KABARBURSA.COM - Dua emiten baru, PT Manggung Polahraya (MANG) dan PT Griptha Putra Persada (GRPH), resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) awal Januari 2024 lalu. Sekarang sudah masuk triwulan, dan bagaimana kinerja kedua emiten ini?
PT Manggung Polahraya Tbk didirikan pada 1992 dengan fokus awal pada jasa konstruksi dan pengadaan. Kini, perusahaan ini telah berkembang dengan layanan utama di bidang konstruksi gedung, infrastruktur jalan, dan produksi aspal hot mix serta beton ready mix.
Dengan pengalaman hampir 30 tahun, PT Manggung Polahraya telah menyelesaikan berbagai proyek strategis pemerintah maupun swasta. Beberapa proyek penting yang pernah dikerjakan termasuk renovasi Menara Siger Bakauheni dan pembuatan reservoir tank Bandara Kualanamu.
Dalam jajaran pemegang saham, Mohamad Reza Pahlevi, mendominasi dengan 54,56 persen saham, sementara masyarakat non-warkat memegang 20 persen. Susunan direksi dan komisaris terdiri dari Wiwik Robiatul Adawiyah sebagai komisaris utama, Ni Ketut Mariani sebagai direktur utama, dan Niazine Gani sebagai komisaris.
Sementara itu, PT Griptha Putra Persada pertama kali didirikan pada 2010 dan beroperasi di bidang perhotelan, restoran, serta penyelenggaraan acara MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition). Berkantor pusat di Jakarta dan memiliki Hotel Griptha di Kudus, Jawa Tengah, PT Griptha mulai beroperasi penuh sejak 2015. Hotel ini dilengkapi dengan 138 kamar, 7 ruang pertemuan, ballroom, tempat ibadah, kolam renang, dan pusat kebugaran.
Pemegang saham mayoritas GRPH adalah PT Mulia Jaya Palma dengan kepemilikan 79,6 persen, disusul oleh masyarakat non-warkat sebesar 19,9 persen, dan Samuel Jeffrey Christiawan dengan 0,5 persen.
Dari segi valuasi yang tercatat dalam Stockbit, PT Manggung Polahraya yang punya kode saham MANG ini memiliki market cap sebesar Rp499 miliar, jauh lebih besar dibandingkan PT Griptha Putra Persada dengan kode saham GRPH yang hanya Rp50 miliar. Market cap yang lebih besar ini menunjukkan bahwa MANG lebih banyak diminati oleh investor. Namun, valuasi yang besar belum tentu berarti kinerja yang lebih baik.
Current PE Ratio (Annualised) MANG mencapai angka fantastis 425,88, sedangkan GRPH lebih realistis di angka 53,58. PE Ratio yang tinggi di MANG mungkin menandakan ekspektasi tinggi dari investor tentang pertumbuhan masa depan perusahaan. Namun, ini juga bisa jadi tanda bahwa MANG mungkin overvalued dan memiliki risiko tinggi. Sebaliknya, GRPH yang lebih realistis menunjukkan valuasi yang lebih wajar dan mungkin lebih stabil.
Jika dilihat dari Current PE Ratio (TTM), GRPH memiliki rasio sebesar 17,04, sementara MANG tidak tersedia. Ini menunjukkan bahwa GRPH memiliki valuasi yang lebih stabil dan wajar berdasarkan kinerja setahun terakhir.
Price to Book Value dan Likuiditas
Saat meninjau Price to Book Value, MANG berada di angka 7,01, sedangkan GRPH di 0,70. Nilai yang lebih rendah pada GRPH bisa berarti sahamnya undervalued, memberikan potensi pertumbuhan yang lebih menarik. Di sisi lain, MANG yang lebih mahal bisa jadi memiliki ekspektasi pertumbuhan yang lebih tinggi dari pasar.
Dalam hal likuiditas, Current Ratio MANG berada di 2,52, jauh di atas GRPH yang hanya 1,09. Angka ini menunjukkan bahwa MANG memiliki kemampuan lebih baik dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya, sehingga lebih aman dari segi likuiditas.
sedangkan dalam profitabilitas dan perfoma harga, GRPH menunjukkan efisiensi operasional yang lebih tinggi dengan Gross Profit Margin sebesar 45,01 persen dibandingkan MANG yang hanya 24,38 persen. Ini berarti GRPH lebih baik dalam mengontrol biaya produksinya. Dari segi Net Profit Margin, GRPH juga unggul dengan 3,52 persen, lebih tinggi dibandingkan MANG yang hanya 1,97 persen. Artinya, GRPH lebih efisien dalam manajemen biaya operasionalnya dan mampu menghasilkan laba bersih yang lebih baik.
Pendapatan dan Neraca Keuangan
Pendapatan MANG mencapai Rp60 miliar, jauh lebih besar dibandingkan GRPH yang hanya Rp7 miliar. Ini menunjukkan skala operasional MANG yang lebih luas. Namun, EBITDA GRPH sebesar Rp6,79 miliar menunjukkan bahwa meski pendapatan lebih kecil, profitabilitas sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi mereka cukup sehat.
Performa saham MANG dalam 1 minggu terakhir mengalami penurunan sebesar 21,08 persen, menunjukkan volatilitas yang cukup tinggi. Namun, dalam 6 bulan terakhir, MANG mencatatkan kenaikan sebesar 61,73 persen, menandakan potensi upside yang besar. Sementara itu, GRPH belum menunjukkan performa yang signifikan, sehingga perlu adanya perbaikan atau strategi baru untuk menarik minat investor.
MANG dan GRPH punya karakteristik yang berbeda. MANG dengan valuasi pasar lebih besar dan potensi upside yang besar, tapi juga lebih volatil. Sementara GRPH lebih efisien dan stabil dari segi keuangan. (alp/*)