KABARBURSA.COM - Perum Bulog meminta kepengurusan baru Asosiasi Kedelai Indonesia (Akindo) meningkatkan produksi kedelai guna mengurangi ketergantungan pada impor. Direktur Utama Bulog, Wahyu Suparyono, berharap sinergi yang lebih baik antara Bulog dan Akindo, terutama dalam pengadaan kedelai, dapat terwujud di bawah kepemimpinan baru.
Wahyu menyebutkan kebutuhan kedelai nasional mencapai sekitar 247.455 ton per bulan, namun stok yang dimiliki pemerintah, baik di Bulog maupun BUMN pangan, saat ini nihil. "Kebutuhan kedelai masih sangat tergantung pada impor karena produksi dari petani lokal masih rendah," kata Wahyu dalam keterangan resminya, Jumat, 4 Oktober 2024.
Untuk menjaga stabilitas stok, Badan Pangan Nasional telah menetapkan target Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) kedelai sebesar 100.000 ton pada 2024, dengan minimal stok akhir tahun sebesar 20.000 ton.
Ketua Umum Akindo yang baru, Hidayatullah, mengatakan akan melakukan revitalisasi dan konsolidasi di antara pelaku usaha kedelai, mulai dari importir hingga distributor. Ia mengajak seluruh anggota Akindo untuk lebih aktif berkolaborasi dan meningkatkan komunikasi, mengingat pasokan kedelai impor telah membaik dibandingkan sebelumnya.
Sekretaris Jenderal Akindo yang baru, Rayfarrell Dwia, turut menekankan pentingnya kolaborasi antaranggota. "Kami ingin Akindo menjadi wadah aspirasi para pelaku usaha kedelai kepada pemerintah, sehingga kebijakan yang dikeluarkan tepat guna dan sesuai sasaran," ujar Rayfarrell.
Akindo juga berkomitmen mendukung program pemerintah dalam menjaga stabilitas pasokan kedelai untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.
Dalam Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub), disepakati kepengurusan baru Akindo periode 2024-2029. Rayfarrell Dwia terpilih sebagai Sekretaris Jenderal dan Rossy Wanandi sebagai Bendahara.
Butuh Dukungan Lebih Luas
Sinergi antara Bulog dan Akindo menjadi langkah awal dalam memperkuat produksi kedelai lokal. Namun, upaya ini membutuhkan dukungan lebih luas dari berbagai pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas stok dan harga kedelai di pasar. Pemerintah, melalui Badan Pangan Nasional, terus mendorong kolaborasi demi memastikan pasokan kedelai tetap aman di tengah ketergantungan impor yang masih tinggi.
Arief menegaskan ketersediaan kedelai menjadi prioritas utama pemerintah untuk menjaga stabilitas harga dan pasokan di pasaran.
"Karena ini terkait ketersediaan pangan, perhatian utama kita adalah pasokan terpenuhi sehingga stabilitas pasokan dan harganya terjaga. Ini yang kita upayakan sesuai Arahan Bapak Presiden Joko Widodo, dan tentunya perlu sinergitas kita semua untuk mewujudkan hal tersebut," ujar Arief saat menghadiri Rakornas Gabungan Koperasi Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) di Yogyakarta, Senin, 29 Januari, 2024 lalu.
Berdasarkan data neraca pangan nasional, produksi kedelai dalam negeri pada tahun 2022 hanya mencapai 301 ribu ton, sementara total kebutuhan nasional mencapai 2,8 juta ton. Artinya, Indonesia masih defisit sekitar 2,5 juta ton, yang harus dipenuhi melalui impor.
Untuk mengatasi masalah ini, Badan Pangan Nasional telah menetapkan target Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) untuk kedelai sebesar minimal 100 ribu ton pada tahun 2024, dengan target stok akhir tahun sebesar 20 ribu ton.
Arief menambahkan, pemerintah berusaha mempercepat masuknya impor kedelai guna mencegah kelangkaan. "Keterlambatan kedatangan kedelai ini bisa disebabkan oleh situasi geopolitik yang memengaruhi logistik internasional. Namun, kita terus mendorong agar pasokan segera masuk sehingga stabilitas dapat terjaga," jelas Arief.
Ia juga meminta Gakoptindo untuk menyusun kebutuhan kedelai per daerah secara detail agar Bulog dapat mempersiapkan pengadaannya. Selain itu, Arief mendorong peran perbankan melalui model pembiayaan Supply Chain Financing (SCF) untuk mendukung pengadaan kedelai.
“Kita perlu mengetahui secara rinci berapa kebutuhan kedelai per daerah untuk pengrajin tahu dan tempe, sehingga secara nasional kita bisa memastikan kebutuhan bulanan. Dengan begitu, Bulog bisa memastikan pengadaan kedelai terpenuhi,” katanya.
Setelah kebutuhan kedelai terpenuhi, Arief meminta para pengrajin dan Kopti untuk membeli kedelai sesuai dengan Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) yang ditetapkan dalam Peraturan Badan Pangan Nasional (Perbadan) Nomor 11 Tahun 2022. HAP kedelai di tingkat produsen lokal ditetapkan sebesar Rp 10.775 per kilogram, sementara untuk konsumen, harga kedelai lokal adalah Rp 11.400 per kilogram dan kedelai impor Rp 12.000 per kilogram.
Di kesempatan yang sama, Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaluddin Iqbal, menyatakan kesiapan Bulog untuk bekerja sama dalam pengadaan kedelai. Ia menjelaskan bahwa terdapat dua mekanisme pengadaan, yaitu berdasarkan penugasan dari Badan Pangan Nasional sesuai dengan Perpres 125 tahun 2022 atau melalui mekanisme komersial yang diatur oleh Kementerian BUMN.
Tingkatkan Ekspor
Penasihat Pertanian dari Kedutaan Besar Amerika Serikat (AS), Rey Santella, pernah meminta agar Indonesia dapat meningkatkan ekspor produk pangan seperti kedelai dan tempe ke AS.
Rey menyampaikan itu saat menghadiri acara “Towards A Sustainable Future: Understand EUDR and American Hardwoods” di Tangerang, Banten, Selasa, 30 April 2024.
Menurut Ray, produk kedelai dari Indonesia dinilai lebih sehat karena ditanam secara organik oleh petani lokal, tidak melalui rekayasa genetik.
“Saya kagumnya terhadap kualitas kedelai dan tempe buatan Indonesia,” katanya.
Dia menyoroti potensi pasar yang besar di Indonesia, yang bahkan menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara. Hal ini menyebabkan permintaan konsumen terus meningkat, dan importir selalu mencari produk baru untuk dipasarkan.
Rey mengundang pelaku usaha pertanian Indonesia untuk menghubungi timnya guna membahas peluang ekspor produk pertanian ke AS. Dia menegaskan AS telah mempromosikan bahan makanan berkualitas ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, dan kualitas serta rasa otentik menjadi daya tarik bagi masyarakat.
Selain produk pertanian, Rey juga menyoroti peluang besar pasar ekspor mebel dari Indonesia ke AS, dengan 56 persen ekspor kayu dari sektor industri diekspor ke AS.(*)