Logo
>

Pertumbuhan Likuiditas Ekonomi Melambat pada Akhir 2024

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Pertumbuhan Likuiditas Ekonomi Melambat pada Akhir 2024

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Desember 2024 tetap mengalami pertumbuhan, meski melambat dibandingkan bulan sebelumnya. Posisi M2 pada akhir tahun tercatat sebesar Rp9.210,8 triliun, tumbuh 4,4 persen secara tahunan (yoy), turun dari pertumbuhan 6,5 persen (yoy) pada November 2024.

    BI menyebutkan perlambatan tersebut didorong oleh pertumbuhan komponen uang beredar sempit (M1) sebesar 5,8 persen (yoy) serta uang kuasi yang hanya tumbuh tipis sebesar 0,3 persen (yoy). Seperti dalam keterangan resmi yang dirilis di Jakarta, Kamis 23 Januari 2025.

    Faktor utama yang memengaruhi perkembangan M2 di Desember 2024 adalah kinerja penyaluran kredit dan kontraksi tagihan bersih terhadap Pemerintah Pusat (Pempus). Penyaluran kredit tumbuh 9,1 persen (yoy), melambat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat pertumbuhan 10,1 persen (yoy). Di sisi lain, tagihan bersih kepada Pempus mencatat kontraksi tajam sebesar 17,4 persen (yoy), setelah sebelumnya tumbuh 1,1 persen (yoy).

    Sementara itu, aktiva luar negeri bersih menunjukkan pertumbuhan yang relatif stabil, yakni 0,8 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibandingkan kenaikan 1,0 persen (yoy) pada November.

    Perkembangan ini mencerminkan dinamika yang kompleks dalam struktur likuiditas perekonomian, yang dipengaruhi oleh interaksi antara sektor kredit, kebijakan fiskal, dan kondisi eksternal.

    Jumlah Uang Beredar

    Bank Indonesia (BI) melaporkan jumlah uang beredar atau likuiditas perekonomian dalam arti luas (M2) pada Oktober 2024 mencapai Rp9.078,6 triliun. Jumlah tersebut tumbuh sebesar 6,7 persen (year-on-year/yoy).

    “Lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 7,2 persen yoy,” kata Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso dalam keterangan tertulis, Jumat, 22 November 2024.

    Perkembangan M2 tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 7,1 persen yoy dan uang kuasi sebesar 4,2 persen yoy.

    Dalam laporan BI disebutkan komponen M1 dengan pangsa pasar 55,3 persen dari M2, pada Oktober 2024 sebesar Rp5.022,2 triliun atau tumbuh sebesar 7,1 persen atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 6,9 persen yoy.

    Sementara perkembangan M1 disebabkan oleh perkembangan uang kuartal di luar bank umum, BPR dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

    Sementara uang kartal yang beredar di masyarakat pada bulan lalu sebesar Rp970,1 triliun. Jumlah tersebut tumbuh sebesar 12,4 persen lebih tinggi dibandingkan periode September 2024 yang mencapai 10,6 persen yoy.

    Tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu, dengan kontribusi sebesar 46,3 persen terhadap M1, mencapai Rp2.324,5 triliun pada Oktober 2024, tumbuh 6,0 persen secara tahunan (yoy). Angka ini menunjukkan pertumbuhan yang relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara itu, giro rupiah tercatat sebesar Rp1.727,6 triliun dengan pertumbuhan 5,7 persen yoy, sedikit melambat dari pertumbuhan 6,1 persen yoy pada bulan sebelumnya.

    Bank Indonesia juga melaporkan bahwa pada Oktober 2024, uang kuasi yang menyumbang 43,5 persen terhadap M2 tercatat sebesar Rp3.946,5 triliun, tumbuh 4,2 persen yoy, melambat dari pertumbuhan 5,3 persen yoy pada September 2024.

    Dalam komponen uang kuasi, simpanan berjangka dan tabungan lainnya masing-masing tumbuh 4,6 persen yoy dan 4,9 persen yoy, sementara giro valas tumbuh sebesar 2 persen.

    Faktor yang Memengaruhi

    Ramdan mengatakan, perkembangan M2 pada Oktober 2024 dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada pemerintah pusat. Penyaluran kredit pada Oktober 2024, lanjut dia, tumbuh sebesar 10,4 persen yoy, stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya.

    “Tagihan bersih kepada pemerintah pusat terkonstraksi sebesar 0,1 persen yoy, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh 12,3 persen yoy. Sementara itu, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 1,6 persen setelah terkonsentrasi sebesar 0,1 persen, setelah pada bulan sebelumnya tumbuh sebesar 12,3 persen yoy. Sementara itu, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 1,6 persen yoy setelah terkontraksi sebesar 0,3 persen yoy pada September 2024,” ujarnya.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.