KABARBURSA.COM - Pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan ekonomi pada 2025 sebesar 5,2 persen, yang akan membutuhkan realisasi investasi senilai Rp1.900 triliun. Target ini lebih tinggi dari target investasi pada 2024 yang sebesar Rp1.650 triliun, sehingga pemerintah perlu bekerja keras untuk mencapainya.
Wakil Menteri Investasi, Yuliot Tanjung, menyatakan bahwa pemerintah akan mengoptimalkan kebijakan hilirisasi untuk mencapai target tersebut. Hilirisasi akan difokuskan pada produk dengan industri turunan yang lebih dalam, dengan tujuan memperdalam struktur industri dan menghasilkan produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
Contoh konkret dari upaya ini adalah pengembangan industri semikonduktor chip, yang memiliki potensi besar untuk menggerakkan industri utama. Selain itu, pemerintah juga akan fokus pada ketahanan energi dan pangan.
Ketua Majelis Perwakilan Rakyat (MPR), Bambang Soesatyo, mengakui bahwa langkah pemerintah dalam menjalankan hilirisasi telah memberikan dampak positif terhadap perekonomian nasional, terutama melalui peningkatan nilai investasi di sektor pengolahan mineral. Strategi hilirisasi telah meningkatkan nilai tambah ekspor Indonesia, yang sebelumnya terbatas pada produk-produk komoditas mentah.
Salah satu contoh sukses dari kebijakan hilirisasi adalah industri nikel, di mana Indonesia telah menjadi negara penghasil nikel terbesar di dunia setelah melarang ekspor bahan mentah nikel pada 2019. Data dari Kementerian Investasi/BKPM menunjukkan bahwa realisasi investasi di bidang hilirisasi mencapai Rp181,4 triliun pada semester I-2024, yang merupakan 21,9 persen dari total realisasi investasi sebesar Rp829,9 triliun.
Realisasi investasi di sektor hilirisasi tersebar di berbagai komoditas dan sektor, termasuk:
- Smelter dengan investasi sebesar Rp114,1 triliun
- Nikel sebesar Rp80,9 triliun
- Tembaga sebesar Rp28 triliun
- Bauksit sebesar Rp5,1 triliun
- Timah sebesar Rp100 miliar
- Sektor kehutanan (pulp & paper) sebesar Rp24,5 triliun
- Sektor pertanian (minyak kelapa sawit/oleokimia) sebesar Rp23,6 triliun
- Sektor minyak dan gas (petrokimia) sebesar Rp13,2 triliun
- Ekosistem kendaraan listrik melalui baterai kendaraan listrik sebesar Rp6 triliun
Kebijakan hilirisasi ini diharapkan dapat memperkuat struktur ekonomi nasional dan membantu pemerintah mencapai target pertumbuhan ekonomi yang diinginkan.
Sementara, Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM), Rosan Roeslani, menyatakan keyakinannya bahwa target realisasi investasi pada 2024 sebesar Rp 1.650 triliun akan tercapai. Dengan waktu efektif sekitar dua bulan hingga 20 Oktober 2024, Rosan merasa optimis berkat fondasi kuat yang telah dibangun oleh pendahulunya, Bahlil Lahadalia.
"Insyaallah, saya optimis. Tim yang dibentuk Pak Bahlil telah bekerja dengan sangat baik dan solid. Saya yakin target yang telah ditetapkan akan tercapai," ujar Rosan usai mengikuti acara Serah Terima Jabatan (Sertijab) di Kantor Kementerian Investasi/BKPM pada Senin, 19 Agustus 2024.
Sebelum menjadi Menteri Investasi, Rosan telah menempati berbagai posisi penting, seperti Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dari Juli hingga Oktober 2023, Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat dari Oktober 2021 hingga November 2023, serta Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) periode 2015-2021.
Data dari Kementerian Investasi/BKPM menunjukkan bahwa realisasi investasi telah mencapai Rp829,9 triliun pada semester I-2024, yang berarti pertumbuhan 22,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan sudah mencapai 50,3 persen dari target tahunan. Dengan sisa waktu yang ada, Rosan harus mengupayakan realisasi investasi sebesar Rp820,1 triliun lagi.
Rosan berkomitmen untuk mempercepat kerja tim di Kementerian Investasi/BKPM agar target investasi tahun 2024 dapat tercapai.
"Tim yang ada tidak berubah, kita justru akan mempercepat dan mengakselerasi upaya ini sehingga target akhir tahun dapat tercapai," tegasnya.
Ia juga menekankan bahwa fondasi yang sudah dibangun oleh Bahlil akan diteruskan dan disempurnakan. Rosan meminta seluruh jajaran Kementerian Investasi/BKPM untuk tetap memberikan dukungan penuh, seperti yang telah mereka berikan kepada Bahlil.
"Waktu memang tinggal dua bulan lagi, tetapi dalam dua bulan ini, mari kita berikan yang terbaik. Bahkan jika hanya ada satu hari atau satu minggu, berikanlah yang terbaik," tutupnya.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyoroti soal pertumbuhan investasi Indonesia yang hingga kuartal II 2024 hanya mengalami kenaikan sebesar 4,4 persen secara tahunan (year on year/yoy). Angka ini tidak sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang sudah melampaui 5 persen.
Sri Mulyani mengatakan meski investasi Indonesia masih menunjukkan kekuatan, terutama didorong oleh Penanaman Modal Asing (PMA), Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), dan sektor perbankan, pertumbuhan ini perlu didorong lebih lanjut untuk mempercepat perekonomian secara keseluruhan.
“Pertumbuhan investasi masih perlu didorong. Meskipun kita selalu relatif konstan di sekitar 4,4 persen, tentunya ada potensi untuk akselerasi yang bisa menciptakan pertumbuhan yang lebih tinggi,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani juga menekankan bahwa kekuatan investasi saat ini didorong oleh kinerja PMA dan PMDN yang telah tumbuh lebih dari dua kali lipat dalam empat tahun terakhir.(*)