Logo
>

PR Mentan Era Prabowo: Swasembada Pangan dan Cetak Tiga Juta Hektar Sawah

Ditulis oleh KabarBursa.com
PR Mentan Era Prabowo: Swasembada Pangan dan Cetak Tiga Juta Hektar Sawah

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Kerja keras Kementerian Pertanian RI di era Prabowo Subianto, akan diuji. Swasembada pangan dan program cetak 3 juta hektar sawah akan digalakkan. Beberapa kluster pertanian pun sedang digarap untuk mewujudkan hal tersebut.

    Hal ini disampaikan Hashim Djojohadikusumo dalam acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), Sabtu, 29 September 2024.

    Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu menyebut, Prabowo saat ini menaruh harapan besar kepada Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman. Program-program pertanian yang diusungnya dinilai mampu membawa perubahan. 

    “Akan lebih banyak disayangi nanti kalau kita jadi pengekspor pangan, Pak Amran. Ini program luar biasa, itu dengan teknologi dan lain-lain luar biasa," ungkapnya.

    Hashim menuturkan, Indonesia pernah mengukir sejarah manis, yaitu pencapaian swasembada pangan pada masa Orde Baru. Nampaknya, capaian tersebut akan terulang kembali di masa kepemimpinan Prabowo kelak jika kinerja Kementerian Pertanian bisa melaju dengan pesat.

    Hashim menuturkan, Indonesia sebelumnya sempat menjadi negara eksportir beras, salah satunya kepada Vietnam. Hal itu terjadi di rentang tahun 1985-1986. Dalam kondisi itu, tutur dia, Indonesia memiliki stok beras yang melimpah.

    "Tahun 1985, tahun 1986, Vietnam mau kembalikan pinjaman beras. Indonesia kelebihan beras, Bulog itu kemudian penuh dengan beras. So, nanti kalau Indonesia kelebihan beras, Pak, saya menawarkan jasa saya ke Bapak, kita ekspor ke negara-negara lain," ujarnya.

    Hashim mengaku, pada saat itu dirinya menjadi salah satu pengusaha eksportir beras nasional untuk beberapa negara. Sebagai pengusaha, dia bangga lantaran negaranya berhasil swasembada.

    "Saya berbangga waktu itu, pengusaha Indonesia ikut perdagangan internasional. Kita jual beras Indonesia dari Vietnam, kita jual ke Filipina, uang kita kembalikan, saya bayar kembali ke Pak Bustanil Arifin (mantan Kepala Bulog) waktu itu, Pak, itu pengalaman, Pak," ungkapnya.

    Menanggapi hal tersebut, Amran langsung  mengajak para pengusaha Tionghoa untuk mensukseskan berbagai program pemerintah yang berkaitan dengan sektor pangan. Di antaranya lewat program cetak sawah 3 juta hektar, kluster pertanian modern hingga penguatan makan bergizi gratis yang akan dijalankan Prabowo pada Oktober mendatang.

    Menurutnya, berbagai program tersebut adalah program masa depan bangsa untuk menjadikan Indonesia sebagai superpower di dunia. Melalui program cetak sawah, Amran mengungkap potensi Indonesia sebagai eksportir beras.

    "Perkalian sederhana kalau 3 juta hektar jadi kenyataan produksi 5 ton saja apalagi 10 ton per hektar hasilnya 30 juta ton. Dan kalau itu bisa kita lakukan kita bisa ekspor 4 sampai 5 juta ton," jelasnya.

    Lebih jauh, Amran menyebut saat ini sudah mulai bekerja di lapangan khususnya wilayah Merauke Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat, pemerintah membangun cluster pertanian modern yang sejajar dengan negara maju.

    Lumbung Pangan Dunia

    Pemerintah Indonesia semakin serius menargetkan swasembada pangan dan mempersiapkan diri untuk menjadi lumbung pangan dunia. Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, menyampaikan bahwa Indonesia akan mencetak tiga juta hektar sawah baru dalam lima tahun ke depan, bertepatan dengan masa pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

    Hal ini disampaikan Sudaryono dalam kongres pertanian Indonesia yang diselenggarakan oleh Ikatan Alumni Institut Pertanian Bogor (IPB) di Bogor, Selasa, 24 September 2024.

    Dalam pidatonya, Sudaryono mengungkapkan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi besar pemerintah untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional sekaligus menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.

    “Dalam waktu dekat, kita targetkan swasembada, dan seterusnya adalah menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia,” ujar Sudaryono.

    Ia menegaskan bahwa pencetakan sawah merupakan solusi strategis untuk menghadapi tantangan pangan di tengah laju pertumbuhan penduduk yang semakin cepat.

    Program cetak sawah baru dipandang sebagai salah satu langkah penting untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia. Sudaryono menekankan bahwa, dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan akan pangan terus meningkat, sedangkan luas lahan pertanian justru menurun.

    “Tanpa cetak sawah, kita mau makan apa? Penduduk kita terus bertambah, sementara sawah berkurang. Selain intensifikasi, kita juga harus ekstensifikasi, salah satunya dengan mencetak sawah baru,” kata Sudaryono.

    Ia juga menjelaskan bahwa cetak sawah ini tak hanya bertujuan untuk memperluas lahan pertanian, tetapi juga untuk meningkatkan produktivitas melalui modernisasi dan mekanisasi pertanian. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan hasil panen sekaligus menjaga ketersediaan pangan di seluruh Indonesia.

    Optimalisasi Lahan Rawa

    Selain cetak sawah, pemerintah juga tengah menggenjot program optimalisasi lahan rawa. Hingga September 2024, program ini telah mencapai 95 persen dari target penggarapan 40 ribu hektar lahan di Kabupaten Merauke, Papua Selatan. Optimalisasi lahan rawa ini mengandalkan teknologi mekanisasi pertanian, seperti drone, traktor, dan mesin pertanian lainnya, guna mempercepat proses pengolahan lahan dan meningkatkan efisiensi produksi.

    Menurut Sudaryono, mekanisasi merupakan langkah krusial untuk mempercepat peningkatan produksi pangan di lahan yang sebelumnya tidak termanfaatkan. Dengan adanya dukungan teknologi ini, lahan-lahan marginal seperti rawa dapat diubah menjadi lahan produktif yang berkontribusi pada kemandirian pangan Indonesia.

    Target ambisius untuk menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia sejalan dengan upaya pemerintah dalam mengembangkan sektor pertanian secara holistik. Pemerintah juga berencana memperluas akses pasar ekspor produk-produk pertanian Indonesia ke berbagai negara.

    “Selain swasembada, kita ingin Indonesia menjadi pemasok utama pangan dunia,” jelas Sudaryono.

    Langkah ini mencerminkan tekad Indonesia untuk memainkan peran lebih besar dalam pasar global, sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani di dalam negeri melalui produktivitas yang lebih tinggi dan akses pasar yang lebih luas. Pemerintah berharap, melalui program-program ini, Indonesia dapat berdiri sebagai kekuatan utama di sektor pangan dunia dalam beberapa tahun ke depan.

    Dengan cetak sawah baru, optimalisasi lahan marginal, dan dukungan teknologi, Indonesia siap mewujudkan visinya sebagai lumbung pangan dunia. Tantangan besar menanti, tetapi dengan komitmen kuat dari pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, impian tersebut semakin mendekati kenyataan.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi