KABARBURSA.COM - Harga emas di pasar dalam negeri pada awal pekan ini masih menunjukkan stabilitas, meskipun tekanan global terus membayangi.
Emas batangan keluaran PT Aneka Tambang Tbk (Antam) tercatat dijual di angka Rp1.907.000 per gram, sementara harga beli kembali (buyback) berada di level Rp1.751.000 per gram.
Nilai ini belum termasuk potongan pajak PPh 22, yakni sebesar 0,9 persen untuk pembeli tanpa NPWP, atau 0,45 persen bagi yang melampirkan NPWP saat transaksi.
Sementara itu, harga emas dalam bentuk perhiasan juga turut mengalami penyesuaian harga di berbagai jaringan toko emas. Di jaringan Laku Emas (CMK Group), misalnya, emas kadar 24 karat (99 persen) dijual seharga Rp1.550.000.
Sedangkan kadar 22K dan 20K masing-masing dilepas pada harga Rp1.319.000 dan Rp1.205.000. Untuk kadar yang lebih rendah, seperti 17K dan 16K, harganya tercatat Rp1.019.000 dan Rp954.000 per gram.
Harga serupa juga ditemukan di toko Raja Emas Indonesia, dengan emas 24K dipasarkan pada Rp1.545.000, dan emas 22K pada Rp1.312.000. Emas 20K, 17K, hingga 16K masing-masing dijual pada kisaran Rp1.197.000, Rp1.015.000, dan Rp955.000 per gram.
Adapun di gerai perhiasan Hartadinata Abadi, harga untuk emas kadar 22 karat tercatat sebesar Rp1.751.000, disusul oleh 20K di Rp1.720.000, 17K di Rp1.530.000, dan 16K senilai Rp1.448.000.
Harga-harga tersebut merefleksikan dinamika pasar logam mulia domestik menjelang pertengahan Juli 2025. Meskipun harga emas dunia sempat berfluktuasi, stabilnya nilai tukar rupiah dan permintaan pasar ritel membuat harga emas di dalam negeri relatif terjaga.
Emas Dunia Berpotensi Naik
Harga emas dunia terus merayap naik di awal pekan ini, seiring meningkatnya kecemasan pasar terhadap arah kebijakan suku bunga global dan kekhawatiran geopolitik yang belum mereda.
Tiga lembaga rujukan utama mencatat harga emas berada di atas level USD 3.300 per troy ounce, memperkuat sinyal bahwa logam mulia ini tetap menjadi tempat berlindung yang dicari investor.
Berdasarkan data London Bullion Market Association (LBMA) menetapkan harga emas di kisaran USD 3.332,15 per troy ounce dalam sesi penutupan sore (PM Fixing). Angka ini mencerminkan sentimen positif terhadap aset lindung nilai di tengah volatilitas pasar saham global.
Sementara itu, dari pasar berjangka Amerika Serikat, COMEX mencatat harga emas di level USD 3.337,40 per troy ounce. Pergerakan ini sejalan dengan ekspektasi investor yang mulai mengantisipasi potensi pemangkasan suku bunga acuan oleh The Fed pada kuartal mendatang.
Di sisi lain, Kitco, penyedia harga spot emas real-time yang banyak digunakan pelaku pasar ritel dan institusi, melaporkan harga spot emas mencapai USD 3.348,50 per troy ounce.
Ini menjadi harga tertinggi di antara tiga rujukan utama tersebut, mengindikasikan adanya tekanan beli dari pasar Asia dan Timur Tengah pada perdagangan Senin pagi waktu setempat.
Kenaikan harga emas ini bukan hanya didorong faktor teknikal, tapi juga mencerminkan keresahan yang lebih luas terhadap dinamika ekonomi global.
Ketika inflasi belum sepenuhnya jinak dan risiko geopolitik seperti konflik Laut Merah atau ketegangan di Timur Tengah belum mereda, investor cenderung menumpuk posisi di emas sebagai bentuk perlindungan nilai.
Melansir dari Dailyexelsior, Wakil Presiden EBG Commodity & Currency Research di JM Financial Services Ltd, Pranav Mer mengatakan, harga emas mungkin mengalami volatilitas tinggi dalam pekan ini.
Menurutnya, volatilitas ini disebabkan oleh perhatian investor terhadap tenggat waktu tarif pada 9 Juli dan sinyal kebijakan dari bank sentral utama, termasuk Federal Reserve AS.
"Fokus ke depan akan tertuju pada pemotongan suku bunga oleh bank sentral utama, terutama Federal Reserve AS, hasil negosiasi perdagangan antara AS dan mitra dagangnya, serta data ekonomi global yang masuk, yang dapat memengaruhi harga emas dalam waktu dekat,” ujar Pranav. (*)