Logo
>

Mengintip Peluang Emiten Mempercantik Laporan usai Pelantikan Presiden

Ditulis oleh Yunila Wati
Mengintip Peluang Emiten Mempercantik Laporan usai Pelantikan Presiden

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Seperti halnya bidang pekerjaan lain, di akhir tahun pasar saham Indonesia juga dihadapkan dengan tuntutan laporan keuangan dari masing-masing emiten. Tidak hanya sekadar laporan, yang paling dinantikan adalah bagi-bagi bonus kepada karyawan, yang dalam hal ini adalah investor.

    Dalam dunia saham, dikenal istilah window dressing, yaitu praktik yang dilakukan oleh manajer investasi atau perusahaan pada akhir periode tertentu (misalnya akhir kuartal atau akhir tahun) untuk memperbaiki penampilan portofolio investasi mereka. Mereka mungkin melakukan penjualan saham yang berkinerja buruk dan membeli saham yang memiliki performa lebih baik agar laporan kinerja portofolio terlihat lebih baik di mata investor.

    Biasanya, fenomena tersebut akan muncul sejak awal November, yang kali ini berbarengan dengan kinerja pertama pemerintahan presiden adn wakil presiden terpilih Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

    Fenomena window dressing saham telah ada di pasar modal global sejak lama, dan Indonesia mulai merasakan praktik ini sejak pasar modal Indonesia berkembang lebih signifikan, khususnya setelah liberalisasi ekonomi dan perkembangan pasar saham di akhir 1980-an hingga 1990-an.

    Pada dasarnya, window dressing di pasar saham Indonesia menjadi lebih terlihat seiring dengan semakin matangnya pasar modal, terutama setelah Bursa Efek Jakarta (BEJ) (sekarang Bursa Efek Indonesia/BEI) berkembang pesat. Pada akhir tahun atau kuartal, banyak manajer investasi, reksa dana, dan perusahaan publik di Indonesia mulai melakukan window dressing untuk memperbaiki kinerja portofolio mereka.

    Praktik window dressing menjadi lebih umum di Indonesia sejak:

    1. Reformasi pasar modal pada 1990-an

      Setelah Indonesia membuka diri terhadap investasi asing dan pasar modal mulai berkembang dengan adanya berbagai instrumen seperti reksa dana, window dressing mulai lebih terlihat di Indonesia. Saat itu, banyak investor institusional mulai masuk ke pasar, dan laporan kinerja portofolio menjadi sangat penting, terutama pada akhir periode seperti kuartal atau akhir tahun.

    2. Krisis finansial Asia 1997-1998

      Pasca-krisis, ketika ekonomi mulai pulih pada akhir 1990-an dan awal 2000-an, investor mulai lebih memperhatikan laporan kinerja portofolio. Window dressing semakin menonjol karena para manajer investasi berusaha menunjukkan hasil yang lebih baik kepada klien mereka, meskipun pasar masih dalam pemulihan.

    3. Pertumbuhan pasar saham di tahun 2000-an

      Selama tahun 2000-an, dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan minat investor terhadap saham Indonesia meningkat, praktik window dressing semakin lazim dilakukan oleh perusahaan manajemen aset dan manajer investasi yang mengelola dana-dana institusi dan reksa dana.

    Sejak saat itu, window dressing menjadi fenomena tahunan yang sering terjadi di akhir kuartal atau akhir tahun di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan banyak investor yang menyadari bahwa harga saham cenderung naik pada periode tersebut.

    Peluang Emas bagi Investor?

    Ada beberapa keuntungan window dressing bagi investor, di antaranya:

    1. Peningkatan Harga Saham

      Pada periode window dressing, saham-saham yang dibeli oleh manajer investasi sering mengalami peningkatan permintaan, yang bisa menyebabkan kenaikan harga saham tersebut. Investor yang memiliki saham-saham ini dapat memperoleh keuntungan jangka pendek dari kenaikan harga tersebut.

    2. Peluang Trading Jangka Pendek

      Investor berpengalaman dapat memanfaatkan momen window dressing untuk melakukan trading jangka pendek. Karena ada kecenderungan saham-saham tertentu akan naik selama periode ini, investor dapat membeli saham sebelum periode window dressing dan menjualnya setelah harga naik.

    3. Potensi Perbaikan Kinerja Portofolio

      Jika window dressing dilakukan dengan memilih saham-saham berkualitas, ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi portofolio investor, karena perusahaan-perusahaan tersebut mungkin akan terus berkinerja baik ke depannya.

    4. Kesan Positif pada Laporan Investasi

      Window dressing juga dapat membuat portofolio tampak lebih menarik ketika laporan disampaikan ke pemegang saham atau investor institusional. Bagi investor yang berinvestasi melalui reksa dana, ini dapat memengaruhi keputusan mereka untuk tetap berinvestasi.

    Namun, perlu diingat bahwa window dressing bersifat sementara dan tidak selalu mencerminkan fundamental yang kuat dari saham tersebut. Investor perlu berhati-hati dan tidak hanya mengandalkan strategi ini untuk membuat keputusan investasi jangka panjang.

    Sentimen Positif Pelantikan Presiden

    Mengutip hasil riset Cheril Tanuwijaya, Head of Research Investasiku, Minggu, 20 Oktober 2024, pasar saham Indonesia mengalami penguatan signifikan menjelang pelantikan presiden dan pembentukan kabinet baru pada 20-21 Oktober 2024.

    Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 3,18 persen dalam sepekan terakhir, menunjukkan respons positif dari investor terhadap transisi pemerintahan yang berjalan kondusif. Meskipun bursa saham Indonesia bersikap netral terhadap sosok pemimpin, stabilitas politik dan kondisi ekonomi yang damai menjadi kunci utama dalam menggerakkan pasar.

    Pelantikan presiden terpilih Prabowo Subianto dan penyusunan kabinet baru dengan target pertumbuhan ekonomi ambisius sebesar 8 persen memberikan sentimen positif yang kuat. Kabinet ini berencana melanjutkan program pembangunan dari pemerintahan sebelumnya dengan berbagai terobosan kebijakan baru.

    Selain itu, dengan mempertahankan 16 menteri dari Kabinet Indonesia Maju, masa adaptasi kabinet baru diharapkan berjalan cepat, sehingga kebijakan ekonomi dapat segera dijalankan tanpa banyak perubahan drastis.

    Pengaruh positif dari transisi pemerintahan ini juga tercermin dari akumulasi net buy yang dilakukan oleh investor asing. Selama sepekan terakhir, investor asing mencatatkan pembelian bersih sebesar Rp841,20 miliar, dan secara year-to-date (ytd), akumulasi net buy mencapai Rp44,24 triliun. Ini menunjukkan optimisme investor asing terhadap stabilitas politik dan prospek ekonomi Indonesia di bawah kepemimpinan baru.

    Secara sektoral, saham-saham yang terkait dengan program kerja 100 hari pemerintahan baru mengalami penguatan kompak. Beberapa sektor yang menunjukkan kenaikan signifikan di antaranya adalah:

    1. Makanan dan Minuman
    2. Properti
    3. Peternakan
    4. Konstruksi
    5. Kesehatan
    6. Tambang Mineral
    7. Perbankan

    Sektor-sektor ini memiliki potensi besar karena selaras dengan fokus kebijakan pemerintah baru, terutama dalam pembangunan infrastruktur, ketahanan pangan, serta pengembangan sektor kesehatan dan pertambangan. Selain itu, saham-saham yang memiliki keterkaitan dengan calon menteri yang dipanggil oleh presiden terpilih juga mengalami penguatan signifikan.

    Namun, para trader dan investor, terutama pemula, perlu berhati-hati terhadap volatilitas tinggi pada saham-saham yang terkait dengan calon menteri. Harga saham-saham ini bisa berfluktuasi tajam, mengingat calon menteri yang dipanggil mungkin tidak semuanya akan menjabat di kabinet. Jika seorang calon menteri tidak terpilih, saham-saham yang terkait dengannya dapat dengan cepat mengalami penurunan tajam.

    Untuk meminimalkan risiko, investor disarankan memahami profil perusahaan dan fundamental emiten. Fokus pada perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang solid dan prospek bisnis yang jelas dapat membantu menghindari dampak dari volatilitas sementara terkait spekulasi di pasar.

    Secara keseluruhan, pelantikan pemerintahan baru dan penyusunan kabinet memberikan angin segar bagi pasar saham Indonesia, yang diperkirakan akan terus menguat selama stabilitas politik dan ekonomi tetap terjaga. Namun, investor harus tetap waspada terhadap potensi volatilitas di saham-saham tertentu dan berfokus pada analisis fundamental untuk membuat keputusan investasi yang bijak.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79