KABARBURSA.COM - Pemerintahan Prabowo Subianto melengkapi Kabinet Merah Putih dengan lembaga investasi superjumbo. Namanya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara alias BP Danantara. Lembaga ini dibentuk sebagai upaya untuk merealisasikan target ambisius pertumbuhan ekonomi delapan persen.
Di tahap awal, Prabowo mempercayakan kepemimpinan BP Danantara pada ekonom senior kaya pengalaman, Muliaman Darmansyah Hadad. Mantan ketua Otoritas Jasa Keuangan(OJK) itu dipaketkan dengan mantan Direktur Utama PT PAL Indonesia, Kaharuddin Djenod Daeng Manyambeang. Keduanya yang ikut dilantik bersama anggota Kabinet Merah Putih lainnya pada 22 Oktober 2024, akan mengelola Danantara dengan aset senilai Rp9.480 triliun pada kurs 15.800 per USD. Anggaran kelolaan superbesar itu antara lain bersumber dari konsolidasi aset tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) utama; Pertamina, PLN, BRI, BNI, Mandiri, Telkom, dan MIND ID.
Visi akhir Danantara adalah menjadi perusahaan investasi terkemuka seperti Temasek dari Singapura. Fungsinya akan serupa Sovereign Wealth Fund (SWF) Indonesia Investment Authority (INA). Akan tetapi, dalam skala yang lebih besar. Bahasa lainnya, fokus pengelolaan investasi Danantara akan berbeda dengan Kementerian BUMN.
Sebagai gambaran pembanding, sejak berdiri 15 Desember 2020 hingga akhir 2023, INA telah menyalurkan investasi sebesar Rp31,3 triliun. Merujuk pada laporan kinerja tahunan, saat ini total aset kelolaan atau assets under management INA sudah menyentuh angka Rp147,6 triliun.
Andai berjalan mulus dan kinerjanya sama seperti INA, dalam tiga tahun ke depan, Danantara dengan total aset kelolaan di awal sebesar Rp9.480 triliun, diharapkan bisa menyalurkan investasi hingga Rp1.990,8 triliun. Nah, jika investasi Danantara kelak menyasar sektor produktif, maka target ambisius menjadikannya sebagai kunci menuju pertumbuhan ekonomi delapan persen, bukanlah sekadar asa. Apalagi ilusi bin mimpi. Tapi, mungkinkah itu dengan kondisi Danantara sekarang yang baru terbentuk pucuk pengelolanya?
Payung Regulasi
Kembali ke Danantara. Sebagai superholding yang digadang-gadang menjadi pemegang kunci menuju pertumbuhan ekonomi delapan persen, Danantara perlu dikelola secara profesional. Dan itu diawali dari tersedianya payung hukum yang jelas serta struktur organisasi yang lengkap. Sehingga, dalam praktik operasionalnya kelak, tidak terjadi tumpang tindih dan rebutan proyek dengan BUMN dan lembaga investasi lainnya seperti INA.
Pemerintah bersama DPR perlu segera melakukan revisi terhadap Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN. Revisi payung hukum ini diperlukan jika Danantara memang direncanakan untuk mengelola investasi dan aset BUMN seperti superholding Temasek di Singapura.
Sebagai lembaga baru dan mengonsolidasikan berbagai BUMN, tantangan utama dan pertama Danantara adalah optimalisasi dan sinergi antar BUMN. Dan itu hanya mungkin teratasi melalui payung regulasi yang jelas dan terang benderang. Sebaliknya, tanpa dukungan regulasi, akan menjadikan Danantara bak balon udara. Besar tapi nyaris tanpa bobot alias hanya besar di angan-angan.
Sehebat apapun Muliaman dan Kaharuddin di lembaga yang pernah mereka pimpin, tapi tanpa dukungan regulasi dan struktur organisasi yang tepat, mereka tak akan mampu menjadikan Danantara sebagai pesaing Temasek, atau bahkan INA sekalipun. Jadi, setelah sukses membentuk dan melantik pengelola puncak Danantara, yang harus segera direalisasikan oleh Pemerintahan Prabowo adalah segera merevisi UU terkait. Atau, membuatkan UU khusus yang sinergi dengan UU terkait.
Langkah Strategis
Danantara adalah sebuah eksperimen besar yang penuh harapan sekaligus tantangan. Keberhasilannya tidak hanya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia, tetapi juga akan menentukan arah pembangunan negara di masa depan. Dengan tata kelola yang baik, fokus pada proyek-proyek strategis, dan kolaborasi dengan berbagai pihak, Danantara dapat menjadi motor penggerak ekonomi Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah. Danantara bisa menjadi salah satu lokomotif menuju Indonesia Emas 2045.
Nah, agar Danantara dapat berfungsi sebagai mesin pertumbuhan ekonomi yang tangguh, beberapa langkah strategis perlu diambil. Penerapan prinsip-prinsip good governance secara tegas adalah mutlak. Transparansi, akuntabilitas, dan independensi dewan komisaris, harus menjadi prioritas utama dalam pengelolaan Danantara. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, Danantara tidak hanya akan mendapatkan kepercayaan investor, tetapi juga masyarakat luas. Dan yang paling diharapkan, menjadi sumber pendapatan negara.
Fokus pada proyek-proyek strategis yang memiliki dampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi jangka panjang, juga sangat penting. Proyek-proyek di sektor infrastruktur dan energi terbarukan, misalnya, dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perekonomian nasional. Infrastruktur yang baik akan meningkatkan konektivitas antardaerah, sementara investasi di energi terbarukan akan membantu Indonesia beralih ke sumber energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Kemitraan dengan sektor swasta juga akan menjadi kunci untuk mempercepat pelaksanaan proyek dan meningkatkan efisiensi. Dengan membangun kolaborasi yang kuat, Danantara dapat memanfaatkan sumber daya secara optimal. Sektor swasta memiliki keahlian dan inovasi yang dapat mempercepat implementasi proyek-proyek besar. Selain itu, kolaborasi ini dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan daya saing ekonomi lokal.
Penting juga untuk memastikan bahwa dana investasi yang diperoleh termanfaatkan secara efektif dan efisien. Pengawasan yang ketat dan mekanisme evaluasi yang transparan sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya penyelewengan dan pemborosan. Termasuk tidak menjadi sapi perah dan ATM untuk kepentingan politik pada pemilu dan atau pilpres. Danantara harus membangun sistem pengawasan yang kuat, termasuk melibatkan pihak ketiga independen untuk melakukan audit dan evaluasi terhadap proyek-proyek yang dikelola. Dengan demikian, setiap aliran dana dapat dipertanggungjawabkan dan digunakan untuk kepentingan publik.
Akhirnya, keberhasilan Danantara tidak hanya akan menguntungkan sektor ekonomi, tetapi juga akan memberikan dampak positif bagi masyarakat luas. Jika Danantara mampu menunjukkan kinerja yang baik, maka kepercayaan masyarakat dan investor terhadap iklim investasi di Indonesia akan semakin meningkat. Hal ini akan semakin memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu destinasi investasi yang menarik di kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, mari berkontribusi dalam mengawal perjalanan Danantara, demi masa depan yang lebih baik bagi bangsa dan negara. (*)
https://youtu.be/sy_BzeyLDc4?si=fDkCmxW5wxYz7yif
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.