Logo
>

Jumlah Penduduk Indonesia Bertambah, Luas Lahan Padi Menurun

Ditulis oleh KabarBursa.com
Jumlah Penduduk Indonesia Bertambah, Luas Lahan Padi Menurun

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengungkapkan bahwa tujuan dari gencarnya program cetak sawah atau lahan padi yang dilakukan pemerintah adalah untuk menjaga ketahanan pangan.

    Kata Sudaryono, jumlah penduduk Indonesia setiap tahunnya terus bertambah.

    Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk Indonesia mengalami peningkatan secara tahunan, di mana per semester I tahun 2024 tercatat penambahan sebanyak 3,3 juta jiwa dibandingkan periode yang sama di tahun 2023. Sehingga, total penduduk Indonesia hingga semester I tahun 2024 ada mencapai 282,4 juta jiwa.

    "Tanpa cetak sawah kita mau makan apa? Coba Anda bayangkan penduduk kita tambah besar, yang makan tambah banyak, sementara sawah kita tambah sedikit," kata Sudaryono, Selasa, 24 September 2024.

    Mengacu pada data yang sama, BPS mencatat turunnya jumlah luas panen dan produksi padi di Indonesia.

    BPS mencatat luas panen padi di Indonesia sebesar 10,21 juta hektare pada tahun 2023. Sementara di tahun sebelumnya, luas panen padi sebesar 10,45 juta hektare atau turun 0,24 juta hektare di tahun 2023.

    Sementara produksi Gabah Kering Giling (GKG) berdasarkan data BPS juga mengalami penurunan jumlah. Sepanjang tahun 2023, produksi GKG mencapai 53,98 juta ton. Sedangkan pada tahun 2022 sebesar 54,75 juta ton GKG atau turun sekitar 0,77 juta ton.

    Karenanya, Sudaryono menegaskan komitmen pemerintah melalui kerja Kementerian Pertanian (Kementan) untuk meningkatkan produksi beras. Saat ini, dia mengaku pihaknya tengah mengintensifkan program cetak sawah sebagai langkah menjaga ketahanan pangan nasional.

    Selain cetak sawah, Kementan juga tengah melakukan program optimalisasi lahan rawa sebagai upaya meningkatkan produksi. Hingga September 2024 ini, realisasi pada program tersebut telah mencapai 95 persen dari target penggarapan 40.000 hektare lahan yang berlokasi di Kabupaten Merauke, Papua Selatan.

    Sudaryono menuturkan, mekanisme optimalisasi lahan rawa telah menggunakan mekanisasi pertanian seperti drone, traktor, combain harvester, dan penggunaan benih unggul hingga pendampingan pemerintah secara intens.

    "Kalau ini berhasil kita sudah hitung Indonesia bisa surplus beras secara besar. Karena itu, cetak sawah harus kita lakukan karena suka tidak suka kita itu kehilangan sawah setiap tahun," ungkapnya.

    Sudaryono pun menepis anggapan yang menyebut program cetak sawah bukan solusi. Akan tetapi, dia menegaskan program tersebut merupakan jalan menuju swasembada pangan Indonesia.

    "Maka saya katakan solusi selain cetak sawah itu apa? Kan tidak ada selain cetak sawah, dan tentunya itu untuk menuju swasembada pangan," tegasnya.

    Sejauh ini, tutur Sudaryono, Kementerian Pertanian juga telah berhasil menambah luas areal tanam hingga 1,3 juta hektar melalui program pompanisasi. Ia menyebut capaian tersebut merupakan kerja keras bersama, termasuk para petani seluruh Indonesia.

    "Yang kita lakukan hanya menambah luas tanam yang berarti dari yang tadinya satu kali tanam bisa dua kali tanam. Begitu juga yang dua kali tanam bisa tiga kali tanam. Ini sudah berhasil karena pola kerja Kementan sekarang berbeda dengan dulu. Sekarang semua eselon 1, 2 dan seterusnya kantornya di lapangan," katanya.

    Untuk itu, pemerintah telah mencanangkan dalam 5 tahun ke depan akan mencetak sawah baru seluas 3 juta hektare. Upaya tersebut penting dilakukan untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

    "Dalam waktu dekat kita targetkan kita swasembada dan seterusnya adalah menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia," tutupnya.

    Anggaran dan Alokasi Kerja Pertanian

    Diberitakan sebelumnya, Badan Anggaran (Banggar) DPR RI menyetujui penambahan anggaran Kementerian Pertanian (Kementan) Rp21,49 triliun. Adapun sebelumnya, pagu anggaran tahun 2025 Kementan sebesar Rp7,91 triliun.

    Dengan tambahan tersebut, anggaran Kementan menjadi Rp29,37 triliun pada 2025. Adapun ketetapan tersebut disampaikan dalam rapat kerja Kementan bersama Komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 12 September 2024.

    Dalam rapat tersebut, Ketua Komisi IV DPR, Sudin, mengaku akan mendukung penuh penambahan anggaran Kementan tahun 2025. Kendati demikian, dia menegaskan anggaran tersebut dialokasikan sesuai dengan yang dicanangkan.

    Sudin meminta Kementan melakukan kajian mendalam sebelum menjalankan program. Dia berharap program tersebut diperuntukkan bagi kepentingan pertanian Indonesia dan peningkatan kesejahteraan petani.

    "DPR mendukung penambahan anggaran Kementan yang naiknya hampir 100 persen. Tapi kami mengingatkan dalam menyusun program agar fokus pada peningkatan pangan, mengingat sektor pertanian saat ini menghadapi tantangan yang tidak ringan seperti perubahan iklim dan cuaca ekstrim yang menghambat produksi," kata Sudin dalam rapat.

    Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono, mengatakan tambahan anggaran tersebut akan digunakan untuk mendukung program quick wins lumbung pangan. Sebesar Rp15 triliun akan dipergunakan untuk mencetak sawah seluas 150.000 hektare dan intensifikasi seluas 80.000 hektare.

    "Sisanya sebesar Rp6,4 triliun akan digunakan untuk program non quick wins. Sebesar Rp4,33 triliun untuk peningkatan produksi padi dan jagung, lalu Rp2,13 triliun untuk peningkatan produksi padi dan susu," ungkapnya.

    Selain itu, penggunaan anggaran nantinya juga akan dialokasikan untuk penguatan pupuk, benih, dan bibit pada komoditas padi, jagung, kelapa dan komoditi lainnya. Adapun Kementan sendiri memiliki empat program unggulan, yaitu ketersediaan akses dan konsumsi pangan berkualitas, nilai tambah, pelatihan dan vokasi serta dukungan manajemen.

    "Tanaman pangan, Hortikultura dan PKH (Peternakan dan Kesehatan Hewan) menjadi Direktorat yang akan mendukung program unggulan tersebut. Mulai dari pengembangan padi, jagung kedelai dan pangan lokal. Termasuk cetak sawah dan peningkatan indeks pertanaman," jelasnya.

    Pada 2025, untuk mendukung pencapaian Indonesia Emas (IE) 2045, Kementan akan fokus pada empat program utama yaitu Ketersediaan, Akses, dan Konsumsi Pangan Berkualitas; Nilai Tambah dan Daya Saing Industri; Pendidikan dan Pelatihan Vokasi; dan Dukungan Manajemen.

    Target produksi komoditas pertanian pada tahun 2025 meliputi padi sebesar 56,05 juta ton GKG, jagung 16,68 juta ton, kedelai 334.000 ton, cabai 3,08 juta ton, bawang merah 1,99 juta ton, kopi 772.000 ton, kakao 641.000 ton, tebu 36 juta ton, kelapa 2,88 juta ton, daging sapi/kerbau 405,44 ribu ton, dan daging ayam 4,0 juta ton.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi