Logo
>

Matahari Tutup Gerai Lagi, Laba Perusahaan Terus Anjlok

Ditulis oleh Yunila Wati
Matahari Tutup Gerai Lagi, Laba Perusahaan Terus Anjlok

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Matahari Departemen Store (LPPF) baru saja menutup gerainya di Tangerang. Penutupan ini adalah untuk kesekian kalinya dilakukan Matahari. Persaingan ritel yang begitu kuat, dijadikan sebagai alasannya.

    Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo) mengungkapkan bahwa gerai Matahari Department Store di Tangerang sedang dalam proses penutupan. Ada dua alasan utama yang diungkapkan terkait hal ini, yakni perubahan manajemen perusahaan dan pergeseran tren bisnis ritel.

    Ketua Umum Hippindo Budihardjo Iduansjah, menjelaskan bahwa Matahari baru-baru ini mengalami pergantian manajemen, yang mengindikasikan adanya rencana kerja baru dari perusahaan. Hal ini menjadi salah satu faktor yang memungkinkan adanya keputusan untuk menutup beberapa gerai.

    "Saat ini kami melihat dua faktor utama terkait hal ini, pertama adalah adanya perubahan rencana kerja dari manajemen baru," ungkap Budihardjo dalam wawancara dengan detikcom, Minggu (30/6/2024).

    Faktor kedua adalah perubahan dalam tren bisnis ritel secara global, di mana toko-toko besar seperti Matahari kini cenderung mengurangi ukuran dan mengadopsi format yang lebih sederhana. Budihardjo menduga bahwa Matahari sedang bertransformasi mengikuti arah ini.

    "Kedua, memang format big department store saat ini sedang berubah di seluruh dunia. Matahari sedang melakukan transformasi ke arah yang lebih sederhana," tambah Budihardjo.

    Lebih lanjut, Budihardjo menyatakan bahwa strategi penutupan gerai ini sejalan dengan upaya perusahaan untuk memperkuat efisiensi biaya dan memperkenalkan konsep baru.

    "Bukan hanya Matahari, ke depannya kemungkinan ritel lain juga akan mengikuti langkah serupa dengan mengurangi ukuran gerai. Gerai besar yang kurang ramai mungkin akan ditutup dan diubah menjadi format yang lebih sederhana," jelasnya.

    Kabar mengenai penutupan dua gerai Matahari di Tangerang, yaitu di WTC Serpong dan Mal Balekota Tangerang, juga telah dikonfirmasi. Menurut Budihardjo, penutupan ini disertai dengan penawaran diskon besar-besaran sebagai bagian dari langkah cuci gudang untuk stok barang yang tersisa sebelum penutupan.

    "Dengan adanya penutupan ini, biasanya dilakukan diskon besar-besaran untuk menjual sisa-sisa barang dagangan," tambah Budihardjo.

    Perubahan ini mencerminkan adaptasi ritel terhadap perubahan perilaku konsumen pasca pandemi COVID-19, di mana konsumen lebih cenderung memilih pengalaman belanja yang lebih sederhana dan efisien.

    Laba Bersih Anjlok

    Berdasarkan laporan keuangannya, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mengalami penurunan signifikan dalam laba bersihnya sebesar 51,17 persen pada 2023. Laba yang dapat diatribusikan ke entitas induk per Desember 2023 mencatatkan angka Rp630,51 miliar, turun dari Rp1,38 triliun yang dicatatkan pada 2022.

    Meskipun demikian, dari sisi pendapatan, perusahaan mencatatkan pendapatan total sebesar Rp6,53 triliun pada tahun lalu, mengalami kenaikan 1,30 persen dari Rp6,45 triliun pada tahun sebelumnya. Namun, beban pokok penjualan juga mengalami peningkatan signifikan sebesar 8,36 persen, mencapai Rp2,22 triliun. Pendapatan ini didukung oleh pendapatan penjualan eceran sebesar Rp3,72 triliun, pendapatan konsinyasi sebesar Rp2,79 triliun, dan pendapatan dari jasa sebesar Rp11,29 miliar.

    "Kinerja perusahaan dipengaruhi oleh penjualan yang lemah selama periode Lebaran dan pemulihan yang kurang optimal di beberapa pusat perbelanjaan, yang mengakibatkan masalah penyelesaian persediaan yang tidak tepat waktu," demikian dikutip dari slide presentasi LPPF dalam keterbukaan informasi kepada BEI, pada Selasa, 27 Februari 2024.

    Posisi total aset perusahaan pada akhir 2023 tercatat sebesar Rp5,88 triliun, menunjukkan kenaikan sebesar 2,26 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Aset ini didominasi oleh aset lancar sebesar Rp1,44 triliun, diikuti oleh aset tak lancar sebesar Rp4,43 triliun.

    Sementara itu, total liabilitas LPPF mencapai Rp5,84 triliun, dengan ekuitas perusahaan tercatat sebesar Rp30,73 miliar pada 2023.

    Tertekan Persaingan Ritel

    PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) mencatat kinerja yang positif di awal tahun 2024. Pada kuartal pertama, LPPF berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp326 miliar, mengalami kenaikan signifikan sebesar 221,85 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).

    Meskipun demikian, pertumbuhan penjualan dari toko-toko yang sudah beroperasi sebelumnya (SSSG) mengalami penurunan sebesar 2,4 persen YoY selama periode promosi Lebaran. Penurunan ini disebabkan oleh tingkat kunjungan mal yang masih belum pulih sepenuhnya setelah pandemi, ditambah dengan persaingan yang semakin ketat di pasar.

    LPPF juga telah mengambil langkah untuk meningkatkan kinerjanya dengan merencanakan penutupan 10 toko yang performanya kurang baik, di mana delapan di antaranya sudah mendapatkan persetujuan. Selain itu, perusahaan telah mengubah strategi dari "pay less feel good" menjadi lebih berfokus pada pengembangan merek dan membidik ekspansi margin dengan menargetkan kelompok masyarakat berpenghasilan lebih tinggi.

    Analisis dari Equity Research Analyst Ciptadana Sekuritas Alif Ihsanario, memperkirakan bahwa kinerja LPPF kemungkinan akan mengalami penurunan dalam tahun ini setelah berakhirnya hari raya Idul Fitri, yang mengurangi minat konsumen untuk berbelanja. Namun demikian, pendapatan bersih LPPF untuk kuartal I-2024 mencapai Rp1,97 triliun, meningkat 36,80 persen secara tahunan.

    Alif juga memproyeksikan bahwa penjualan LPPF untuk tahun 2024-2025 akan mengalami penurunan sebesar 4,7 persen dan 6,1 persen akibat risiko ekonomi makro dan transformasi dalam bisnis Matahari Department Store.

    Selain itu, margin laba kotor LPPF sedikit tertekan pada kuartal pertama tahun 2024 karena adanya penumpukan persediaan sebelum periode Lebaran. Perubahan strategis LPPF, seperti kemitraan dengan influencer media sosial dan kampanye pemasaran di luar musim perayaan besar, diharapkan dapat menarik generasi pelanggan baru, meskipun ini juga diperkirakan akan memberikan beban tambahan terhadap margin perusahaan.

    Untuk mengoptimalkan integritas margin, LPPF akan fokus pada manajemen arus persediaan yang lebih efisien, negosiasi biaya sewa yang lebih ketat, dan perencanaan optimalisasi tenaga kerja. Selain itu, perusahaan juga diuntungkan dengan beban bunga yang lebih rendah setelah melakukan pelunasan pinjaman jangka pendek pada kuartal pertama 2024.

    Secara keseluruhan, Alif merekomendasikan pembelian saham LPPF dengan target harga Rp2.160 per saham, meskipun dia menurunkan estimasi laba untuk periode 2024-2025 sebagai akibat dari kinerja yang diharapkan kurang baik dalam kondisi ekonomi makro yang tidak menguntungkan dan biaya operasional yang lebih tinggi.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Yunila Wati

    Telah berkarier sebagai jurnalis sejak 2002 dan telah aktif menulis tentang politik, olahraga, hiburan, serta makro ekonomi. Berkarier lebih dari satu dekade di dunia jurnalistik dengan beragam media, mulai dari media umum hingga media yang mengkhususkan pada sektor perempuan, keluarga dan anak.

    Saat ini, sudah lebih dari 1000 naskah ditulis mengenai saham, emiten, dan ekonomi makro lainnya.

    Tercatat pula sebagai Wartawan Utama sejak 2022, melalui Uji Kompetensi Wartawan yang diinisiasi oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), dengan nomor 914-PWI/WU/DP/XII/2022/08/06/79