KABARBURSA.COM - Bahlil Lahadalia menegaskan tidak ada konflik kepentingan setelah dilantik sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta. Pernyataan ini disampaikannya terkait dengan latar belakangnya sebagai pengusaha tambang.
Bahlil menjelaskan bahwa sejak pertama kali bergabung dalam pemerintahan sebagai Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), dirinya sudah tidak lagi aktif sebagai pengusaha.
"Sejak saya diangkat sebagai Kepala BKPM, saya sudah berhenti menjadi pengusaha. Jadi, sudah selesai. Insya Allah, meski saya punya latar belakang sebagai pengusaha, saya tahu membedakan mana yang menjadi kepentingan negara dan mana yang bersifat pribadi," ujar Bahlil usai acara pelantikan di Istana Negara. Seperti dikutip Jakarta, Senin 19 April 2024.
Ia juga menambahkan bahwa meski perusahaannya tetap beroperasi, ia tidak lagi terlibat dalam pengelolaannya. "Perusahaan saya jalan seperti biasa, tapi saya tidak lagi menjadi pengurus," lanjutnya.
Bahlil justru melihat pengalamannya sebagai mantan pengusaha sebagai aset penting dalam memahami kebutuhan dunia usaha, yang kemudian dapat diintegrasikan dengan kebijakan pemerintah.
"Justru, dengan pengalaman saya sebagai mantan pengusaha, saya bisa membantu mengidentifikasi apa yang perlu diperbaiki agar sejalan dengan kebutuhan dunia usaha," tutup Bahlil.
Potensi Sumber Daya Alam
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengarahkan Bahlil Lahadalia yang baru dilantik sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam (SDA) demi meningkatkan kesejahteraan negara.
"Presiden memberikan arahan untuk mengambil langkah-langkah percepatan, terutama dalam mengoptimalkan potensi dan produksi SDA guna menambah pendapatan negara sekaligus menciptakan lapangan kerja," ujar Bahlil usai pelantikan Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 di Istana Negara, Jakarta, Senin.
Bahlil juga menegaskan komitmennya untuk melanjutkan program-program yang telah berjalan dengan baik di bawah kepemimpinan Menteri ESDM sebelumnya, Arifin Tasrif.
"Apa yang sudah baik akan kita lanjutkan, dan yang belum baik akan kita perbaiki bersama, karena pada dasarnya semua ini berkesinambungan," tutur Bahlil.
Diketahui, Presiden Jokowi resmi melantik Bahlil Lahadalia sebagai Menteri ESDM dalam upacara pelantikan di Istana Negara. Pelantikan ini didasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 92P Tahun 2024 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Menteri Negara Kabinet Indonesia Maju Periode 2019-2024.
Tantangan Kementerian ESDM
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi menggelar Serah Terima Jabatan Menteri di Ruang Sarulla Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Senin, 18 Agustus 2024. Adapun serah terima jabatan dilakukan Bahlil Lahadalia sebagai Menteri ESDM menggantikan Arifin Tasrif.
Dalam sambutannya, Arifin menuturkan, Kementerian ESDM terus mendorong upaya transisi energi sejak pertemuan Paris Agreement di tahun 2015. Dia mengaku bersyukur, Indonesia memiliki sumber daya alam yang mendukung percepatan transisi energi.
Dalam hal ini, Arifin menekankan bahwa Kementerian ESDM memiliki peranan penting untuk bisa menyediakan energi yang bersih, menjaga ketahanan energi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi melalui pemanfaatan sumber alam yang ada.
Meski begitu, dia menyebut ada tantangan yang menanti Bahlil Lahadalia sebagai Menteri ESDM selanjutnya. Diketahui, produksi minyak dan gas (migas) mengalami penurunan disamping konsumsinya yang terus bertumbuh.
“Di tengah pertumbuhan konsumsi migas, kita diharapkan dengan menurunan produksi minyak,” kata Arifin dalam sambutannya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Senin 19 Agustus 2024.
Di bawah kepemimpinannya, Kementerian ESDM telah melakukan serangkaian langkah strategis untuk menjaga produksi migas dalam negeri, yakni dengan memanfaatkan teknologi beserta pengalaman dalam mengoptimalisasi sumber-sumber data alam yang baru.
Di sisi lain, Arifin juga menyebut, Kementerian ESDM telah melakukan banyak perbaikan kebijakan dalam mendorong daya tarik investasi di sektor hulu migas. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan langkah efisiensi dalam mengurangi impor dan ketergantungan subsidi energi.
Adapun beberapa sumber migas baru ditemukan dan diharapkan dapat beroperasi pada tahun 2027. “Saat ini kita juga telah memperoleh anugerah berupa yang ditemukannya sumber-sumber gas yang baru antara lain yang kita harapkan akan mulai berproduksi mulai tahun 2027-2028,” jelasnya.
Di sisi lain, Kemenperin ESDM juga terus membangun infrastruktur energi untuk menjamin keberadaan energi dan ketahanan energi. Saat ini, kata Arifin, pihaknya telah menyelesaikan beberapa proyek-proyek transmisi yang tersambung dari ujung Sumatera sampai dengan ujung Pulau Jawa yang diharapkan beroperasi pada tahun 2028.
“Kita juga melakukan efisiensi-efisiensi lain antara konversi dan pemanfaatan minyak menjadi gas karena kita memiliki sumber gas agar import kita bisa berkurang. Selain juga kita upayakan agar jaringan gas ini bisa di dorong agar kita bisa mengurangi ketergantungan kita terhadap LPG yang memanfaatkan gas alam yang ada di dalam kita,” ungkapnya.
Arifin menuturkan, Kementerian ESDM juga tengah merencanakan pembangunan super grid untuk mendorong masuknya energi ke industri-industri. Menurutnya, Indonesia perlu mengantisipasi diberlakukannya cross border carbon mekanisme.(*)