KABARBURSA.COM - Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyampaikan Indonesia merupakan eksportir pinang nomor satu dunia. Ini terbukti karena Indonesia merupakan pemasok 35 persen kebutuhan pinang global.
Hal tersebut disampaikan Zulkifli saat melepas ekspor pinang PT Best Star Indonesia untuk bulan Juli 2024 sebanyak 28 kontainer di Jambi pada Sabtu, 13 Juli 2024.
Adapun jumlah tersebut dibagi menjadi delapan kontainer ke Arab Saudi dan 20 kontainer ke Bangladesh dengan total nilai USD692 ribu atau setara Rp11,10 miliar.
"Pasar pinang terbesar ada di India, Arab Saudi, Bangladesh, dan Vietnam. Pelepasan ekspor ke Arab Saudi dan Bangladesh kali ini kami harap dapat menjadi momentum mendorong perluasan akses pasar bagi produk pinang Indonesia," ujar Zulkifli.
Perlu diketahui, ekspor produk pinang Indonesia periode Januari - Mei 2024 tercatat sebesar USD49,1 juta. Sedangkan pada 2023 tercatat sebesar USD127, 39 juta dengan negara tujuan ekspor terbesar pinang Indonesia, yaitu Iran (42,11 persen), India (14,82 persen), Tiongkok (10,81 persen), Bangladesh (9,41 persen), dan Malaysia (5,86 persen).
Permintaan dunia untuk pinang sangat menjanjikan. Permintaan impor dunia tahun 2023 mencapai nilai sebesar USD 358,7 juta. Tren impor pinang lima tahunan dunia (2019 - 2023) juga tumbuh positif sebesar 39 persen.
Negara-negara pengimpor pinang terbesar di dunia, antara lain, India (USD147,3 juta), Iran (USD55,69 juta), Bangladesh (USD35,30 juta), Persatuan Emirat Arab (USD34,42 juta), dan Vietnam (USD26,5 juta).
Pinang tidak hanya untuk konsumsi langsung, tetapi juga untuk industri bernilai tambah seperti biomedis untuk antidepresan, antioksidan, dan lain-lain.
Sebelumnya, Zulkifli juga mengatakan bahwa pada tahun 2023, nilai ekspor besi dan baja Indonesia mencapai USD26,70 miliar. Angka ini menunjukkan peningkatan yang signifikan sebesar 261,49 persen dibandingkan dengan nilai ekspor pada tahun 2019.
Pertumbuhan ini mencerminkan perkembangan pesat industri besi dan baja Indonesia serta kemampuan negara dalam meningkatkan daya saing produknya di pasar global.
Peningkatan ini juga menggambarkan peran penting sektor ini dalam mendukung perekonomian nasional melalui peningkatan devisa dan penciptaan lapangan kerja.
Menteri yang biasa disapa Zulhas itu menyebutkan bahwa Indonesia saat ini berada di peringkat keempat dalam daftar eksportir besi dan baja terbesar di dunia. Pada tahun 2019, Indonesia berada di posisi ke-17 dalam daftar tersebut. Dan, pada tahun 2023, Indonesia berhasil naik ke posisi keempat.
Peningkatan yang signifikan ini mencerminkan keberhasilan industri besi dan baja Indonesia dalam meningkatkan produksinya serta memperluas pasar ekspornya di kancah global. Hal ini juga menunjukkan kemampuan negara dalam bersaing dengan negara-negara besar lainnya dalam industri ini.
“China menduduki peringkat teratas dengan pangsa pasar sebesar 14,57 persen,” kata Zulkifli Hasan dalam Seminar Nasional dan Pameran Rantai Pasok Konstruksi Baja yang digelar di Hotel Bidakara, Jakarta, pada Rabu, 10 Juli 2024.
Data ini juga menunjukkan bahwa meskipun Indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan, masih ada ruang untuk pertumbuhan lebih lanjut dalam meningkatkan pangsa pasar globalnya di sektor besi dan baja.
Di sisi lain, impor besi dan baja Indonesia pada tahun 2023 tercatat sebesar USD11,38 miliar. Data ini menunjukkan bahwa meskipun impor tetap signifikan, ekspor besi dan baja Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang luar biasa, memperkuat posisi negara sebagai salah satu pemain utama di pasar global.
Kemudian, neraca perdagangan besi dan baja Indonesia pada tahun 2023 mencatat surplus sebesar USD15,32 miliar. Ia menambahkan, dari total surplus perdagangan Indonesia yang sebesar USD36 miliar pada tahun 2023, sebanyak USD15 miliar berasal dari industri besi dan baja.
Produk Rotan
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengungkapkan bahwa produk rotan Indonesia memiliki kualitas unggul, sehingga menjadi favorit bagi importir luar negeri, termasuk Jepang.
Dalam kunjungannya ke Kimura Rattan Co., Ltd di Osaka, Jepang, Jerry menyatakan bahwa rotan Indonesia telah menjadi andalan selama puluhan tahun di Negeri Matahari Terbit tersebut.
“Kami sangat mengapresiasi langkah Kimura Rattan yang setia selama 49 tahun memilih rotan Indonesia sebagai bahan baku produk-produknya. Ini menjadi bukti bahwa rotan Indonesia memiliki kualitas yang sangat baik dan diminati dunia,” ujar Jerry dalam keterangan di Jakarta, Jumat 5 Juli 2024.
Menurut Jerry, importasi rotan oleh Kimura Rattan telah berkontribusi dalam meningkatkan hubungan dagang antara Indonesia dan Jepang. “Kerja sama ini tidak hanya bermanfaat bagi kedua belah pihak, tetapi juga membantu meningkatkan hubungan perdagangan kedua negara,” katanya.
Data menunjukkan total impor rotan oleh Kimura Rattan dari Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Pada periode Oktober 2020-September 2021, nilainya mencapai 2,11 juta dolar AS, kemudian naik menjadi 2,16 juta dolar AS pada periode Oktober 2021-September 2022, dan mencapai 2,33 juta dolar AS pada periode Oktober 2022-September 2023.
Lebih lanjut, Jerry menyatakan bahwa Kementerian Perdagangan berkomitmen untuk terus mendukung dan memfasilitasi ekspor produk rotan berkualitas tinggi ke Jepang. Salah satunya melalui Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Osaka yang siap membantu dalam hal peningkatan kualitas produk, promosi, serta penyelesaian berbagai kendala yang dihadapi.
“Kami harap kerja sama yang telah terjalin dapat dikembangkan lebih ekstensif. Jika ada keinginan atau peluang kerja sama lain yang ingin dijajaki, jangan ragu untuk menghubungi pihak ITPC Osaka yang selalu siap membantu,” ujar Jerry.
Produk Furnitur
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Triadi Machmudin, mengumumkan bahwa produk furnitur dan barang kerajinan berbahan rotan asal Cirebon telah berhasil menembus pasar Spanyol dengan nilai ekspor mencapai USD 28 ribu.
Produk ekspor tersebut diproduksi oleh CV Aksata Furnicraft Internasional, mitra binaan dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat (Jabar). “Ekspor yang hari ini dilepas ke Spanyol bernilai 28 ribu dolar AS. Produknya berasal dari mitra binaan kami,” ujarnya.
Bey juga mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat, produk rotan dari rumah produksi tersebut akan dipasarkan ke Uni Emirat Arab dengan nilai ekspor sekitar USD 127 ribu. “Saat ini baru tahap MoU, dan sekitar 40 hari ke depan, produk rotan ini akan diekspor ke Uni Emirat Arab,” jelasnya.