KABARBURSA.COM – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) melanjutkan kegiatan eksplorasi batu bara sepanjang kuartal III 2025 yang berakhir 30 September 2025.
Aktivitas dilakukan melalui lima entitas anak usaha, meliputi PT Trubaindo Coal Mining (TCM), PT Indominco Mandiri, PT Bharinto Ekatama, PT Tepian Indah Sukses (TIS), dan PT Nusa Persada Resource (NPR).
Kegiatan eksplorasi dikoordinasikan oleh Departemen Geologi ITMG dengan fokus pada pengeboran pra-produksi (preproduction) dan pengembangan (development) di sejumlah blok tambang di Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Metode yang digunakan meliputi pengeboran lubang terbuka (open hole) dan pengeboran inti (coring).
Corporate Secretary ITMG, Monika Ida Krisnamurti, menyampaikan bahwa kegiatan eksplorasi pada kuartal ini merupakan kelanjutan dari aktivitas sebelumnya, dengan tujuan memperkuat basis data geoteknik dan geologi untuk mendukung rencana pengembangan tambang.
“Fokus eksplorasi kami diarahkan pada kegiatan pra-produksi dan pengembangan agar dapat memperkuat perencanaan jangka panjang tambang di wilayah Kalimantan,” ujar Monika dalam keterangan resmi, Kamis, 9 Oktober 2025.
Pada periode ini, total biaya eksplorasi yang dikeluarkan grup ITMG mencapai sekitar Rp12,13 miliar, tersebar di empat anak usaha aktif. Kegiatan utama meliputi 213 lubang bor dengan total kedalaman lebih dari 15 ribu meter.
PT Trubaindo Coal Mining tercatat melakukan pengeboran pra-produksi di Blok Selatan, Kecamatan Damai, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur. Kegiatan ini dilaksanakan oleh kontraktor jasa pengeboran PT Cosyindo Teknik (CT) dengan total 35 lubang, terdiri dari pemboran open hole sedalam 3.106 meter dan coring 1.854 meter. Sebanyak 80 sampel batu bara telah diambil, dengan total biaya eksplorasi Rp2,33 miliar.
Sementara itu, PT Indominco Mandiri mengerjakan eksplorasi di Blok Timur, mencakup area Kecamatan Sangatta, Marang Kayu, dan Bontang, Kalimantan Timur. Pengeboran dilakukan oleh PT Geryndo Utama (GU) menggunakan dua unit Jackro 350, dengan total enam lubang bor sedalam 537 meter. Aktivitas ini menghasilkan 288 sampel batu bara dan menelan biaya Rp810,67 juta.
PT Bharinto Ekatama, yang memiliki wilayah kerja seluas 17.311 hektare di Kabupaten Kutai Barat dan Barito Utara, menjadi kontributor eksplorasi terbesar pada periode ini. Perseroan menyelesaikan 113 lubang bor dengan total kedalaman 8.482 meter, terdiri dari 6.410 meter open hole dan 2.072 meter coring. Kegiatan berfokus di Blok Lempanang dan Blok Tenaik, dengan total biaya Rp5,99 miliar serta pengambilan 1.513 sampel batu bara.
Di sisi lain, PT Tepian Indah Sukses melanjutkan tahapan eksplorasi rinci di wilayah konsesi seluas 2.065 hektare. Pengeboran dilakukan menggunakan metode partially dan fully coring untuk memastikan kontinuitas lapisan batu bara dan pengambilan data geoteknik. Sebanyak 35 lubang bor diselesaikan dengan total kedalaman 2.208,64 meter, menghasilkan 68 sampel. Biaya eksplorasi TIS tercatat Rp1,99 miliar.
Adapun PT Nusa Persada Resource belum melaksanakan kegiatan pemboran baru selama periode Juli–September 2025 karena masih menunggu persetujuan Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH). ITMG menyebut, aktivitas akan dilanjutkan setelah izin tersebut diterbitkan agar seluruh kegiatan eksplorasi berjalan sesuai ketentuan.
Monika menambahkan, kegiatan eksplorasi yang dijalankan sepanjang tahun 2025 merupakan bagian dari strategi perseroan untuk menjaga kesinambungan pasokan batu bara dan mendukung stabilitas operasional jangka panjang.
“Kami memastikan seluruh aktivitas eksplorasi berjalan sesuai regulasi dan berkontribusi terhadap keberlanjutan operasi tambang,” pungkas Monika. (*)
Berita atau informasi yang Anda baca membahas emiten atau saham tertentu berdasarkan data yang tersedia dari keterbukaan informasi PT Bursa Efek Indonesia dan sumber lain yang dapat dipercaya. Konten ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham tertentu. Selalu lakukan riset mandiri dan konsultasikan keputusan investasi Anda dengan penasihat keuangan profesional. Pastikan Anda memahami risiko dari setiap keputusan investasi yang diambil.