KABARBURSA.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) tetap pada keputusan semula berkantor di Ibu Kota Nusantara (IKN). Meski, hanya beberapa hari saja. Langkah berani Presiden Jokowi itu tidak hanya menarik perhatian nasional. Tetapi, juga menandai babak baru dalam pembangunan ibu kota baru Indonesia.
IKN, yang terletak di Penajem Utara Kalimantan Timur, direncanakan menjadi pusat pemerintahan menggantikan Jakarta yang kini semakin padat dan penuh masalah lingkungan. Tak tanggung-tanggung, Pemerintah mengalokasikan anggaran hingga Rp466 triliun untuk megaproyek IKN.
Tidak kurang dari 80 persen di antaranya, diharapkan berasal dari skema selain Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) berupa Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), Badan Usaha Milik Negara (BUMN), sektor swasta, dan investor asing. Selebihnya, Rp93,2 triliun mengandalkan APBN, yang sebagian besar mulai kucur sejak 2022. Rinciannya, Rp32,5 triliun teralokasi dalam APBN 2022 dan 2023. Sementara pada APBN 2024, pemerintah mengalokasikan Rp39,8 triliun.
Untuk memuluskan asa menarik minat investor, sekaligus menekan kucuran anggaran dari ABPN, Pemerintah menawarkan berbagai kemudahan. Termasuk kompensasi hak pengelolaan lahan hingga 190 tahun. Panjangnya durasi hak pengelolaan lahan yang bahkan mengalahkan usia Republik Indonesia, tak urung menimbulkan prokontra. Namun seperti biasa, Presiden Jokowi tetap maju tak gentar dengan berbagai kebijakannya.
Langkah Jokowi ini merupakan sinyal kuat bahwa pemerintah serius dalam merealisasikan proyek ambisius ini. Namun, apa saja dampak yang diharapkan dari keputusan ini, baik dari segi pembangunan, ekonomi, sosial, maupun politik?
Kehadiran Jokowi di IKN diharapkan dapat mempercepat pembangunan infrastruktur yang selama ini berjalan lambat. Kehadiran langsung seorang Presiden di lapangan memungkinkan pemantauan yang lebih efektif dan cepat dalam menyelesaikan berbagai hambatan.
Ketika Jokowi berkantor di sana, ia dapat langsung melihat, merasakan, dan menilai sendiri progres proyek-proyek yang sedang berlangsung. Dalam beberapa pertemuan dengan para pejabat lokal dan kontraktor, Jokowi bisa memberikan instruksi yang lebih konkret dan spesifik, yang mungkin tidak dapat dilakukan jika hanya melalui laporan tertulis atau video konferensi.
Kehadiran Presiden juga membawa dampak psikologis yang kuat. Para pekerja dan kontraktor yang terlibat dalam proyek ini, pasti merasa lebih dihargai dan termotivasi. Mereka akan bekerja dengan semangat yang lebih tinggi, mengingat mereka menyadari bahwa apa yang mereka kerjakan benar-benar mendapat perhatian dari Kepala Negara. Ini bisa menjadi pendorong yang signifikan untuk memastikan proyek berjalan sesuai jadwal dan dengan kualitas yang diharapkan.
Lebih dari sekadar pengawasan teknis, kehadiran Jokowi di IKN memberikan dorongan moril bagi semua pihak yang terlibat. Presiden yang turun langsung ke lapangan menunjukkan kepedulian dan komitmen nyata terhadap proyek ini. Hal itu penting untuk mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi, baik dari segi teknis, finansial, maupun sosial. Dukungan moril tidak hanya dirasakan oleh para pekerja konstruksi, tetapi juga oleh masyarakat sekitar yang mungkin merasakan dampak langsung dari pembangunan IKN.
Kehadiran presiden juga dapat memberikan semangat kepada pemerintah daerah dan para pemimpin lokal. Mereka merasa mendapatkan dukungan penuh dari pemerintah pusat. Sehingga, lebih termotivasi untuk bekerja lebih keras dalam mendukung dan menyukseskan proyek IKN. Semangat ini bisa menular ke berbagai lapisan masyarakat, menciptakan suasana optimisme dan kebersamaan dalam mewujudkan cita-cita besar bangsa.
Dampak Ekonomi
Dalam jangka pendek, kehadiran Jokowi di IKN diperkirakan akan meningkatkan aktivitas ekonomi di sekitar kawasan tersebut. Kunjungan Presiden biasanya diikuti oleh para pejabat tinggi, pengusaha, dan media. Hal ini akan meningkatkan permintaan terhadap layanan lokal seperti hotel, restoran, transportasi, dan lainnya. Peningkatan aktivitas ekonomi ini bisa memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat setempat.
Selain itu, langkah Jokowi ini bisa menjadi sinyal positif bagi investor. Kehadiran presiden di lapangan menunjukkan komitmen pemerintah yang kuat, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan investor terhadap proyek ini. Dengan meningkatnya kepercayaan investor, diharapkan akan lebih banyak investasi yang mengalir ke IKN, yang pada akhirnya dapat mempercepat pembangunan dan mewujudkan visi IKN sebagai ibu kota yang modern dan berkelanjutan.
Namun, tidak semua pihak menyambut positif langkah Presiden Jokowi. Beberapa kritikus menilai bahwa berkantor di IKN selama beberapa hari saja tidak cukup untuk mengatasi berbagai tantangan besar yang dihadapi proyek ini. Tantangan utama yang sering disebutkan adalah masalah pendanaan. Pembangunan IKN membutuhkan dana yang sangat besar, dan hingga kini masih ada kekhawatiran tentang dari mana sumber dana tersebut akan datang. Kritikus mengingatkan bahwa pemerintah harus memastikan adanya pendanaan yang cukup dan berkelanjutan untuk menyelesaikan proyek IKN.
Ada juga kekhawatiran tentang dampak lingkungan dari pembangunan IKN. Meskipun Kalimantan Timur memiliki lahan yang lebih luas dibandingkan Jakarta, namun pembangunan skala besar tetap berpotensi merusak lingkungan. Pemerintah perlu memastikan bahwa pembangunan ini dilakukan dengan prinsip-prinsip berkelanjutan, memperhatikan kelestarian lingkungan, dan melibatkan masyarakat lokal dalam prosesnya.
Kritikus juga menyoroti masalah relokasi penduduk. Pembangunan IKN akan melibatkan pemindahan ribuan orang dari tempat tinggal mereka saat ini. Proses ini harus dilakukan dengan hati-hati, memastikan bahwa hak-hak penduduk yang direlokasi terpenuhi dan mereka mendapatkan kompensasi yang adil. Pemerintah juga harus memastikan bahwa infrastruktur dan layanan dasar di IKN siap untuk menampung penduduk baru, sehingga tidak menimbulkan masalah sosial di kemudian hari.
[caption id="attachment_70361" align="aligncenter" width="1024"] Ilustrasi oleh Andrew Bernad[/caption]
Sejumput Harapan
Langkah Jokowi untuk berkantor di IKN selama beberapa hari merupakan sinyal positif bagi proyek ini. Sekaligus, menunjukkan komitmen kuat pemerintah dalam mewujudkan IKN sebagai pusat pemerintahan baru. Namun, keberhasilan proyek ini tidak bisa hanya bergantung pada kehadiran Presiden. Diperlukan kerja sama dari berbagai pihak, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, investor, hingga masyarakat. Semuanya harus bekerja sama untuk mengatasi berbagai tantangan yang ada dan memastikan bahwa pembangunan ini dilakukan dengan prinsip-prinsip yang berkelanjutan dan adil.
Jika semua berjalan sesuai rencana, IKN bisa menjadi simbol kemajuan Indonesia. Menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu membangun sebuah ibu kota yang modern, berkelanjutan, dan inklusif. Namun, perjalanan menuju ke sana masih panjang dan penuh tantangan. Langkah Jokowi ini hanyalah salah satu dari banyak langkah yang harus diambil. Kita semua berharap bahwa proyek ini akan berhasil, membawa manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia, dan menjadi warisan yang membanggakan bagi generasi mendatang. (*)