Logo
>

Bappenas Dorong Ritel Gunakan E-Money Wallet

Ditulis oleh Dian Finka
Bappenas Dorong Ritel Gunakan E-Money Wallet

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Pembayaran elektronik semakin berperan penting dalam perkembangan sektor e-commerce dan social commerce di Indonesia. Selama periode 2019-2023, nilai dan volume transaksi belanja elektronik mengalami kenaikan signifikan, masing-masing sebesar 69 persen dan 25 persen.

    Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) menyoroti penggunaan transaksi digital. Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerja Sama Ekonomi Internasional Bappenas Laksmi Kusumawati menekankan agar sektor ritel mengembangkan penggunaan pembayaran e-money wallet.

    “Digitalisasi dan e-commerce mau tidak mau harus diperhatikan oleh pelaku ritel karena ada beberapa yang bisa didorong dengan adanya peritel ini ter-digitalisasi dan adanya kemajuan teknologi,” kata Laksmi di Hotel Borobudur Jakarta Pusat, Rabu, 14 Agustus 2024.

    Adapun peningkatan ini menunjukkan bahwa penggunaan e-money wallet telah mempercepat pertumbuhan e-commerce di Indonesia, memberikan kenyamanan, dan mendorong inovasi dalam metode pembayaran. 

    Digitalisasi dan e-commerce kini menjadi perhatian utama pelaku ritel, mengingat pentingnya teknologi dalam transformasi industri.

    Data terbaru menunjukkan bahwa pada Mei 2024, penggunaan uang elektronik mengalami peningkatan sekitar 23 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023. Transaksi belanja menggunakan uang elektronik juga meningkat sebesar 25 persen pada bulan yang sama, dibandingkan Mei 2023.

    “Mereka dapat mendorong pertumbuhan bisnis yang ada, kemudian inovasi produk dan layanan akan lebih disesuaikan dengan kebutuhan dari pasar,” jelasnya.

    Selain itu, ekspansi pasar melalui e-commerce memungkinkan jangkauan konsumen di berbagai wilayah dan sinergi antara saluran penjualan online dan offline.

    “Teknologi itu adalah bagian dari penting transformasi industri ritel karena dengan adanya teknologi maka kita bisa mendekatkan efisiensi daripada operasional,” tukasnya.

    Perbedaan Rupiah dan Uang Elektronik

    Perbedaan antara Central Bank Digital Currency (CBDC), atau yang lebih dikenal sebagai rupiah digital, dengan  uang elektronik ternyata cukup signifikan. Bank Indonesia (BI) menjelaskan bahwa uang elektronik adalah alat pembayaran dalam bentuk elektronik di mana nilai uang disimpan dalam media elektronik tertentu.

    Pengguna uang elektronik harus terlebih dahulu menyetorkan uangnya kepada penerbit dan menyimpannya dalam media elektronik sebelum menggunakannya untuk bertransaksi.

    Sementara itu, Central Bank Digital Currency (CBDC) merupakan uang digital yang diterbitkan dan dikontrol peredarannya oleh bank sentral. CBDC digunakan sebagai alat pembayaran sah yang dapat menggantikan uang kartal. CBDC bertindak sebagai representasi digital dari mata uang suatu negara, dalam hal ini rupiah.

    Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI, Ryan Rizaldy, menjelaskan perbedaan utama antara keduanya. Rupiah digital diterbitkan oleh BI selaku otoritas moneter, sedangkan uang elektronik bisa diterbitkan oleh pihak swasta atau lembaga non-perbankan.

    “Gampangnya kalau CBDC diterbitkan bank sentral. Kalau kartu debit itu uangnya bank umum. Kalau e-money, Gopay, OVO ini kan diterbitkan lembaga non-bank,” jelas Ryan.

    Tidak Menggantikan Uang Tunai dan Elektronik

    Meskipun rupiah digital akan diperkenalkan, Ryan memastikan bahwa keberadaan uang tunai dan uang elektronik tidak akan dihilangkan. Rupiah digital hanya akan menambah opsi transaksi, sehingga masyarakat memiliki berbagai pilihan dalam bertransaksi sesuai situasi yang dihadapi.

    “Prinsip yang kami pegang adalah eksistensi. Hidup orang Indonesia bisa lebih resilient, bisa bertransaksi dalam berbagai situasi, CBDC bisa memperkaya itu,” jelas Ryan.

    Dengan demikian, rupiah digital diharapkan dapat memberikan fleksibilitas tambahan bagi masyarakat Indonesia dalam melakukan transaksi keuangan, selain menggunakan uang tunai dan  uang elektronik.

    Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, beberapa hari lalu mengatakan, saat ini BI sedang mempersiapkan penerbitan Rupiah Digital dalam waktu dekat. Dengan hadirnya uang digital ini, BI akan menerbitkan tiga jenis uang: uang kertas, uang elektronik, dan uang digital.

    “BI harus mengeluarkan tiga jenis uang, yaitu uang kertas, uang elektronik yang sekarang dan uang digital ke depannya,” kata Perry dalam acara Peluncuran Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2030, di Jakarta Convention Center, Jumat 2 Agustus 2024.

    Perry menjelaskan bahwa rencana penerbitan Rupiah Digital telah termasuk dalam Blueprint SPI 2030 yang diterbitkan oleh BI. Blueprint tersebut juga mencakup penguatan infrastruktur, industri, inovasi, dan internasionalisasi sistem pembayaran di Indonesia. Menurut Perry, penerbitan uang digital oleh BI menjadi penting karena semakin banyak generasi muda yang terbiasa melakukan transaksi secara elektronik.

    “Generasi Y, generasi Z, dan Alpha makin ogah dengan uang kertas, mereka sudah biasa dengan uang elektronik, serba QRIS dan sebagainya,” ujar Perry. (*)

    Disclaimer:
    Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Dian Finka

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.