Logo
>

Lima Tahun Terakhir, Ekspor RI ke Afrika Tumbuh 9,47 Persen

Ditulis oleh Ayyubi Kholid
Lima Tahun Terakhir, Ekspor RI ke Afrika Tumbuh 9,47 Persen

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) mencatat ekspor Indonesia ke benua Afrika stabil dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 9,47 persen dalam lima tahun terakhir.

    Lima negara tujuan utama ekspor Indonesia ke benua Afrika yaitu Mesir sebesar 37 persen, Kamerun (7,3 persen), Djibouti (7 persen), Afrika Selatan (6,1 persen), dan Nigeria (5,5 persen).

    Komoditas unggulan yang diekspor ke benua Afrika mencakup minyak hewani dan nabati, kertas dan produk kertas, sabun dan bahan pembersih, otomotif dan komponen otomotif, serta peralatan elektrikal.

    Pelaksana tugas (Plt) Direktur Pelaksana Sekretariat Lembaga, Kepatuhan, dan Sumber Daya Manusia LPEI, T Wahyu Prihadi Wibowo mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus mendukung eksportir dalam mengakses pasar di benua Afrika melalui penyediaan Pembiayaan Ekspor dan Asuransi Kredit Perdagangan (Trade Credit Insurance/TCI).

    “Indonesia Eximbank (LPEI) tidak hanya berperan dalam meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar Afrika yang terus berkembang, tetapi juga memberikan perlindungan kepada eksportir dari berbagai risiko yang berkaitan dengan perdagangan internasional,” kata Wahyu, Senin, 9 September 2024.

    Sebagai bagian dari upaya peningkatan ekspor ke negara-negara non-tradisional, khususnya kawasan Afrika, pemerintah melalui LPEI juga menyediakan fasilitas Penugasan Khusus Ekspor (PKE) Kawasan.

    Fasilitas ini bertujuan memberikan pembiayaan untuk transaksi atau proyek yang secara komersial sulit diwujudkan namun dipandang strategis oleh pemerintah dalam mendukung kebijakan ekspor nasional.

    PKE Kawasan ini mencakup pembiayaan ekspor bagi eksportir yang berfokus pada negara-negara di Afrika, Asia Selatan, dan Timur Tengah, kecuali negara-negara yang mendapat perhatian khusus.

    Beberapa proyek yang telah difasilitasi oleh LPEI melalui program PKE Kawasan di Afrika antara lain pembiayaan ekspor pesawat CN-235 ke Senegal, pembangunan 3.950 unit Rumah Sosial di Aljazair oleh PT Wijaya Karya (Wika), ekspor semen dan klinker ke Afrika Timur, serta ekspor ikan kaleng seperti sarden, makarel, dan tuna ke Nigeria dan Ghana di Afrika Barat.

    Wahyu menyebutkan, berdasarkan kajian LPEI menunjukkan komoditas seperti minyak sawit, otomotif, komponen otomotif, dan kayu lapis masih memiliki potensi besar di pasar Afrika.

    Afrika menawarkan peluang pasar yang besar dengan pertumbuhan ekonomi yang menjanjikan bagi eksportir Indonesia.

    “Dengan dukungan LPEI, para pelaku usaha dapat lebih percaya diri menembus pasar Afrika. Saatnya eksportir Indonesia memanfaatkan peluang ini untuk memperluas jangkauan dan memperkuat posisi di pasar global,” ujar Wahyu.

    Sebagai informasi, pada 2023 nilai ekspor Indonesia ke Afrika mencapai USD6,88 miliar.

    Petani Milenial Diminta Bantu Tingkatkan Ekspor Pertanian

    Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), ekspor pertanian Indonesia pada Januari hingga Juli 2024 mengalami pertumbuhan positif yang mencapai 10,55 persen.

    Ekspor pertanian meningkat di saat ekspor non migas maupun ekspor lainya cendrung menurun alias lesu.

    BPS mencatat, komponen utama yang mendongkrak naiknya ekspor pertanian di antaranya adalah komoditas buah-buahan hasil panen tahunan. Adapun kontribusi ekspor pertanian pada Januari-Juli 2024 meningkat 1,88 persen jika dibanding periode yang sama pada Januari-Juli 2023 yang hanya 1,68 persen.

    Sementara itu, ekspor Juli 2024 baik secara tahunan (year on year/yoy) maupun secara bulanan (mtm) meningkat karena ekspor komoditas kopi juga meningkat.

    Pelaksana tugas (Plt) Kepala BPS Amalia Widyasanti mengatakan, perkembangan ekspor non migas Indonesia berdasarkan sektor pada Juli 2024 cenderung membaik, yaitu total ekspor nonmigas mencapai USD20,79 miliar. Apabila dirinci, sektor pertanian berkontribusi sebesar USD0,50 miliar.

    “Saya ingin menyampaikan bahwa perkembangan ekspor nonmigas Indonesia berdasarkan sektor pada Juli 2024, sektor pertanian kehutanan dan perikanan berkontribusi USD0,50 miliar,” kata Amalia, 15 Agustus 2024.

    Menurut Amalia, tujuan ekspor Indonesia sejauh ini masih didominasi negara China, Jepang dan Amerika Serikat (AS). Sebagian data tersebut, ekspor nonmigas secara keseluruhan mengalami peningkatan secara bulanan.

    Adapun nilai ekspor Indonesia pada Juli 2024 mencapai USD22,21 miliar atau naik 6,55 persen jika dibandingkan ekspor Juni 2024. Kenaikan ini juga terjadi apabila dibandingkan Juli 2023, di mana nilai ekspor pada saat itu hanya 6,46 persen.

    Sedangkan untuk ekspor nonmigas pada Juli mencapai USD20,79 miliar atau naik 5,98 persen dibanding Juni 2024 mtm dan naik 5,87 persen jika dibandingkan ekspor nonmigas Juli 2023.

    Kerja sama dengan masyarakat Eropa, terutama dalam bidang pangan, diharapkan mampu meluaskan sektor pertanian di Indonesia dan berkembang semakin pesat guna memenuhi kebutuhan dalam negeri juga melakukan ekspor ke sejumlah negara.

    Sektor pertanian sendiri sudah mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan, di mana hingga pertengahan 2024 ini tercatat telah mengalami pertumbuhan sebesar 1,88 persen. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Ayyubi Kholid

    Bergabung di Kabar Bursa sejak 2024, sering menulis pemberitaan mengenai isu-isu ekonomi.