KABARBURSA.COM - Presiden Republik Indonesia yang kedelapan, Prabowo Subianto baru saja merampungkan tim kerjanya. Namanya Kabinet Merah Putih (KMP). Prabowo melantik barisan pembantunya itu dalam dua gelombang, Senin, 21 Oktober 2024.
KMP berkekuatan tujuh menteri koordinator (menko). Selebihnya, 41 menteri utama, plus lima lembaga setingkat menteri dan lembaga non-menko dilantik pagi hari. Selebihnya, 56 wakil menteri dilantk siangnya.
Dari 53 pos kementerian dan lembaga non-menko, teridentifikasi ada kementerian yang wakil menterinya bahkan sampai tiga. Kementerian yang diperkuat tiga wakil menteri adalah Menteri Keuangan, Menteri Luar Negeri, dan Menteri BUMN. Selebihnya, Menteri Dalam Negeri dibantu dua wakil.
Kementerian Pendidikan yang dibelah tiga Prabowo, punya lima wakil menteri: masing-masing dua wakil di Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Menteri Riset dan Pendidikan Tinggi, dan satu lainnya Wakil Menteri Kebudayaan. Jelasnya lihat infografis.
Setiap kementerian, kecuali Sekretaris Kabinet yang bernaung di bawah Kementerian Sekretaris Negara, akan diperkuat seorang Sekretaris Jenderal dan beberapa Direktur Jenderal (Dirjen). Setiap Dirjen juga memiliki direktur sebagai pelaksana tugas teknis. Jadi, bisa dihitung ada berapa pejabat yang menopang Prabowo dalam merealisasikan janji-janjinya dalam kampanye pilpres.
Itu, belum termasuk dengan sejumlah badan dan lembaga baru yang personelnya juga telah disumpah dan dilantik oleh Presiden. Ada tujuh Utusan Khusus, enam Penasehat Khusus, dua Staf Khusus, dan empat Badan dengan tujuh personel.
Sungguh kabinet super gemuk. Mirip dan setara dengan satuan kompi di ketentaraan. Semoga saja kerjanya tetap lincah dan gesit. Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan gemuk sebagai besar karena banyak dagingnya. Sehingga apa yang menjadi harapan, keluhan dan kritik sarkas Prabowo dalam pidato perdananya seusai pelantikan di Gedung MPR RI, Ahad 20 Oktober 2024, bisa diwujudkan oleh jajaran KMP.
Dalam artian, kabinet kompi yang super gemuk itu semoga berkorelasi positif dengan kinerja dalam melayani negeri. Bukan sebaliknya, KMP justru menjadi kompi tambun bak tong kosong yang melambangkan pergerakan lamban dan limbung.
Ada banyak personifikasi gemuk namun justru menyimbolkan pergerakan yang super lincah. Salah satunya tokoh utama dalam film action: Kungfu Panda. Atau dalam industri penerbangan, pesawat air bus bikinan negeri mode yang berbadan jumbo namun tetap gesit di landasan pacu hingga mampu mengudara dengan lincah di angkasa.
Autokritik ala Prabowo
Presiden Prabowo Subianto dalam pidato perdananya, menegaskan komitmen untuk melayani seluruh rakyat Indonesia tanpa memandang pilihan politik. Presiden juga mengingatkan tantangan yang dihadapi. Mulai dari korupsi, kemiskinan, dan ketergantungan pada sumber daya luar.
Prabowo juga menyatakan pentingnya keberanian dalam menghadapi tantangan. Baik dari luar, maupun dari dalam negeri. Karena itu, dia menyerukan kepada semua pihak untuk berani memperbaiki diri. Presiden juga menyoroti masalah kemiskinan, gizi buruk, dan ketidakmerataan kesejahteraan, serta mendorong hilirisasi dan swasembada pangan dan energi.
Prabowo dengan lantang juga menyampaikan pentingnya persatuan nasional, pemerintahan yang bersih, dan demokrasi santun khas Indonesia. Sama seperti mendiang mertuanya, Presiden Indonesia yang kedua, Soeharto, Prabowo menegaskan komitmen Indonesia terhadap prinsip nonblok dan dukungan kepada bangsa Palestina. Pidato dia akhiri dengan penghargaan terhadap Presiden pendahulunya, dan seruan untuk membangun masa depan bangsa yang lebih baik melalui kerja sama, gotong royong, dan keberanian dalam mencapai cita-cita.
Kabinet Prabowo Subianto, yang lebih besar dari kabinet-kabinet presiden sebelumnya, mungkin mencerminkan upaya untuk menangani kompleksitas tantangan yang disorot dalam pidatonya. Ada beberapa korelasi penting antara pesan dalam pidato tersebut dan postur kabinet yang dibentuknya.
Dengan kabinet yang lebih besar, Prabowo kemungkinan mencoba menciptakan struktur pemerintahan yang lebih tersegmentasi untuk menangani berbagai isu kritis seperti swasembada pangan, energi, dan pemberantasan korupsi. Komposisi yang lebih luas bisa memungkinkan peran-peran khusus yang diperlukan untuk fokus pada aspek-aspek penting ini.
Prabowo tampaknya ingin memastikan bahwa berbagai sektor, baik ekonomi, sosial, maupun politik, bisa diurus secara lebih rinci dan terarah. Kabinet besar memungkinkan adanya lebih banyak kementerian dan lembaga yang bekerja pada isu-isu spesifik, seperti pembangunan infrastruktur, pemberdayaan UMKM, dan penguatan pertanian.
Salah satu pesan kuat dalam pidato Prabowo adalah persatuan dan inklusivitas. Kabinet yang besar juga mungkin mencerminkan upaya untuk menyatukan berbagai kekuatan politik yang ada, sehingga tercipta stabilitas politik yang diperlukan untuk menghadapi tantangan besar. Dengan melibatkan lebih banyak elemen dari berbagai kelompok politik dan profesional, Prabowo berharap dapat membangun konsensus nasional yang kuat.
Fokus pada swasembada pangan dan energi memerlukan strategi lintas sektor, yang melibatkan koordinasi antara kementerian pertanian, energi, perindustrian, dan perdagangan. Kabinet besar bisa dipandang sebagai upaya untuk mempercepat pengembangan kebijakan yang komprehensif dan terkoordinasi di bidang-bidang tersebut.
Secara keseluruhan, postur kabinet yang besar ini mencerminkan komitmen Prabowo untuk menghadapi tantangan kompleks secara menyeluruh dengan penekanan pada kemandirian nasional, reformasi birokrasi, dan stabilitas politik yang inklusif. Atau dengan kata lain, kabinet super jumbo bentukan Prabowo merupakan respons terhadap tantangan bangsa yang tidak mungkin diselesaikan dengan hanya didukung kabinet yang posturnya seperti kabinet bentukan Joko Widodo yang digantikannya. Semoga. (*)