KABARBURSA.COM - Director of Compliance BRI A. Solichin Lutfiyanto mengklaim capaian positif PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) berangkat dari upaya menerapkan prinsip environmental, social dan governance (ESG) sejak tahun 2013. Standarisasi internasional terus diraih.
“Kami telah mengadopsi prinsip ESG sejak 2013. BRI terus berkomitmen pada keberlanjutan dengan meraih skor rating internasional yang baik,” kata Solichin dalam Media Briefing bertajuk Memaksimalkan Peran Lembaga Jasa Keuangan di Era ESG di Sarinah, Kamis, 12 September 2024.
Ia mengungkapkan capaian positif yang berhasil diraih, antara lain, peringkat bergensi dari ASEAN Corporate Governance Scored Card (ACGS) sebagai perusahaan yang masuk Top 3 Public Limited Company (PLCs) di Indonesia dan meraih penghargaan di kategori ASEAN Asset Class PLCs.
Capaian lainnya menurunkan skor ESG Risk Rating. Penurunan skor ini membantu BRI menyandang predikat low risk selama dua tahun berturut-turut dengan skor 17,8 yang lebih baik dibandingkan skor high risk pada 2020. Solichin mengungkapkan bahwa proses pencapaian skor ESG yang baik bukan pekerjaan mudah tapi butuh usaha dan perbaikan berkelanjutan.
“BRI selalu berusaha memberikan laporan yang jelas dan akurat untuk menunjukkan komitmen kami terhadap prinsip ESG,” ujarnya.
Menurutnya, capaian ESG hanya awal untuk terus memastikan tetap berada di jalur yang benar untuk memenuhi standar internasional.
Tidak Sekadar Ikut-ikutan ESG
Solichin menjelaskan, ketika bicara terkait ESG harus diketahui dulu apakah ikut tren, kebutuhan atau memang dari aspirasi perusahaan. Menurutnya, jika ikut ESG karena ikut-ikutan maka BRI tidak akan peduli dengan berapa skor yang didapat.
“Yang penting kita in the market aja. Market-nya sekarang ESG semua. Yaudah, kita masuk ESG. Market-nya sekarang konsen, customer-nya konsen dengan ESG,” jelasnya.
Sementara yang mendorong ESG, kata dia adalah customer dan regulator. Namun, menurutnya itu semua tidak akan banyak berdampak tanpa adanya kemauan sendiri.
“Perjalanannya panjang dari tahun 2013 kita pertama kali punya aspirasi. Tapi tiap tahun, kalau kita lihat, terutama setelah jadi tahun 2022, itu CEO kami, Pak Ransom bilang, kita ini ESG adalah bagian dari corporate strategy. Karena ini bagian dari corporate strategy, maka CEO mengatakan harus ada dedicated division yang menangani khusus kursi ESG,” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, ekonom senior Ryan Kiryanto mengapresiasi komitmen BRI dalam penerapan prinsip ESG. Ia menilai, BRI berhasil menerapkan ESG di kegiatan operasional dengan cara transparan dan berhasil mendapat dampak nyata.
“BRI adalah contoh cemerlang dari sebuah institusi keuangan yang tidak hanya memenuhi standar ESG, tetapi juga menunjukkan dedikasi yang konsisten dalam menerapkannya,” ungkap Ryan.
Menurutnya, BRI tidak hanya fokus pada simbol yang berkaitan dengan lingkungan, seperti penanaman pohon, tapi juga memperhatikan aspek sosial yang kerap diabaikan di dalam ESG.
“Ini termasuk upaya mereka dalam menyediakan layanan yang inklusif dan memperhatikan kebutuhan kelompok berkebutuhan khusus,” tambah Ryan.
Ryan juga mengakui peran BRI dalam mendorong sektor perbankan lainnya untuk mengikuti jejak mereka. Karena BRI telah menjadi teladan dalam industri perbankan di Indonesia dengan kinerja mengesankan. Namun, dia mengingatkan, dukungan dan kebijakan internal BRI yang mendukung prinsip ESG sangat penting untuk mencapai hasil yang signifikan.
“BRI adalah contoh nyata bagaimana institusi keuangan dapat berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan dan menciptakan dampak positif melalui praktik ESG yang baik,” tutup Ryan.
Kinerja Saham BBRI
Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menunjukkan performa menarik dari sisi valuasi dan kinerja keuangan. Berdasarkan data terbaru, rasio Price to Earnings (PE) tahunan tercatat di angka 13,20, sementara PE berbasis Trailing Twelve Months (TTM) sedikit lebih rendah di 12,99. Untuk proyeksi ke depan, rasio PE berada di level 12, menunjukkan ekspektasi pertumbuhan yang stabil.
Dari rasio valuasi lainnya, Price to Sales (TTM) BBRI berada di 3,91, Price to Book Value tercatat 2,56, dan Price to Cashflow (TTM) cukup tinggi di angka 26,57, mencerminkan harga saham yang relatif tinggi terhadap arus kas.
Rasio Price to Free Cashflow (TTM) bahkan lebih tinggi, yaitu 37,27. Sementara itu, rasio EV to EBITDA (TTM) berada di 9,00, yang cukup rendah, menunjukkan bahwa BBRI dinilai efisien dalam menghasilkan laba operasional.
Dari sisi pendapatan, kinerja BBRI tetap kuat dengan total pendapatan tahunan (annualised) diproyeksikan sebesar Rp59.404 triliun untuk tahun 2024, meskipun sedikit turun dari Rp60.100 triliun di tahun 2023. Untuk kuartal kedua tahun 2024, BBRI mencatat pendapatan sebesar Rp13.816 triliun, sedikit lebih rendah dari periode yang sama di tahun sebelumnya.
Dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp784,318 triliun dan jumlah saham beredar 151,56 miliar, BBRI terus menunjukkan performa yang solid, meski ada beberapa penurunan kecil dalam pendapatan kuartal dan tahunan. Kinerja kuat ini menunjukkan bahwa BBRI masih menjadi salah satu pilihan favorit di kalangan investor, dengan ekspektasi pertumbuhan yang stabil ke depannya.(*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.