Logo
>

IHSG Sesi I Ditutup Melemah, Sektor Teknologi Tampil Semakin Seksi

IHSG terkoreksi 0,27 persen ke level 6.909 pada sesi I perdagangan 1 Juli 2025, namun sektor teknologi justru menguat 38,82 persen secara YTD, mencerminkan rotasi minat investor.

Ditulis oleh Yunila Wati
IHSG Sesi I Ditutup Melemah, Sektor Teknologi Tampil Semakin Seksi
IHSG sesi pertama ini ditutup terkoreksi dengan sejumlah saham tampak semakin seksi. (Foto: KabarBursa)

KABARBURSA.COM - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah pada perdagangan sesi pertama, Selasa, 1 Juli 2025. Penurunan sebesar 0,27 persen atau 18 poin membuat IHSG parkir di level 6.909. 

Meski sempat dibuka menguat di posisi 6.928 dan menyentuh level tertinggi intraday di 6.971, tekanan jual membuat indeks terperosok ke zona merah, bahkan sempat menyentuh titik terendah di 6.899.

Laju indeks yang melambat turut mencerminkan sentimen pasar yang masih dibayangi ketidakpastian. Dari 900-an saham yang diperdagangkan, sebanyak 327 saham ditutup melemah, sementara 251 menguat dan 382 stagnan. 

Pelemahan ini juga tercermin dalam pergerakan sektor-sektor utama di BEI, di mana tujuh dari sebelas sektor mengalami koreksi.

Sektor keuangan yang selama ini menjadi andalan IHSG turun 0,59 persen ke level 1.352. Properti ikut melemah 0,57 persen, disusul sektor energi yang terkoreksi 0,47 persen. Sektor teknologi juga tak luput dari tekanan dengan penurunan tipis 0,24 persen. 

Sementara itu, sektor transportasi dan industri masing-masing turun 0,97 persen dan 0,80 persen. Sektor konsumer non-primer juga tertekan dengan pelemahan 0,55 persen.

Namun demikian, tidak semua sektor mencatatkan kinerja negatif. Sektor konsumer primer menjadi yang paling bersinar dengan kenaikan 1,17 persen ke level 726. Sektor kesehatan dan infrastruktur masing-masing naik 0,31 persen, dan sektor bahan baku menguat tipis 0,18 persen.

IHSG Melemah 2,20 Persen Year to Date

Jika ditarik dalam cakupan yang lebih luas, sepanjang tahun berjalan (year-to-date/YTD), IHSG tercatat sudah melemah 2,20 persen. Dari level awal tahun di 7.079, indeks kini berada di posisi 6.927, turun sekitar 152 poin. 

Meski demikian, kondisi ini bukan tanpa secercah optimisme. Justru di tengah pelemahan indeks utama, beberapa sektor tertentu berhasil mencuri perhatian investor dan menunjukkan kinerja solid.

Sektor teknologi menjadi sorotan utama. Dalam periode YTD, indeks sektor ini mencatatkan lonjakan impresif sebesar 38,82 persen ke level 6.534. 

Penguatan lebih dari 2.500 poin tersebut mencerminkan besarnya antusiasme pelaku pasar terhadap saham-saham berbasis teknologi, seiring meningkatnya ekspektasi terhadap pemulihan ekonomi digital dan akselerasi transformasi teknologi di berbagai sektor usaha.

Selain teknologi, sektor bahan baku juga menunjukkan performa yang tidak kalah impresif. Dengan pertumbuhan 15,44 persen sepanjang tahun, sektor ini menjadi pilihan menarik bagi investor yang mencari kestabilan di tengah gejolak. 

Sektor transportasi dan logistik juga tampil tangguh dengan pertumbuhan 10,68 persen. Hal ini menunjukkan geliat aktivitas ekonomi dan perbaikan rantai pasok yang mulai stabil.

Sektor kesehatan tumbuh 2,58 persen dan sektor energi naik 1,48 persen, mencerminkan permintaan yang relatif stabil di tengah dinamika global. Di sisi lain, tekanan masih terasa di sektor-sektor yang lebih sensitif terhadap perubahan ekonomi.

Sektor barang konsumsi siklikal mencatatkan penurunan terdalam, anjlok 16,32 persen ke level 717. Sektor industri juga terkoreksi 13,15 persen, sementara sektor barang konsumsi non-siklikal melemah 8,78 persen. 

Sektor keuangan pun ikut terpukul dengan penurunan 2,36 persen, menandai bahwa investor mulai lebih selektif dalam memilih sektor untuk menempatkan dananya.

Kondisi ini menggambarkan adanya pergeseran strategi di kalangan pelaku pasar. Sektor-sektor yang mengandalkan narasi pertumbuhan jangka panjang, seperti teknologi dan bahan baku, menjadi lebih menarik dibanding sektor konvensional yang tengah mengalami tekanan. 

Pergerakan ini juga menjadi refleksi dari bagaimana pasar merespons tantangan global, mulai dari tekanan suku bunga, gejolak geopolitik, hingga dinamika makroekonomi domestik.

Secara keseluruhan, meski IHSG tengah menghadapi tantangan, pasar masih memberikan ruang untuk peluang, terutama bagi investor yang cermat membaca tren dan berani melakukan rotasi sektor ke arah yang lebih menjanjikan.

Optimisme terhadap sektor teknologi dan industri berbasis pertumbuhan tinggi menjadi sinyal bahwa strategi jangka menengah dan panjang masih sangat relevan, bahkan di tengah pasar yang bergerak penuh ketidakpastian.(*)

Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

Gabung Sekarang

Jurnalis

Yunila Wati

Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79