Logo
>

Kurs Rupiah Hari ini Naik 0,04 Persen: Pasar Optimistis Setelah Sinyal Dovish The Fed

Mayoritas mata uang Asia juga terapresiasi terhadap dolar AS. Sentimen positif tumbuh di tengah harapan baru

Ditulis oleh Pramirvan Datu
Kurs Rupiah Hari ini Naik 0,04 Persen: Pasar Optimistis Setelah Sinyal Dovish The Fed
Ilustrasi Mata Uang Garuda. Foto: Dok KabarBursa.com

Poin Penting :

    KABARBURSA.COM - Nilai tukar rupiah berpeluang menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa, 14 Oktober 2025. Optimisme pasar menguat setelah salah satu pejabat Federal Reserve memberi isyarat bernada dovish dalam pidatonya semalam.

    Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.15 WIB, rupiah diperdagangkan di level Rp16.566 per dolar AS, menguat 7 poin atau 0,04 persen dibandingkan penutupan perdagangan Senin di Rp16.573 per dolar AS.

    Di saat bersamaan, Trading View melaporkan mayoritas mata uang Asia juga terapresiasi terhadap dolar AS. Sentimen positif tumbuh di tengah harapan baru terkait lanjutan negosiasi dagang antara Washington dan Beijing.

    Analis NAB, Rodrigo Catril, menuturkan Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menunjukkan optimisme terhadap kesinambungan dialog dengan China. Namun ia menegaskan, “semua opsi tetap terbuka” sebagai respons terhadap pembatasan ekspor logam tanah jarang (rare earths) yang diberlakukan Beijing.

    Kedua kekuatan ekonomi terbesar dunia itu disebut masih membuka kemungkinan berlangsungnya pertemuan puncak Trump–Xi pada akhir bulan ini. “Ekspektasi terhadap KTT tersebut memberi dorongan psikologis bagi pelaku pasar,” ujar Catril.

    Data LSEG memperlihatkan USD/KRW naik tipis 0,1 persen ke 1.427,20, USD/CNH stabil di 7,1358, sementara AUD/USD bergerak datar di 0,6512.

    Dari sisi kebijakan moneter, Gubernur The Fed Bank of Philadelphia, Anna Paulson, menegaskan dukungannya terhadap dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing sebesar 0,25 persen hingga akhir tahun. Ia menilai kebijakan moneter semestinya tidak terguncang oleh efek sementara tarif terhadap inflasi konsumen.

    “Bagi saya, poin utamanya adalah tidak ada indikasi bahwa tekanan harga akibat tarif akan bertransformasi menjadi inflasi yang berkelanjutan,” ujar Paulson dalam forum tahunan National Association for Business Economics di Philadelphia.(*)

    Dapatkan Sinyal Pasar Saat Ini

    Ikuti kami di WhatsApp Channel dan dapatkan informasi terbaru langsung di ponsel Anda.

    Gabung Sekarang

    Jurnalis

    Pramirvan Datu

    Pram panggilan akrabnya, jurnalis sudah terverifikasi dewan pers. Mengawali karirnya sejak tahun 2012 silam. Berkecimpung pewarta keuangan, perbankan, ekonomi makro dan mikro serta pasar modal.