KABARBURSA.COM – Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup menguat tajam pada perdagangan Senin, 13 Oktober 2025, dipimpin reli saham Broadcom dan emiten semikonduktor lain.
Penguatan terjadi setelah Presiden Donald Trump melontarkan nada yang lebih berdamai terkait ketegangan dagang terbaru antara AS dan China, meredakan kekhawatiran investor.
Sentimen pasar juga mendapat dorongan dari pernyataan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, yang mengatakan kepada Fox Business Network bahwa Trump dijadwalkan bertemu dengan pemimpin China di Korea Selatan untuk membahas langkah deeskalasi ketegangan perdagangan yang memanas sejak akhir pekan lalu.
Sebelumnya, Beijing mengumumkan pada Kamis lalu akan memperluas secara drastis pengendalian ekspor unsur tanah jarang. Sebagai balasan, Trump pada Jumat menyatakan akan memberlakukan tarif tambahan sebesar 100 persen untuk seluruh impor asal China serta mengontrol ekspor perangkat lunak penting buatan AS mulai 1 November mendatang.
Namun, Trump kemudian melunak. Akhir pekan kemarin ia menyampaikan bahwa “semuanya akan baik-baik saja” dan AS tidak berniat untuk “menyakiti” China.
Pemerintah China pada Minggu menuding AS sebagai penyebab eskalasi konflik, namun menahan diri untuk tidak menerapkan langkah balasan baru.
Sementara itu, investor juga menantikan laporan keuangan kuartal III yang diharapkan memberi petunjuk arah ekonomi di tengah tertundanya sejumlah rilis data resmi akibat penutupan sebagian pemerintahan AS.
Berdasarkan data LSEG, analis memperkirakan laba emiten anggota indeks S&P 500 naik sekitar 8,8 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Indeks S&P 500 ditutup naik 1,56 persen ke level 6.654,72, sementara Nasdaq melonjak 2,21 persen ke 22.694,61. Dow Jones Industrial Average menguat 1,29 persen dan berakhir di 46.067,58.
Dari 11 sektor di S&P 500, 10 di antaranya mencatatkan kenaikan, dipimpin sektor teknologi informasi yang naik paling tinggi, disusul sektor konsumsi nonprimer yang menguat 2,29 persen.
Setelah penurunan tajam pada Jumat dan rebound pada Senin, S&P 500 kini hanya sekitar 1,5 persen di bawah rekor penutupan tertingginya yang dicapai pada 8 Oktober.
Dari kawasan Timur Tengah, perkembangan geopolitik turut menarik perhatian pasar. Hamas dilaporkan membebaskan sandera terakhir warga Israel dari Gaza, sementara Israel memulangkan sejumlah tahanan Palestina sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata yang diinisiasi oleh Trump.
Di sisi korporasi, saham Oracle melonjak 5,1 persen setelah dua perusahaan sekuritas menaikkan target harga saham perusahaan komputasi awan berbasis AI itu. Estee Lauder juga naik 5,8 persen setelah Goldman Sachs meningkatkan rekomendasi saham dari “netral” menjadi “beli”.
Sebaliknya, saham Fastenal anjlok 7,5 persen setelah distributor perlengkapan industri tersebut gagal memenuhi ekspektasi laba kuartal III.
Dalam perdagangan Senin, jumlah saham yang naik mengungguli yang turun dengan rasio 2,5 banding 1 di indeks S&P 500. Indeks ini mencatat tujuh saham menyentuh level tertinggi baru dan 14 saham mencatat level terendah baru. Sementara itu, Nasdaq membukukan 91 saham di level tertinggi dan 120 di level terendah.
Volume transaksi di bursa AS relatif tipis, dengan total 18,2 miliar lembar saham berpindah tangan, di bawah rata-rata 20,2 miliar dalam 20 sesi perdagangan terakhir. (*)