KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) mencatat penjualan ritel Indonesia mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 4,5 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Juli 2024.
Angka ini ternyata melampaui ekspektasi Bank Indonesia (BI) sebesar 4,3 persen dan menunjukkan peningkatan dari 2,7 persen pada Juni 2024. Ini menandai pertumbuhan bulan ketiga berturut-turut dan merupakan yang tertinggi sejak Maret.
Adapun pertumbuhan ini didorong oleh bantuan tunai pemerintah yang meningkatkan belanja konsumen, terutama pada sektor makanan yang mencatat kenaikan 6,5 persen.
Selain itu, penjualan pakaian juga pulih dengan pertumbuhan 3,4 persen setelah mengalami kontraksi pada bulan Juni. Namun, penjualan barang budaya, teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta peralatan rumah tangga mengalami penurunan tajam.
"Kendati BI memperkirakan penjualan ritel akan tumbuh sebesar 5,8 persen pada bulan Agustus. Namun, mengingat penurunan penjualan peralatan TIK, penurunan penjualan mobil, serta berkurangnya dukungan pemerintah, pertumbuhan diperkirakan akan melambat berada dalam kisaran 2 persen hingga 3 persen," kata ekonom senior Samuel Sekuritas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi, dalam riset hariannya yang diterima Kabar Bursa, Rabu, 11 September 2024.
Namun, Fithra menambahkan bahwa BI juga memproyeksikan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 4,9 persen di tahun 2024.
Berikut faktor pendorong tumbuhnya penjualan ritel di Indonesia menurut Fithra ekonom Samuel Sekuritas.
Spekulasi Penurunan Suku Bunga
Terdapat spekulasi bahwa Bank Indonesia mungkin akan menurunkan suku bunga menjadi 6,00 persen pada akhir tahun 2024. Keputusan ini akan bergantung pada stabilitas rupiah dan perubahan kebijakan Federal Reserve AS. Perubahan suku bunga ini dipantau dengan cermat oleh pelaku pasar karena dapat memengaruhi biaya pinjaman dan arus investasi.
Kekhawatiran Terhadap Program Pensiun Wajib
Dunia bisnis Indonesia mengungkapkan kekhawatiran mengenai program pensiun wajib yang baru direncanakan. Mereka khawatir program ini dapat meningkatkan biaya upah dan membebani lingkungan bisnis secara keseluruhan, yang berpotensi mengikis gaji bersih pekerja formal dan menambah beban regulasi baru.
Pembentukan Kementerian Perumahan Rakyat
Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana membagi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menjadi dua badan terpisah. Salah satu badan akan fokus pada pembangunan 15 juta rumah untuk mengatasi defisit perumahan di Indonesia dan mendorong pembangunan infrastruktur di masa mendatang.
Menyusutnya Kelas Menengah dan Penghindaran Pajak
Para ahli memperingatkan bahwa menyusutnya jumlah kelas menengah di Indonesia dapat menghambat upaya negara untuk mencapai status negara maju dan menimbulkan keresahan sosial. Pembuat kebijakan didesak untuk memperkuat dukungan bagi segmen ekonomi penting ini.
Selain itu, laporan Bank Dunia menunjukkan bahwa sekitar 25 persen perusahaan Indonesia terlibat dalam penghindaran pajak, yang berpotensi menyebabkan kerugian pendapatan sebesar 2 persen dari PDB Indonesia. Ini menyoroti perlunya penegakan pajak yang lebih ketat.
Proyek Internasional di IKN dan Kemitraan Energi
Beberapa proyek besar akan diluncurkan oleh investor Tiongkok dan Australia di ibu kota baru Indonesia, Nusantara, dengan upacara peletakan batu pertama yang direncanakan minggu ini.
Selain itu, Indonesia menunggu pendanaan sebesar IDR 20 miliar dari negara-negara G7 untuk mendukung transisi dari ketergantungan batubara, dengan keterlambatan pencairan yang dapat memengaruhi strategi transisi energi.
Pertamina juga telah menjalin kemitraan dengan Vale Indonesia (INCO) untuk memasok minyak nabati terhidrogenasi (HVO), bahan bakar alternatif ramah lingkungan, serta mengintensifkan pengembangan bioetanol dan energi panas bumi. Pertamina menandatangani sejumlah kesepakatan untuk produksi hidrogen hijau sebagai bagian dari upaya menuju keberlanjutan dalam produksi energi.
Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS
Dengan menurunnya angka pengangguran di AS, kami memperkirakan bahwa rupiah dapat melemah lebih jauh terhadap dolar AS, melanjutkan tren penurunannya di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Kerja Sama PLN-Jerman dalam Energi Terbarukan
PLN Nusantara Power tengah menjajaki kerjasama dengan perusahaan Jerman dalam infrastruktur energi terbarukan, yang menandakan dorongan yang lebih kuat untuk inisiatif energi hijau.
Industri Petrokimia Hadapi Potensi PHK:
Industri petrokimia Indonesia bersiap menghadapi potensi PHK akibat meningkatnya impor plastik dan daya saing yang lebih rendah dibandingkan dengan produsen asing, yang mendorong seruan untuk penyesuaian kebijakan guna melindungi industri lokal.
Yang berikutnya adalah peningkatan penggunaan teknologi digital di kalangan UKM. Lebih dari 55 persen usaha kecil dan menengah atau UKM di Indonesia kini memanfaatkan teknologi digital, khususnya untuk pemasaran dan pelaporan keuangan, yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesempatan kerja. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.