Logo
>

BI Catat IKK 121,2: Tanda Kuat Rebound Kepercayaan Ekonomi Rumah Tangga

Ledakan optimisme ini bertumpu pada dua komponen utama pembentuk indeks

Ditulis oleh Pramirvan Datu
BI Catat IKK 121,2: Tanda Kuat Rebound Kepercayaan Ekonomi Rumah Tangga
Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di angka 121,2—sebuah titik balik kepercayaan setelah periode pelemahan yang panjang

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Keyakinan masyarakat terhadap arah perekonomian nasional kembali menanjak tajam pada Oktober 2025. Survei Konsumen terbaru Bank Indonesia (BI) mencatat lonjakan optimisme yang signifikan, menempatkan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) di angka 121,2—sebuah titik balik kepercayaan setelah periode pelemahan yang panjang.

    Capaian ini jauh melampaui posisi September 2025 yang berada di level 115,0. Dengan skor di atas ambang 100, IKK menegaskan bahwa publik kini menatap prospek ekonomi dengan keyakinan kuat dan ekspektasi yang tinggi.

    Kebangkitan optimisme tersebut disokong oleh dua pilar utama pembentuk indeks.

    Pertama, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) menunjukkan peningkatan yang mencolok—dari 102,7 pada September menjadi 109,1 di Oktober. Kenaikan ini mencerminkan perbaikan nyata di lapangan, mulai dari peningkatan pendapatan hingga ketersediaan lapangan kerja yang lebih luas.

    Kedua, Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) ikut menguat tajam, melesat dari 127,2 menjadi 133,4. Peningkatan ini menandakan optimisme masyarakat yang kian mengental, dengan pandangan positif terhadap kondisi ekonomi enam bulan ke depan.

    Secara keseluruhan, lonjakan IKK yang solid menjadi sinyal kuat bahwa konsumsi rumah tangga—penopang utama pertumbuhan ekonomi—diperkirakan akan terus menguat, menjaga denyut aktivitas ekonomi hingga penghujung kuartal IV 2025.

    Meski demikian, laporan BI menggarisbawahi adanya pergeseran halus dalam perilaku keuangan masyarakat. Proporsi pendapatan yang dialokasikan untuk konsumsi (average propensity to consume/APC ratio) menurun tipis menjadi 74,7 persen, dari 75,1 persen pada bulan sebelumnya.

    Sebaliknya, rasio pendapatan yang disimpan (saving to income ratio) meningkat menjadi 14,3 persen dari 13,7 persen, menunjukkan upaya memperkuat ketahanan finansial individu. Di sisi lain, porsi untuk pembayaran cicilan atau utang (debt to income ratio) tercatat stabil di 11,0 persen.

    Gambaran ini memperlihatkan bahwa di tengah menguatnya optimisme, masyarakat tetap menapaki kehati-hatian. Ada keseimbangan baru antara rasa percaya diri dan kewaspadaan—di mana keyakinan akan masa depan ekonomi berjalan seiring dengan dorongan untuk menabung dan menjaga kestabilan finansial pribadi.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.