rp3,86 triliun, diikuti oleh penjualan beton siap pakai Rp362,03 miliar, dan tambang agregat senilai Rp48,96 miliar.

    Penurunan pendapatan ini juga mempengaruhi beban pokok pendapatan INTP yang turun sebesar 2,26 persen yoy, dari Rp2,96 triliun menjadi Rp2,90 triliun. Akibatnya, laba bruto turun sebesar 7,50 persen yoy menjadi Rp1,18 triliun dibandingkan dengan Rp1,27 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

    INTP harus menanggung peningkatan beban usaha sebesar 6,61 persen yoy menjadi Rp876,56 miliar dibandingkan dengan Rp822,21 miliar pada kuartal pertama tahun 2023.

    PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), anak usaha PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), berhasil mencatat pendapatan bersih sebesar Rp406,5 miliar pada kuartal I 2024 melalui kolaborasi manajemen pasar dan harga. Pendapatan bersih ini meningkat enam persen dibandingkan dengan Rp383,2 miliar yang dicapai pada kuartal I 2023.

    Sementara itu, PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) mencatat pendapatan sebesar Rp8,37 triliun pada kuartal I-2024. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 6,26 persen secara year on year (YoY) dibandingkan dengan Rp8,93 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan pihak ketiga SMGR mencapai Rp7,85 triliun selama tiga bulan pertama tahun 2024. Selanjutnya, pendapatan dari pihak berelasi mencapai Rp519,30 miliar. Penurunan pendapatan ini diikuti oleh penurunan beban pokok pendapatan SMGR sebesar 4,94 persen YoY menjadi Rp6,16 triliun. Akibatnya, laba kotor SMGR turun menjadi Rp2,20 triliun, menurun 9,78 persen dari Rp2,44 triliun pada kuartal I-2023.Sebenarnya industri semen tanah air tidak hanya menghadapi masalah penyerapan hasil produksi semen saja.

    Ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi prospek bisnis saham semen:

    • Harga batu bara, sebagai sumber energi dan bahan baku utama dalam produksi semen.
    • Harga minyak dunia, yang berdampak pada harga bahan bakar dan pelemahan nilai tukar rupiah, mempengaruhi proses distribusi dan produksi semen.
    • Kebijakan pemerintah, seperti larangan truk over dimension & overloading (ODOL) yang dapat menghambat distribusi, dan rencana kebijakan pajak karbon yang belum jelas implementasinya.

    Namun setidaknya dengan anggaran pembangunan infrastruktur tahun 2024, diharapkan angin segar bagi kinerja emiten semen.

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    S Wiryawan

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak tahun 2004 dan mulai secara aktif menulis tentang ekonomi makro, investasi, keuangan, dan perbankan sejak tahun 2007. Dengan pengalaman lebih dari satu dekade di industri media, jurnalis ini terus menganalisis dan menyajikan informasi mendalam terkait pasar keuangan, tren ekonomi global, serta kebijakan moneter yang berpengaruh terhadap dunia investasi. Selain sebagai jurnalis, sosok ini juga merupakan investor saham di sejumlah emiten dan aktif sebagai trader forex. Keahlian jurnlis ini mencakup analisis data, statistik, econometrica, serta analisis time series, fundamental analisis, teknikal analisis yang menjadi dasar dalam mengembangkan strategi investasi dan trading. Di luar aktivitas jurnalistik dan investasi, jurnalis ini juga berperan sebagai pengelola jurnal ilmiah, berkontribusi dalam pengembangan riset dan literatur akademik di bidang ekonomi, keuangan dan teknologi industri.  Melalui pengalaman dan keahlian yang di miliki, jurnalis berkomitmen untuk terus memberikan informasi yang akurat, tajam, dan relevan bagi para pelaku pasar serta pembaca yang ingin memahami dinamika ekonomi dan investasi dengan lebih baik.