Logo
>

Tampil di Event Busan, Pengusaha Seafood Indonesia Incar Pasar Korea

Ditulis oleh KabarBursa.com
Tampil di Event Busan, Pengusaha Seafood Indonesia Incar Pasar Korea

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil seafood berkualitas, turut serta dalam acara internasional yang digelar di Busan, Korea Selatan, pada 6-8 November 2024.

    Keterlibatan Indonesia dalam event bergengsi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mempromosikan produk kelautan nasional di pasar global.

    Peran aktif Indonesia dalam acara ini tak lepas dari dukungan Atase Perdagangan Kedutaan Besar Indonesia di Korea Selatan, Eko Prilianto.

    Eko memotivasi para pengusaha kelautan nasional untuk memanfaatkan peluang ekspor, khususnya di pasar Korea Selatan (Korsel), dan bersaing di kancah internasional.

    Dukungan serupa juga datang dari Isye Sri Rahayu, istri Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono, yang hadir dan memberikan semangat kepada para pengusaha seafood Indonesia di event tersebut.

    Kehadiran Isye Sri Rahayu di acara tersebut memberi dorongan moral yang besar bagi para pengusaha nasional, terutama dalam mengembangkan dan memasarkan produk seafood Indonesia secara lebih luas.

    Salah satu merek lokal yang turut berpartisipasi dalam event ini adalah Cut The Crab, yang telah eksis di industri seafood sejak 2012.

    Teddy Yulianto, owner Cut The Crab, mengatakan bahwa dalam ajang ini, pihaknya memperkenalkan bumbu khas dan kepiting segar asal Indonesia Timur dengan kualitas terbaik.

    Teddy menjelaskan, kualitas produk menjadi prioritas utama di Cut The Crab. Kepiting yang disajikan berasal dari Sulawesi hingga Papua, sementara untuk budidaya dilakukan di Serang, Banten, dengan memastikan semua produk tetap hidup dan segar hingga sampai ke konsumen.

    “Kami memastikan kepiting yang kami sajikan selalu dalam kondisi hidup sebelum disajikan ke konsumen,” ujar Teddy, Minggu, 10 November 2024.

    Di dalam negeri, kata Teddy, Cut The Crab juga telah membuka cabang di beberapa kota besar di Indonesia, seperti Jakarta, Bali, Yogyakarta, dan Malang. Teddy menyatakan rencana ekspansi ke lebih banyak kota di Indonesia, serta kemungkinan membuka cabang di Korea Selatan.

    “Ke depan, kami berharap bisa hadir di lebih banyak daerah di Indonesia, bahkan di Korea Selatan,” ungkapnya.

    Teddy juga berharap event internasional semacam ini bisa lebih sering diadakan, sehingga dapat membuka peluang lebih besar bagi produk seafood Indonesia untuk dipasarkan di luar negeri.

    Menurutnya, langkah yang diambil oleh Eko Prilianto sebagai Atase Perdagangan Indonesia di Korea Selatan akan memberikan peluang besar untuk ekspansi pasar produk-produk seafood Indonesia ke negara-negara lain, baik di Asia, Eropa, maupun Amerika Serikat.

    “Kali ini kita tampil di Korea Selatan, dan kami berharap dapat tampil di negara-negara lainnya, tidak hanya di kawasan Asia, tetapi juga di Eropa, Amerika Serikat, dan negara sahabat lainnya," tutup Teddy.

    RI dan China Kerja Sama Sektor Kelautan dan Perikanan

    Presiden Indonesia Prabowo Subianto bersama Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, melakukan pertemuan dengan Presiden China, Xi Jinping, pada Sabtu, 9 November 2024. Dalam pertemuan tersebut, kedua negara sepakat untuk memperkuat kerja sama di sektor kelautan dan perikanan, yang ditandai dengan penandatanganan pedoman kerja sama teknis (Technical Cooperation Guidelines/TCG).

    Penandatanganan TCG ini dilakukan oleh Menteri KKP Wahyu Trenggono bersama Menteri Pertanian dan Urusan Pedesaan China, Han Jun. TCG ini merupakan bagian dari Implementing Arrangement yang sudah disepakati kedua negara pada awal September 2023.

    Wahyu Trenggono menjelaskan bahwa penandatanganan TCG ini akan mempererat hubungan perikanan yang berkelanjutan antara Indonesia dan China.

    “China merupakan mitra kerja sama yang strategis dan masuk dalam lima besar pasar perikanan Indonesia. Dengan penandatanganan TCG ini, kerja sama perikanan dua negara bisa memperkuat sektor perikanan kita,” kata Wahyu Trenggono dalam keterangan tertulisnya, Minggu, 10 November 2024.

    TCG mencakup 12 bagian pengaturan kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok, termasuk soal perusahaan patungan, kapal, hingga kuota penangkapan ikan.

    Ruang lingkup kerja sama ini mencakup perikanan tangkap, pengolahan produk perikanan, serta pembangunan fasilitas perikanan di darat, termasuk pelabuhan perikanan.

    Selain itu, kerja sama ini juga melibatkan pertukaran keterampilan, pelatihan, dan pertukaran data terkait sektor perikanan, serta upaya kolaborasi dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja perikanan dan masyarakat sekitar daerah penangkapan ikan.

    TCG juga mencakup komitmen bersama Indonesia dan Tiongkok untuk melakukan pengawasan dan evaluasi secara ketat terhadap kegiatan perikanan, untuk memastikan sumber daya ikan dan lingkungan tetap terjaga. Selain itu, kedua negara sepakat untuk mencegah kegiatan penangkapan ikan ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak diatur (IUU Fishing).

    “TCG ini merupakan bagian dari hubungan kerja sama yang lebih luas antara Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok di bidang perikanan,” ungkap Trenggono.

    Lanjutnya menjelaskan, perjanjian ini juga bertujuan untuk membangun ketahanan pangan serta meningkatkan pendapatan negara melalui sektor perikanan, yang pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan.

    Peningkatan Ekspor Perikanan Indonesia

    Sementara itu, Dirjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian KKP Budi Sulistiyo mengatakan ekspor produk perikanan Indonesia hingga September 2024 tercatat mencapai USD4,23 miliar, dengan total volume ekspor sebesar 1,02 juta ton. Angka ini mengalami peningkatan sebesar 3,1 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun 2023.

    Budi menambahkan, peningkatan signifikan terjadi pada Agustus 2024, di mana volume ekspor meningkat 34,2 persen dan nilainya tumbuh 10,7 persen dibandingkan Agustus tahun sebelumnya.

    “Peningkatan ini menjadi indikator positif bagi kinerja ekspor perikanan nasional,” kata Budi.

    Amerika Serikat (AS) tetap menjadi pasar utama bagi produk perikanan Indonesia, dengan nilai ekspor mencapai USD1,38 miliar, atau sekitar 32,6 persen dari total ekspor perikanan Indonesia. Ekspor ke China juga mengalami pertumbuhan 7,8 persen, sementara ekspor ke negara ASEAN meningkat sebesar 18,7 persen.

    Salah satu komoditas ekspor unggulan adalah udang, yang mencatatkan nilai ekspor sebesar USD1,18 miliar atau 28,1 persen dari total ekspor perikanan Indonesia.

    Selain itu, komoditas seperti Tuna-Cakalang-Tongkol (TCT) dan Cumi-Sotong-Gurita (CSG) juga mengalami peningkatan yang signifikan, masing-masing tumbuh 7,9 persen dan 24,7 persen. (*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    KabarBursa.com

    Redaksi